Di layar laptop menampakkan empat layar video di tempat yang berbeda dan kegiatan yang berbeda pula.
Di seberang sana, tampak Fazriana sedang membungkus sesuatu dengan kertas kado. Lalu Syifa, dia sedang makan banyak snack dan Rama tengah mengusap rambutnya dengan handuk.
"Heh! Cewek barbar! Tumben lo makan banyak, nanti naik kiloan nangis," celetuk Rama. Baru mulai udah ngajak ribut, gak ada habis-habisnya emang.
Alhasil Syifa melotot kesal. "Apa sih lo? Kek gak tahu gua aja. Gua lagi bingung nih, makanya makan banyak."
"Lagi bingung kenapa emang, Syif?" Aku menyaut di tengah pertengkaran mereka.
"Itu loh Ra, besok kan dies natalis. Gua bingung mau kasih kado apa buat kalian."
Di seberang sana Rama menepuk jidatnya. "Ya ampun, gue lupa! Pantesan si Fazri kelihatan sibuk ngebungkus kotak dari tadi."
Besok bertepatan tanggal 13 November, adalah dies natalis SMA Kencana yang ke-24. Biasanya pada saat itu tidak akan ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kami sibuk mengikuti kegiatan yang sudah dipersiapkan oleh OSIS. Salah satunya kegiatan yang diberi nama give.
Kegiatan ini merupakan kegiatan di mana semua murid boleh memberikan hadiah kepada siapa pun yang mereka mau, bisa kepada sesama murid, kepada guru, para staff sekolah atau kepada Abang-abang dan Mbak-mbak pedagang di kantin juga bisa. Bebas pokoknya.
Kalau aku sih sama sahabat-sahabatku emang suka saling kasih hadiah. Jadi cuma di circle kami aja. Tapi, kayaknya sekarang jadi nambah sih. Karena ada Yuta.
Rencananya, aku emang mau kasih dia hadiah spesial.
"Ngomong-ngomong kamu mau kasih Yuta apa, Ra?" tanya Syifa di seberang.
"Ada deh pokoknya," balasku sambil tersenyum.
"Aira mau hadiah apa dari gua?" tanya Rama di seberang sana. Ia masih mengusap-usap kepalanya dengan handuk.
Tanpa pikir panjang dan seperti tahun sebelumnya, aku tidak meminta yang aneh-aneh. "Novel aja deh."
Rama mengangguk lalu beralih pada Fazriana. "Kalo lo, Faz?"
Fazriana mengangkat kepalanya, ia menghentikan aktivitas membungkusnya sejenak. Dia tampak berpikir sambil bergumam. Tercipta hening beberapa saat hingga srjurus kemudian ia memberi keputusan yang bikin kami greget.
"Terserah, aku sih apa aja boleh," jawab Fazriana acuh tak acuh. Lalu melanjutkan aktivitasnya yang aku lihat dari tadi cuma pasang-lepas kertas kado aja. Gak beres-beres. Udah mah nunggu lama, unung-ujungnya jawab terserah juga.
"Berarti kalau gue kasih pup kucing mau lo?" kelakar Rama sambil tergelak.
"Asem. Gak gitu juga."
"Haha. Berchandya, berchandya~" Rama mengambil ponsel pintarnya, lalu mengetikkan sesuatu. "Oke, sip. Udah beres nih. Gue udah pesan hadiahnya tinggal nunggu dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anyelir Twenty-six
JugendliteraturHaira -si gadis insecure- tiba-tiba menemukan buket bunga anyelir di lokernya dari sosok misterius. Setelah mendapat buket itu, segala hal dalam hidup Haira mulai berubah. Kira-kira siapa ya sosok misterius itu? Apakah Haira akan dengan cepat menge...