Chapter 6 : Pernikahan Kontrak.

331 7 0
                                    

Matahari mulai terbit dari timur dan pagi hari pun tiba, setelah lelah karena pesta semalam, kal memutuskan untuk bersantai dirumah hari ini, ya hari itu adalah hari minggu, hari dimana semua orang mengabiskan waktu luang bersama orang terkasih.

Saat ini kal sedang memasak di dapur, mereka memang punya koki pribadi, tapi dalam hal memasak, kal lebih suka melakukannya sendiri karena itu dapat baginya menyiup bau masakan akan dapat menenangkan pikirannya.

Kal memasak sendiri kali ini, tidak ada pembantu atau keluarga yang membantunya. karin dan Maura masih dikamarnya, mungkin sedang mandi.

selesai masak dan menyajikannya diatas meja, barulah Kal memanggil semua anggota keluarga, mereka hanya tinggal bertiga, how about papanya kal? dia sudah meninggal 5 tahun lalu.

Maura dan Karin sudah berada di meja makan sekarang.

"udah lama gua ga makan masakan lo" ucap karin dan membuat Kal tersenyum.

lalu tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi, semua orang bertanya-tanya siapa yang datang.

"mungkin pacar gua" ucap karin.

"bentar gua coba liat" ujar kal dan langsung membukakan pintu melihat siapa yang datang.

Dan dugaan karin salah, itu adalah Arka bukan Arga.

"haii, morning..." sapa Arka.

"halo, masuklah..."

Arka pun masuk dan berjalan mengikuti Kal.

"Siapa yang datang kal?" teriak maura dari arah ruang makan.

"Arka ma..." balas teriak Kal.

"semua orang lagi sarapan, kamu udah sarapan? mau ikutan sekalian kalo belum"

"ah, why not... gua langsung kesini tadi ga sempat sarapan"

Mereka pun berjalan bersama ke ruang makan dan langsung duduk disalah satu kursi yang bersebelahan.

"Gua kira pacar gua yang datang, ternyata pacar lo, calon ipar gua" ganggu Karin.

Kal sangat malu, ia mengisyaratkan pada karin untuk diem dan berhenti mengganggunya.

"ayo makan kakak ipar" ucap Karin.

Karin memang tak bosan mengisengi Kal, lalu tak lama terdengar bunyi suara bel lagi.

"Nah kali ini pasti pacar gua, ga mungkin pacar mama kan" Ucapan Karin membuat semua orang tertawa geli.

"kamu yakin rin? gimana kalo itu tukang servis kulkas? emang kamu mau pacaran sama tukang servis kulkas?" kali ini ucapan maura juga membuat semua orang semakin tertawa geli.

"ahhh mama mah.... lagian ga mungkin tukang servis datang pagi-pagi" rengek karin.

Dan semua orang tertawa melihat candaan itu.

Karin pun pergi membukakan pintu, dan benar itu adalah Arga pacarnya, dan dia langsung membawa sang kekasih ke ruang makan untuk makan bersama.

"Wleee, kali ini bener pacar gua" ujar karin membuat semua orang terkekeh.

"masa kamu dibilang mama tukang servis kulkas by"

"waduh bisa tuh tan aku cosplay jadi tukang servis kulkas" canda Arka.

"Udah-udah, kapan kita makannya kalo bercanda terus, kasian perut calon istri gua udah bunyi daritadi" ucap Arka membuat pipi kal memerah dan membuat semua orang gemas.

"wihh ada calon ipar gua, first time nih gua makan bareng sama kal dan calon suaminya" ucap Arga.

Arga dan karin pun duduk bersebelahan bersiap untuk makan

"ini juga first time kamu makan masakannya kal loh by" ujar karin.

Mereka pun mulai mencipi makanan tersebut

"kok kayaknya keasinan ya? kal kamu pengen cepet-cepet nikah ya sama Arka?"

"masa sih ma? orang tadi aku rasanya garamnya udah pas kok" jawab kal.

"iya bener kal, ini keasinan" lanjut karin.

"pengen cepet-cepet sah kali mereka" canda nathan.

"bener kal?" tanya Maura.

"mamaaaaaa.... mama apaan sih? yaudah kalo emang keasinan jangan di makan, aku juga gatau kenapa bisa keasinan padahal tadi udah pas" ucap kal dan memasang wajah cemberut.

"mama bercanda sayangg, ini masakan kamu enak banget kok, iya kan?" ucap Maura.

"iya kal kita cuma bercanda jangan marah dong." ujar karin.

"masakan lo enak banget kal, lo mah udah cantik pinter masak lagi, beruntung Arka bisa nikahin lo" ujar Arga.

Kal tetap saja kesal karena candaan mereka, dia beranjak dari meja makan dan pergi ke kamarnya.

"ngambek dah" kata Maura.

"Mama sih pake bercanda soal nikah, udah tau tu anak sensitif banget soal pernikahan" ujar Karin.

"biar aku coba bujuk tan" Arka mengajukan diri dan langsung menuju ke kamar Kal.

Tok.... Tok.... Tok.....

"Kal......, boleh gua masuk?"

"masuk aja"

Arka pun masuk dan terlihat kal sedang berada di balkon.

"Mereka cuma bercanda kal, masakan lo beneran enak dan pas kok, ga keasinan masa sekali"

"aku tau, aku cuma kesal karena mama ngomongin pernikahan"

"ada apa? apa yang buat lo kesal? apa lo belum siap nikah sama gua?"

Kal menganggukan kepalanya mengiyakan penyataan Arka.

"Jangan khawatir, ini cuma pernikahan kontrak. memang benar kedua orang tua kita mengharapkan kita bisa saling mencintai jika nikah nanti, tapi gua ga bisa, gua juga ada pacar kal. Dan gua buat perjanjian rahasia sama mama gua, kalo saham kedua perusahaan kita naik dalam setahun, kita bisa bercerai" Jelas Arka.

"Pernikahan ini cuma formalitas. hanya saja didepan umum dan orang tua kita, kita harus benar-benar terlihat seperti pasangan" lanjut Arka.

"apa itu artinya aku masih ada kesempatan untuk cari pria itu?" guman hati kal.

"hari ini hari Minggu, gua udah minta izin ke mama lo mau ajakin lo jalan, lo mau?" tanya Arka.

"aku siap-siap dulu"

"oke gua tunggu di bawah"

Arka turun dan menunggu diruang tamu sementara kal bersiap-siap.

Disaat kal bersiap-siap, karin tiba-tiba masuk dan mulai mengisenginya lagi.

"cie yang mau ngedate... bisa nih kita double date" ucap karin

"ga, gue gamau"

"yaelah masih ngambek lo? udah gue-lo nih, udah beradaptasi ceritanya?"

kal tidak menjawab ucapan karin, dia langsung turun ke bawah dan pergi ngedate bersama Arka.

Arka membawa kal berjalan-jalan di sebuah mal, dan hal yang terduga malah terjadi. Mereka berpas-pasan dengan Rey yang memakai jas, ya dia pasti sedang ada bisnis di mal tersebut.

To Be Continued 🧡

Farfalla BluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang