"Mba, ini manisannya mau diletak-"
Tiba-tiba, ucapan Syazwa malah terhenti di saat dirinya menatap kehadiran sosok lelaki di hadapan Syafira.
"Di-dia?" lirihnya dengan pandangan yang saling bertautan dengan lelaki tersebut.
"Eh, Wa? Ada apa?" tanya Syafira, membuyarkan keduanya.
"A- eh, Mba ada tamu, ya? Yaudah, kalau gitu Awa ke dalam dulu, ya?" pamitnya. Namun, langsung dicegah oleh Syafira. "Eh, tunggu! Sini dulu, Mba mau kenalin kamu dulu sama adik sepupu Mba," ucap Syafira yang malah membuat Syazwa membulatkan matanya.
Sedangkan, lelaki itu malah sibuk dengan pemikirannya sendiri. Entah apa yang saat ini terbesit di dalam benaknya, namun yang pasti itu adalah tentang mereka.
"Astaghfirullah, Mba kayanya kapan-kapan aja, deh. Awa ke dalam dulu, ya? Awa lupa matiin kompor," alibinya yang langsung berlari masuk ke dalam rumah.
"Loh?" terkejut Syafira, yang malah diakhiri dengan gelengan kepala.
"Mba," panggil lelaki itu—Ehan Alfarizi Zain. Ya, Ehan adalah sepupu bagi Syafira, yang lebih tepatnya adik baginya, anak dari bibinya yang mana pihak dari ibunya.
Syafira yang merasa terpanggil pun langsung mengalihkan arah pandangnya kepada Ehan.
"Dia Syazwa Analisa Syafa Maher?" tanya Ehan, terlihat dipenuhi akan keseriusan.
"Kamu kenal dia?"
"Jadi, benar Mba?"
"Iya, tapi-"
"Alhamdulillah ... Yaa Allah!" lirihnya terlihat begitu bersyukur.
"Loh, kamu kenapa, Dek?"
"Mba ingat kejadian beberapa minggu yang lalu? Yang pernah aku ceritakan?" tanyanya, membuat Syafira menganggukan kepalanya mengiyakan.
"Itu adalah dia, Mba."
Sontak, Syafira membulatkan matanya terkejut. "Kamu serius?" tanya Syafira.
"Iya Mba. Tapi, sebelumnya Mba kenapa bisa kenal sama dia?" tanyanya penuh heran.
"Kamu ingat hari di mana kamu akan melamar seorang gadis?" Ehan mengangguk.
"Nah, di hari itu, Mba gak bisa datang tiba-tiba, karena Mba nolongin gadis yang habis kecelakaan. Dan gadis itu adalah dia."
"Jadi?"
"Iya, tapi sekarang keadaannya udah mulai membaik, kok. Kamu gak usah khawatir gitu," ucap Syafira yang malah diakhiri dengan ejekan.
"Jangan ngeledek, Mba!" kesal Ehan yang malah mengundang tawa Syafira.
...
Syazwa yang baru saja menghindari pertemuan dengan Ehan, langsung saja berlari memasuki kamar yang saat ini menjadi tempat sementara baginya.
Dengan perasaan yang tak karuan, Syazwa malah menjadi uring-uringan sendiri. Tak henti-hentinya gadis itu malah bolak-balik, ke sana-kemari dengan menggigiti ujung jarinya.
"Akh!" kesalnya, tiba-tiba.
"Kenapa malah ketemu dia lagi, sih?" monolognya terlihat begitu kesal.
"Lama-lama, gue gak ngerasa aman kalau gini!"
"Huh! Gue harus ngapain?"
"Awa!" panggil Syafira, tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya Syazwa.
"Iya, Mba!" jawabnya, langsung membuka pintu kamar tersebut.
"Bantuin Mba masak, yuk!" ajak Syafira, membuat Syazwa berpikir sejenak.
"Gimana, ya? Gue pengen bantuin, tapi gimana dengan dia? Bagaimana kalau dia masih ada di sini?" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exploring Love (End)
SpiritüelSyazwa Analisa Syafa Maher. Gadis keturunan arab dan mesir. Anak perempuan satu-satunya dari keluarga Maher yang terpandang seorang pembisnis. Namun, walaupun Syazwa terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, tetap saja gadis itu tidak pernah...