Chapter 3

50.5K 4.6K 75
                                    

Pagi ini, orang tua Airell kembali bertengkar. Padahal mereka sudah memutuskan untuk bercerai semalam, bahkan Brahyuda sudah mengirimkan surat pengajuan gugatan cerai untuk Mira. Tapi kini, mereka mulai memperhitungkan soal harta gono-gini.

Tidak ingin berlama-lama didalam tempat bagai neraka itu, Airell segera menghabiskan susunya dan mengambil tas untuk keluar. Ia menunggu jemputan Chika didepan gerbang, karna sahabatnya itu lama sekali Airell memutuskan untuk keluar komplek dan menghubungi Chika. Agar gadis itu menjemputnya di sana saja, tidak enak juga kalau Chika tau suasana rumah Airell pagi ini.

TIN... TIN...

"WOI! MINGGIR! MAU MATI LO HAH?!!"

Airell menoleh dan matanya langsung melebar melihat motor yang melaju menuju Airell, seketika Airell sadar dia sedang berada ditengah-tengah jalan. Astaga, ini karna Airell memainkan handphone sambil berjalan, dia jadi tidak fokus.

Terbengong seperti orang bodoh, pengendara itu lebih dulu mengelak sebelum menabrak tubuh Airell yang tak juga berpindah dari tempatnya. Namun, karena membelokkan stangnya terlalu tajam membuat pengendara itu terjatuh bersama motornya di trotoar.

Brak

"Eh?!" Airell tersadar begitu mendengarkan suara tubrukan yang keras, ia mendekati cowok yang mengendarai motor tadi, membantunya bangkit, saat mereka sama-sama berdiri, cowok itu menepis kasar tangan Airell.

"Lo gila hah?! Mau mati?!!" Bentak cowok itu seraya membuka helmnya, mata coklat gelap memandang Airell sangat tajam dan penuh amarah.

"Sorry, gue ga fokus."

"Huh, kalo gue ga cepet ngelak. Lo pasti udah ketabrak! Lagian orang udah teriak, lo malah diem kaya patung di sana!" Omelnya sambil menunjuk dimana tempat Airell berdiri tadi.

"Iya, gue salah, udah minta maaf. Ada yang perlu diganti gak? Motor lo ga rusak?" Tanya Airell berusaha baik, biar bagaimanapun ini murni karna kesalahannya.

Cowok itu seketika menatap motornya, melihat kap lampu depan dan sebelah kaca spionnya yang pecah, ia menghela nafas. "Nomor lo berapa? Gue simpan dulu, nanti gue hubungin berapa biaya ganti ruginya."

Airell menyambut handphone cowok itu, kemudian mengetikkan sejumlah nomor ponselnya.

"Udah,"

"Airell?" Tanyanya sambil melihat nama gadis itu yang sudah tersimpan di kontak.

"Iya,"

Cowok itu mengangguk kemudian memakai helmnya kembali, sebelum ia sempat pergi Airell menatap lambang pada seragamnya. SMA BATI NUSA.

Entah kenapa nama sekolah itu mengingatkannya pada sesuatu, salah satu plot penting novel. Turnamen olahraga antar SMA GANESHA, SMA BATI NUSA, dan SMA TRANTATA. Yang menjadi latar tempat utama selama novel berjalan, SMA GANESHA.

Dan seharusnya itu tidak terjadi lama lagi, mengingat bagian Airell yang sudah menganggu Aidan selama pindah kelas ke 11 IPS 5 dan merebut waktu cowok itu dari pemeran utama wanita.

Yah, sampai saat ini Airell belum bertemu dengan tokoh-tokoh penting, kecuali second male; Raden, kebetulan mereka sekelas. Dan juga Galen, ketos itu berperan penting dalam kisah cinta pemeran utama wanita. Perasaannya tiba-tiba tidak enak mengingat cowok yang baru saja Airell jumpai tadi.

"Apa dia salah satu tokoh yang terlibat dalam plot kali ini? Tapi, siapa? Cuma ada empat protagonis pria, selain Aidan, Raden, dan Galen... Atau, antagonis pria?!" Airell seketika terjangkit kaget dengan ingatannya sendiri, mata gadis itu melebar sampai Airell tersadar karna suara klakson dari mobil Chika.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang