"Telah ditetapkan, saudara Jarrel Lorico Verdigan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup."
Toktok
Toktok
Toktok
Tiga kali, bunyi palu hakim yang tidak bisa diubah keputusannya.
Jarrel tertegun, tubuhnya menegang— duduk di sebuah kursi yang berada tepat di depan meja ketiga hakim.
"Dan saudari Teresa Akila, dijatuhi hukuman eksekusi mati setelah menusuk mendiang Galen Ferdio Sanjaya."
"Waktu pelaksanaan eksekusinya, pada pukul 17.59 sore hari ini..."
Toktok
Toktok
Toktok
Teresa mengangkat wajahnya terkejut, menoleh pada Jarrel yang membisu tidak bisa melakukan apapun. Seketika Teresa merasa panik sendiri, sedangkan Jarrel masih lebih beruntung karena nyawanya dapat tetap bertahan sampai ajal yang tertentukan.
Sedangkan ajalnya? Sudah ditentukan sore ini.
Persidangan selesai, semua saksi yang berhadir segera keluar dari ruangan. Para polisi mengamankan Jarrel dan Teresa untuk kembali dibawa kedalam penjara, sementara tersisa seorang gadis yang memakai gaun berwarna pink tengah menyaksikan sendiri pemberontakan Teresa.
Gadis itu ditampar berkali-kali oleh polwan karena dianggap menyusahkan dan memperlambat tugas mereka.
Airell menggeleng pelan melihat semuanya, "Gue memang adalah tokoh novel yang sebenarnya, antagonis yang naik kasta jadi protagonis. Tapi siapa sangka, sekarang dunia ini ada di dalam genggamannya gue. Termasuk penulisnya..."
Senyum miring terbit dibibir gadis itu, sangat puas. Sungguh rasanya Airell lega sudah mengantarkan keadilan bagi tokoh Galen, dirinya dan Kenzo mungkin tidak bisa bersatu setelah dua dimensi yang mereka jalani bersama-sama.
Namun waktu yang singkat itu, sudah banyak memberi Airell pelajaran berharga dan makna yang akan dikenangnya abadi. Ya, seperti janji Albar; lebih tepatnya janji Fano dan ketentuan sistem. Jika novel ini dapat selesai, semua tokoh akan mendapatkan kehidupan yang abadi tanpa kematian.
Airell tidak begitu tertarik, sebab berapa juta tahun pun dia bernafas dan membuka matanya menatap dunia. Tidak ada jiwa Kenzo yang menemani Airell di sisinya, atau setidaknya wajah Galen yang bisa ia tatap. Semuanya telah menjadi kenangan yang hanya tertinggal di hatinya dan akan membekas sampai kapanpun.
Airell kemudian bangkit, keluar dari ruang persidangan. Bertemu dengan Fam di depan pintu, senyumnya kembali mengambang. Airell mengucapkan terima kasih tanpa suara, hanya bibirnya yang bergerak dengan ekspresi tulus.
Fam mengangguk, setidaknya ada hal yang bisa ia berikan untuk kompensasi telah menyulitkan Airell selama ini. Keduanya melangkah bersama-sama dari sana, sesampainya di luar mereka bertemu dengan Orezo yang senantiasa berada disisi Airell akhir-akhir ini.
Orezo kembali mendapatkan tugas lamanya, setelah Jarrel lalai menjaga Airell. Dulu, sebenarnya yang bertugas menjaga putri Verdigan ini adalah Orezo sendiri. Namun semenjak kedatangan pemuda yang menyandang marga Verdigan masuk ke keluarga itu, Orezo hanya ditugaskan untuk mengurus pekerjaan kantor saja.
"Perlahan nona..." Ucap Orezo meletakkan tangannya di atas pintu mobil, melindungi kepala Airell agar tidak sampai terbentur.
Setelahnya, Orezo pun memutari mobil menuju kursi kemudi. Membuka kaca di bagian kursi Airell, "Gue duluan, Fan. Thanks buat semuanya." Kata Airell tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]
FantasyTERBIT!!! TERSEDIA DI SHOPPE DAN TOKOPED @Olympian Sidoarjo [ INCOMPLETE ] FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! Konten terasa sensitif bagi beberapa orang, menggunakan mental baja, siap? Plagiator, diem deh! Jangan cari masalah! ______________ Racia Vernatt...