Apakah ini cinta?

4 1 0
                                    

Tiga gadis remaja berusia 17 tahun tengah asyik melakukan rutinitas yang biasanya dilakukan oleh kumpulan gadis saat menginap bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga gadis remaja berusia 17 tahun tengah asyik melakukan rutinitas yang biasanya dilakukan oleh kumpulan gadis saat menginap bersama. Yaitu berdandan.

Syifa, satu-satunya sahabatku yang ahli dalam memainkan brush dan benda-benda berwarna itu langsung mendandani Fazriana dan aku. Tidak heran, gadis berkulit putih itu memang selalu memakai make up ke sekolah. Jadi sudah menjadi kebiasaan untuknya.

Mula-mula Syifa mendandani Fazriana. Kemudian ia akan mendandani aku. Tapi, aku bersikeras menolak karena aku takut wajahku akan terlihat aneh. Namun, Syifa tetap memaksa dan dia mengancam jika aku tidak mau didandani, maka dia akan pulang bersama Fazriana. Aku yang penakut ini tidak ingin ditinggal sendirian di rumah lantas terpaksa menuruti kemauan sahabatku.

Saat Syifa tengah mengoleskan moisturizer di permukaan pipiku, tiba-tiba saja aku teringat akan sesuatu.

"Guys, gimana sih rasanya punya pacar?"

Pertanyaanku itu sontak membuat Syifa yang tengah mengoleskan moisturizer berhenti, juga Fazriana yang tengah selfie refleks menjatuhkan ponselnya dan menoleh dengan cepat ke arahku.

"Ra, lo abis makan apa? Tiba-tiba ngebahas pacar," tanya Syifa.

"Aku cuma kepikiran aja," jawabku cepat.

"Bohong! Gak mungkin ada asap tanpa ada api. Pasti ada pemicunya kan?" tanya Fazriana seraya menatapku curiga.

Aku mendadak salah tingkah. Tapi jujur aku sendiri tidak tahu kenapa aku bersikap seperti ini.

Syifa kembali mengusapkan moisturizer, lalu mengoleskan concealer di dahi, hidung, dagu juga di bawah mata. Lalu menepuk-nepuknya dengan beauty blender.

"Jangan-jangan lo lagi jatuh cinta, ya, Ra?" celetuknya.

"Hah? Nggak kok!" sanggahku cepat.

Syifa menatap mataku sebentar seraya memicingkan kedua matanya. Aku menatap ke arah lain, takut gadis itu bisa membaca pikiranku.

"Ra, jawab pertanyaan ini dengan jujur dan cepat," pekik Syifa.

"Emm, oke," jawabku tanpa pikir panjang.

Syifa menyimpan beauty blender di meja rias. Kemudian ia mulai memberikanku beberapa pertanyaan. Fazriana mengambil ponselnya yang terjatuh tadi kemudian mendekat kepadaku, ikut memperhatikan.

"Akhir-akhir ini lo sering deg degan gak jelas gak?"

"Iya."

"Lo deg-degan kalau lagi deket sama seseorang?"

"Iya."

"Apakah orang itu Yuta?"

"Iya ... eh." Refleks aku menutup mulutku rapat-rapat.

Sial. Kok bisa keceplosan sih? Mulut oh mulut kenapa kau sangat jujur?

"Nah, kan! Apa gue bilang. Lo lagi jatuh cinta, Ra. Dan lo jatuh cinta sama Yuta. Udah gue duga," pekik Syifa. Puas dengan penyelidikannya.

Anyelir Twenty-sixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang