Asap knalpot mengepul dari berbagai kendaraan. Terkhusus kendaraan beroda empat. Jalanan tampak padat merayap. Maklum, jam pagi memang selalu begitu di Cianjur. Banyak orang yang tengah berangkat kerja ataupun berangkat sekolah.
Itu pun hanya di beberapa tempat saja. Kebetulan arah sekolahku memang melewati salah satu jalan yang selalu kena macet.
Suara bising dari klakson yang dibunyikan para pengendara yang tak sabaran itu memekakkan telinga. Duh, pagi-pagi sudah bikin kesal saja. Seakan hanya mereka saja yang sedang terburu-buru.
Beginilah situasi jalanan di sekitar pukul tujuh. Kalau bukan karena nungguin Yuta, mungkin aku sudah sampai di sekolah sekarang.
Tiap kali aku mengeluhkan keterlambatan Yuta dalam menjemputku, dia selalu menjawab, "Biar bisa lama-lama sama kamu." Bikin kesel mulu emang ini anak bujang satu.
Setelah melewati Jalan K.H. Abdullah Bin Nuh, kami akhirnya bisa melaju dengan nyaman. Namun, tiba-tiba saja Yuta bertingkah aneh. Maksudku dia memang selalu aneh dan tidak bisa ditebak. Tapi kali ini, dia seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu. Pemuda itu beberapa kali melihat ke spion. Dia juga membawa motornya terlalu tergesa-gesa. Seperti sedang dikejar-kejar seseorang. Ada apa dengan Yuta?
Di tengah kebingunganku ini, tiba-tiba saja Yuta meminggirkan motornya ke tepi jalan.
"Ra, aku kelupaan sesuatu. Kamu gak apa-apa kan berangkat sendiri?" tanyanya.
Aku mengangguk patah-patah. "Iya, gak apa-apa. Lagi pula, sebentar lagi sampai kok. Aku bisa naik angkot," ucapku tak keberatan.
Tak sempat aku bertanya tentang apa yang terjadi, Yuta segera bergegas melajukan motornya. Namun ke arah yang berlawanan. Mau ke mana dia? batinku dalam hati.
Tiba-tiba seseorang yang memakai hoodie berwarna hitam dengan mengendarai motor Yamaha WR 155 R hitam melewatiku dengan kecepatan tinggi. Ku lihat dia seperti tengah mengikuti Yuta dari belakang. Siapa pemuda itu?
Tunggu! Sepertinya aku pernah melihatnya. Bukankah dia pemuda yang kemarin mengawasi kami di kelas? Pakaiannya pun persis seperti yang dipakai oleh pemuda kemarin, memakai hoodie berwarna hitam dan memakai masker. Semoga pemuda itu bukan orang jahat.
🌸🌸🌸
Satu mangkuk batagor + siomay dan satu cup teh poci rasa apel sudah tersaji di atas meja kantin. Perutku rasanya tak sabar ingin menyantapnya. Aku menyendok batagor lalu ku masukkan ke mulut. Namun, saat ujung sendok baru saja menyentuh bibirku, tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang memanggilku dari kejauhan.
"Airaaa~ Oh Airaaaa~" Aku melihat ke sumber suara. Ah, benar saja! pelakunya adalah cowok freak se-Kencana. Siapa lagi kalau bukan Yuta. Aku sampai tidak jadi memasukkan batagor ke mulutku karena malu dilihatin orang-orang di kantin. Siap-siap aja dijadiin bahan gibah. Hadeuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Twenty-six
Teen FictionHaira -si gadis insecure- tiba-tiba menemukan buket bunga anyelir di lokernya dari sosok misterius. Setelah mendapat buket itu, segala hal dalam hidup Haira mulai berubah. Kira-kira siapa ya sosok misterius itu? Apakah Haira akan dengan cepat menge...