Chapter 25: Sarang Ghaib

1.9K 286 11
                                    

Jika ada orang yang begitu senang dengan lamaran putrinya, tentu orang itu adalah Angga. Berkat perasaan para raja dan pangeran terhadap anaknya, dirinya sekarang memiliki sepuluh ekor sapi dan sepasang ekor kerbau.

Meski Pangeran Satria harus menelan pil pahit atas penolakan orang yang ia suka, tetapi pemuda itu dengan tangan terbuka menawarkan perdamaian serta kerjasama kepada Gandawarman mengenai ekspor dan impor. Hari ini Ayu Shita harus menjaga kapal yang akan membawa bahan baku pangan ke Suryaloka.

Melihat ayahnya tengah menggembala di persawahan, senyum Ayu Shita terukir. Ia lalu membawa Ashura pergi dari sana, hendak kembali ke istana.

Di tengah perjalanan dirinya berpapasan dengan Cahya Ningrum. Perempuan itu membawa satu bakul penuh sayuran. Cahya Ningrum tertegun sejenak melihat Ayu Shita. Siapa sangka, wanita yang membantunya dengan memberikan tiga keping koin emas, kini menjadi Mahapatih di kerajaan tempatnya tinggal.

“Patih!” panggil Cahya Ningrum begitu Ayu Shita melewatinya.

Ayu Shita seketika memberhentikan kudanya, menoleh ke belakang, menatap Cahya Ningrum. Penari itu juga melihat ke arahnya.

“Terima kasih,” ucap Cahya Ningrum tersenyum kecil.

Terima kasih?

Ayu Shita ikut tersenyum mendengarnya. Apakah sekarang hidup Cahya Ningrum sudah lebih baik? Entahlah. Namun satu yang pasti, Ayu Shita tidak lagi melihat aura hitam pada dirinya. Sepertinya, pemikat itu telah dilepas.

Tanpa berniat membalas, Ayu Shita menjalankan kudanya lagi. Dirinya sedang mengganti pakaian--melepaskan selendang yang melilit tubuh atasnya dan memakai baju zirah--saat merasakan keberadaan Randini. Ia lantas menoleh melihat Randini telah berdiri di belakangnya. Dari ekspresi wajahnya yang terlihat ragu, sepertinya perempuan itu ingin mengatakan sesuatu padanya.

Maka dari itu Ayu Shita berbalik. “Ada apa?” tanyanya membuat Randini bergerak salah tingkah.

“Aku bosan berada di istana. Ajaklah aku pergi bersamamu,” jawab Randini.

Bosan katanya? Ayu Shita berkedip heran dibuatnya.

“Apakah hantu juga bisa bosan?”

“Tentu saja bisa. Bagaimanapun juga aku dulu pernah menjadi manusia.”

“Tidak. Tetaplah di sini,” tolak Ayu Shita.

“Aku berjanji tidak akan mengganggu. Aku hanya ingin dibawa jalan-jalan. Itu saja!” Randini memohon.

“Baiklah.” Ayu Shita membolehkan setelah menghela napasnya. Sesekali menyenangkan Randini tidak ada salahnya. “Masuklah.”

Senyum Randini merekah lebar. Ia melayang dan masuk ke dalam tubuh Ayu Shita. Pada dasarnya, tubuh adalah rumah bagi jiwa dan roh. Seperti halnya rumah, tubuh juga memiliki sekatnya masing-masing. Anggap saja, alam bawah sadar adalah sebuah kamar. Yang mana, pintunya tertutup rapat.

Roh Ayu Shita berada di kamar, sedangkan Randini berada di luar. Itulah mengapa meski ada dalam satu raga, Randini tidak bisa mengambil alih tubuh Ayu Shita. Sedangkan saat seseorang tidak bisa mempertahankan pintu kamarnya agar tetap terkunci, sudah bisa dipastikan orang tersebut akan kerasukan.

Saat sudah berada di pelabuhan, tiba-tiba Dyah Nimas mendatanginya. Sejak menjabat menjadi Mahapatih, kekasihnya semakin sibuk. Waktu untuk berdua semakin berkurang. Dan sekarang ia harus berpisah beberapa hari karena perjalanan Ayu Shita memakan waktu cukup lama.

Ya, meskipun kekasihnya masih akan kembali.

Tapi tetap saja.

Kenapa harus pergi lama.

Kekasih Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang