Tentang Renjana

265 22 0
                                    

Sore ini, langit tengah bersedih. Aku tengah mendengarkan musik dari ponselku sambil menatap sendu ke arah jendela yang entah berembun atau beruap, sampai akhirnya aku tersadar kalau aku tengah memasak air untuk seseorang.

Sontak saja aku berlari ke arah dapur, mematikan api dan membawa lap untuk seseorang tadi. Orang yang ada dibalik pintu ini, dia..

Untung saja ia tidak bangun sampai aku selesai mengopres keningnya, suhu badannya mungkin akan menurun setelah satu malam. Aku harap begitu, aku hanya berharap dia cepat pergi dari sini.

Sungguh! Aku tidak benar-benar membencinya hingga aku menemukan secarik kertas dari jaket yang ia kenakan sampai rela demam karena kehujanan menuju rumahku. Didalamnya sudah bisa terlihat kalau itu ditulis dengan tinta biru sebab beberapa tulisan diantaranya terkena air hujan. Saat ku buka, aku mengangguk faham seolah mengerti. Tapi jujur, memang karena tulisannya masih bisa terbaca.

Seketika, segala rasa penasaran tentang secarik kertas dan apa isi yang ada di dalamnya hanya membuatku menyesal karena terlalu penasaran tentang kepunyaan orang lain. Harusnya aku tidak sepenasaran ini, sial!

Langkahku, membawaku pergi dari depan pintu, menyimpan semuanya kembali pada tempat yang semestinya.

Untuk Juan..

Lebih baik bukan kalau aku memanggilmu Kakak, setidaknya sekali seumur hidupku.

Kak Juan.. hehhe..

Ah sudahlah, Juan, aku minta maaf karena telah mengambil semuanya darimu. Mulai dari Ayah, kasih sayang, dan cinta semua orang.

Aku tidak pernah mengira akan sejauh itu perasaanmu pada Nara, yang sebenarnya kami adalah sahabat dekat, dan selamanya akan menjadi sahabat dekat. Kau tahu kenapa?

Karena aku tak sempurna.

Nara lebih baik bersama orang yang sehat, dan juga tak cacat sepertiku.

Dalam hidup, aku mungkin tak pernah merasakan sakit. Andai aku tahu bagaimana rasanya, aku akan cepat sadar kalau kau sakit saat melihatku mendapatkan apa yang tak bisa kau miliki.

Dan alangkah baiknya lagi kalau aku pergi seperti yang kau inginkan sejak pertama kali kita dipertemukan oleh Ayah, aku ingat kau yang tersenyum walau terpaksa sebab masih ada Ayah dihadapan kita. Aku rindu masa itu, masa saat semua orang masih ada. Masa saat Ayah masih bersama kita. Aku rindu.

Juan, maafkan aku karena telah mengambil semuanya darimu. Maaf karena telah terlahir ke dunia. Maaf untuk segalanya. Dan maaf aku terlahir tidak sempurna sampai kau harus menanggung malu karena aku adalah saudaramu.

Untuk Juan, terima kasih..

Kau yang terbaik, dan hanya kau saudara terhebat di dunia.

Aku berdo'a pada Tuhan untuk kebahagiaanmu, selamanya.. kau adalah Kakak paling baik.

Semoga dengan ini aku bisa mengganti segala yang ku ambil darimu selama kuhidup. Melihatmu terbaring kesakitan didalam sana.. adalah hal paling menyakitkan. Meski tak pernah sama sekali aku merasakan sakit itu sendiri.

Hanya dengan ini, kau akan tahu bagaimana aku melihat dunia.

Semoga kau cepat sembuh..

Terima kasih, Kak Juan.

Dari aku yang tak sempurna

Kemudian berjalan dan terus berjalan menelusuri setiap sudut rumah, aku takut kalau aku melupakan sesuatu lagi hingga akhirnya aku kembali ketempat awal dan bersandar. Tempat dimana aku menatap hujan yang langitnya sendu tadi. Ah? Dan ternyata mulai gelap.

Aku menunduk ketika tenggorokanku mulai merasakan sakit dan hatiku tiba-tiba diserang rasa nyeri, sama seperti perasaan kehilangan yang sempat aku rasakan beberapa waktu lalu. Ayolah! Aku hanya ingin menuliskan sedikit kisah tentang dia, apa tak boleh? Aku merindukannya, sungguh!

Namun pada akhirnya, aku kalah oleh perasaan yang pura-pura ku kuatkan sendiri. Aku..

Menangis.

---○●○---

Sakha Renjana Rainsyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha Renjana Rainsyah

Seorang anak autisme dengan sejuta kelebihan yang ia miliki, anak ini hanya ingin menjadi seorang pianis. Tak dikenal juga tak apa, ia lebih suka jadi dia apa adanya.

 Tak dikenal juga tak apa, ia lebih suka jadi dia apa adanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Narana Juan Nahendra

Anak laki-laki ini hanya iri tentang sesuatu yang ingin ia dapatkan namun tidak bisa ia miliki.

Katanya, ia terlalu kesepian. Segalanya telah pergi.

Lee  Haechan aka Haikal Ocas Azkara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee  Haechan aka Haikal Ocas Azkara

"Hidup hanya untuk obsesi orang tua, layaknya budak corporate. Itulah aku."

Dunia Renjana-Renjun (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang