Hanya Teman

8 2 1
                                    

Malam hari yang dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari yang dingin. Karena hujan baru saja turun. Lebat sekali disertai angin dan juga beberapa menit sekali cahaya petir datang menembus jendela kamarku setelahnya gemuruh terdengar memekik.

Di luar begitu riuh oleh perpaduan hujan, petir dan angin. Selaras dengan pikiranku malam ini yang tengah ribut.

Jujur, aku sebenarnya masih penasaran dengan identitas Tuan Anyelir tapi aku merasa buntu. Tidak tahu harus berbuat apa dan kehabisan ide. Karena 70℅ ide kemarin berasal dari Syifa. Aku tidak pandai dalam membuat strategi.

Tapi, di sisi lain otakku masih memproses pembicaraan antara aku dan Andi di dekat gudang tadi siang. Aku masih ingat jelas dengan kalimat-kalimat yang ia bisikan.

"Aku sudah punya pacar. Jadi, aku tidak mungkin menjadi pengagum rahasia kamu, Ra."

"Aku sangat mencintai pacarku. Tapi dia tidak ingin hubungan kami diketahui orang-orang."

"Katanya, fans girl-ku akan marah dan tidak suka melihat hubungan kami. Meskipun aku tidak peduli dengan itu. Ini kan hidupku."

"Tapi, setelah ku pikirkan lagi. Ternyata backstreet adalah jalan terbaik supaya pacarku bisa tetap aman."

Kalau dipikir-pikir kasihan juga ya, jadi mereka. Resiko jadi orang populer. Banyak yang suka dan mengidolakan. Tapi fans-nya kadang suka lupa diri. Mereka cuma fans tapi seakan-akan tahu segalanya. Mereka pikir mereka siapa mengatur hidup orang lain. Setiap orang kan punya kebebasan untuk memilih jalan hidup atau pasangannya masing-masing.

Huh! Aku jadi ikut kesal. Eh, anyway aku gak sabar deh lihat reaksi Syifa sama Fazriana pas denger kalau Andi udah punya pacar. Dia pasti bakal ....

Cetarrr

Ya ampun! Kaget banget. Suara petir itu besar sekali sampai aku terlonjak di atas kasur. Sepertinya semesta ingin aku segera tidur.

Ku lepas kacamataku dan menyimpannya di meja. Menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, bergegas tidur.

🌺🌺🌺

Dua piring yang sudah selesai dicuci, tersimpan di rak samping wastafel. Aku mengelap kedua tanganku agar kering. Lalu segera menenteng tas ransel yang tersimpan di sofa. Sambil berjalan menuju pintu keluar.

Di halaman depan, aku melihat ayahku tengah mencuci sepeda motor scoopy warna hijau kesayangannya. Keningku mengerut, tumben cuci motor pagi-pagi begini. Sembari memakai kaos oversize polos berwarna putih dan celana pendek selutut berwarna hijau army. Sesekali ia bersiul, tampak bahagia.

Aku mendekat sambil menatapnya penuh curiga.

"Ayah hari ini gak kerja?" tanyaku setelah sampai di dekat Ayah.

"Nggak. Hari ini Ayah sama teman-teman kantor mau touring ke pantai Jayanti," ucapnya sambil cengar-cengir.

Aku memasang wajah cemberut, "Ayah kok gak bilang dulu sama aku sih? Aku gak diajak nih?"

Anyelir Twenty-sixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang