Chapter 18

21.5K 2.4K 151
                                    

"Gimana?" Tanya Airell penuh harapan.

Galen mengangguk-anggukkan kepalanya menatap sebuah proposal yang sedang ia pegang, tatapannya tetap fokus; sama sekali tak melirik Airell sedikitpun yang raut wajahnya berubah cemberut.

"Lo ga mau muji gue gitu? Ga ada 'loh, yang proposal nya sebagus buatan gue." Sindir Airell dengan bibir mencebik sedikit kesal.

Galen akui, proposal Airell memang bagus. Sejak pertama kali ia menyuruh gadis itu; pekerjaannya memang tak diragukan lagi, seakan Airell memang mengerti dan sering mengerjakan itu. Sebenarnya, Racia dulu adalah anak OSIS— dengan jabatan sekretaris. Dia sudah biasa membuat laporan-laporan dan proposal OSIS, jadi saat dimintai tolong oleh Galen, Airell tak merasa keberatan dan bingung lagi.

Tapi anehnya, entah kemana sekertaris OSIS GANESHA, sudah dua kali Galen menyuruhnya. Padahal, seharusnya ada yang menempati posisi itu.

"Lumayan," Jawab Galen meletakkan proposal nya di meja, "Makasih ya." Lanjut Galen tersenyum tipis.

Deg Deg Deg

BUNDAAA ANAKMU BAPER DIBUAT KETOS.

Terlihat garis pink dikedua pipi Airell, gadis itu membalas tersenyum dan menundukkan kepalanya dengan malu.

Galen merasa gemas dengan tingkah Airell, ingin mencubit pipi chubby itu; tapi ia tahan, sekuat tenaga Galen tidak boleh kelepasan. Padahal di dalam hati gadis itu, Airell sepenuhnya rela Galen mau menyentuh pipinya kah, mengusap rambutnya, atau bahkan menciumnya?

Boleh, boleh, boleh.

Tak lama dari itu, bel pulang berbunyi nyaring. Sontak membuat Airell segera bangkit dari tempatnya duduk.

"Gue ambil tas dulu," Pamit Airell kemudian berjalan keluar dari ruang OSIS. Begitupun Galen segera bergerak menjemput tasnya dikelas.

***

Di rooftop GANESHA sepasang siswa-siswi memakai seragam SMA tersebut berdiri saling berhadapan, ah tidak lagi begitu sang cowok maju dan mengungkung gadis dihadapannya.

Menatap setiap inci pahatan wajah gadis itu; hidung mancung, bibir tipis merah muda yang indah, bulu mata lentik, alis tebal, dan netra coklat yang terang.

Dari segi rupa, gadis ini sangat menarik— tentu saja dibandingkan perempuan yang bahkan jauh lebih cantik diluar sana, gadis ini seperti mempunyai magnet untuk menarik seseorang kedalam pesonanya.

Dia berbeda dari yang lain, sungguh; seperti ada pendorong untuk terus-menerus menatap gadis ini. Apalagi dirinya seperti mempunyai tali penghubung yang kuat, sejak awal mereka bertemu ia juga tak mengerti mengapa berulangkali membawa dirinya terlibat dalam suatu keadaan yang ada gadis ini di sana. Padahal, sebenarnya ia tak ingin.

Seperti ada yang mengendalikan dirinya dalam satu waktu, memaksanya untuk melakukan hal itu— seakan ia harus, dan tubuhnya akan bergerak sendiri tanpa diminta. Ini gila! Hidupnya seperti berada didalam suatu kendali.

"Ini 'kan, yang lo mau?"

"Sebutin, tujuan lo Key Wanson!" Titah Aiden melanjutkan dengan nada rendah, sukses membuat Key menelan ludahnya sendiri dengan bersusah payah.

Bahu gadis itu di cengkram pelan oleh Aiden, tidak sakit namun cukup membuat bulu kuduk Key berdiri.

"Gue ga suka bertele-tele, sejak awal... Lo sengaja kan?" Tuding Aiden tersenyum miring.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang