Chapter 35 : Izin.

96 4 0
                                    

Pagi itu Rey duduk sendirian seraya termenung diruang kerjanya. ruangan itu tak tampak seperti ruang kerja yang biasa miliknya.

Namun renungannya dibuyarkan karena suara ketukan pintu.

"masuk..." ujar Rey.

pintu pun terbuka dan terlihat seorang wanita cantik setengah paruh baya namun tetap elegan.

"mama..." kata Rey.

ya, dia adalah Raina Evelyn, ibunda Rey. Melihat Raina yang datang, dia langsung berdiri dan mendekat pada ibunya.

"Jovi bilang kamu datang tapi ga ada diruang tamu eh ternyata ada disini, gimana kabar kamu?" tanya Raina.

"Rey baik kok ma... mama sendiri gimana?? lutut mama masih sakit?" tanya Rey.

"Sehat kok, ya terkadang memang sakit. namanya juga orang tua..." jawab Raina dan Rey hanya tersenyum.

lalu keduanya pun keluar dari sana sambil mengobrol.

"kamu udah sarapan? btw gimana kabar deva? hubungan kalian baik-baik aja kan?" tanya Raina.

"aku udah sarapan kok ma..... aku dan deva udah ga pacaran lagi..." jawab.

"benarkah? kenapa? padahal mama suka banget sama deva dan berharap kalian cepat nikah" ujar Raina.

Rey tersenyum memikirkan jawaban apa yang harus dikatakan pada Raina. lalu disela-sela itu, seorang anak laki-laki datang menghampiri mereka, anak itu berumur sekitar 5 tahun.

"om Rey....!!!" ujar anak tersebut kegirangan.

"papaa... om Rey datang...!!" lanjut anak itu.

"wihhh jagoannya oom udah besar...." ujar Rey seraya berjongkok lalu menggendong anak kecil itu.

"Ren... kamu ga sekolah hm??" tanya Rey.

"ini kan minggu om... ren libur..." jawab Ren.

"om kamu itu udah kebanyakan kerja ren, makanya sampe lupa kalo hari ini hari minggu..." ujar seorang pria dari arah depan mereka.

Pria itu adalah Reymond, abang dari Rey, dan papa dari Ren.

Raina tersenyum, dia sangat senang kedua putranya berkumpul seperti ini.

"gimana kabar lo? baik pak dokter?" tanya Raymond membuat Rey sedikit terkekeh.

"baik kok. lo sama kak nay gimana?" tanya Rey balik.

"baik juga... btw tumben lo kesini..…" ujar Raymond.

"ya kan sekali-kali... emang ga boleh?"

"boleh dong.... ngomong-ngomong, gimana malam itu? lancar? kapan mau dibawa kesini?" tanya Raymond sedikit tertawa.

Rey masih bingung, dia terdiam dan berpikir keras memikirkan 'malam' yang dimaksud Raymond.

"malam kapan maksud lo?" tanya Rey.

"yaelah, malam di vila..." cetus Ray membuat Rey terdiam sejenak.

"o-ohh vila....kita bahas nanti aja ya..." ujar Rey sambil nyengir.

"kenapa Rey?? emang ada apa di vila??" tanya Raina.

"yahh mama gatau ya, dia bawa cewenya ma ke vila... kalo dilihat-lihat cakep juga cewenya..." cetus Ray.

Rey dibuat malu oleh Ray, dia menginjak kaki abangnya dengan kesal.

"Berisik amat lo jadi manusia" cetus Rey.

"kamu punya pacar baru lagi Rey?? kenapa ga dikenalin ke mama" tanya Raina.

"ga kok, jangan dengerin abang. dia mah suka ngawur ga jelas..." cetus Rey lagi.

Farfalla BluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang