Hari ini tepatnya sudah dua minggu aku menjadi anak kelas XI. Orang bilang masa sekolah itu merupakan masa yang paling indah dan seru. Terutama masa SMA. Masa paling kental dengan yang namanya persahabatan dan percintaan.
Tapi kenapa hanya aku yang tidak merasakannya? Apa aku bukan anak remaja normal? Maksudku, hidupku rasanya membosankan. Apalagi saat aku sudah masuk ke SMA.
Apakah ada yang salah denganku?
"Gak ada yang salah sama diri lo, Ra. Cuma..." Syifa menggantungkan ucapannya. Membuatku penasaran.
"Cuma apa?"
"Cuma hidup lo kurang berwarna," lanjutnya.
"Syif, bisa gak sih kamu ngomongnya lebih spesifik. Gak usah pake kata kiasan. Aku lagi males mikir. Maksudnya aku harus mengecat hidupku begitu?" omelku. Aku benar-benar tidak mengerti.
Fazriana yang duduk di sebelahku langsung menepuk jidatnya. Lalu berujar, "Maksud Syifa, kamu perlu merasakan cinta."
Aku terdiam sejenak. Mencoba menafsirkan kalimat dari sahabatku itu.
"Tapi aku sudah merasakan cinta. Cinta dari ayahku dan dari kalian berdua," jawabku sambil tersenyum lebar.
Syifa memutar bola matanya lelah. Dari ekspresinya, sepertinya ucapanku kontras dengan yang mereka maksud.
"Maksud gue lo harus punya pacar!"
"Apa hubungannya punya pacar sama hidup yang berwarna?" tanyaku lagi.
Kedua sahabatku mulai berdecak sebal.
"Gini nih kalau sehari-harinya ketemu rumus sama tumpukan buku. Jadinya gak tahu rasanya pacaran kayak gimana," sindir Syifa.
Kini giliranku yang berdecak kesal. Aku bukannya tidak mau pacaran. Aku hanya malas saja harus melakukan rutinitas seperti chatting-an sama pacar, menanyakan sesuatu hanya untuk basa-basi, teleponan berjam-jam membahas hal random, galau gak jelas, overthinking kalau pacar nggak ada kabar. Bagiku itu semua membuang-buang waktu.
Aku lebih suka membaca novel, menonton film, belajar hingga larut malam atau melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat tentunya.
Seakan tahu apa yang ku pikirkan, Syifa langsung menepis semua yang ada di benakku.
"Ra, cinta gak cuma tentang hal-hal negatif doang. Hidup lo akan lebih berwarna, kalau lo punya pacar. Karena cinta bisa bikin lo semangat tiap ke sekolah, bikin lo pengen cepet-cepet bangun pagi karena pengen ketemu Ayang. Terakhir ... cinta bisa bikin lo bahagia," jelas Syifa panjang lebar.
"Tapi Fazriana gak gitu, tuh? Dia kelihatan gak semangat tiap pagi. Padahal dia juga punya pacar," sanggahku.
"Iya, dia emang punya pacar, tapi jauh banget. Meuntas laut, leuweung, gunung~" (Menyebrang laut, hutan, gunung). Tawa yang amat renyah keluar dari mulut Syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Twenty-six
Teen FictionHaira -si gadis insecure- tiba-tiba menemukan buket bunga anyelir di lokernya dari sosok misterius. Setelah mendapat buket itu, segala hal dalam hidup Haira mulai berubah. Kira-kira siapa ya sosok misterius itu? Apakah Haira akan dengan cepat menge...