Keputusan Raja Muda

11 2 0
                                    

Sekolah benar-benar berisik, itu karena Juan dan Haikal terlihat berjalan bersama sejak terakhir 2 tahun yang lalu kepergian Jeno.

Bahkan hingga kelas dan anak-anak lain menyambut mereka, Juan dan Haikal tetap menjadi perhatian.

Juan duduk ditempatnya, sedangkan Haikal masih harus berjalan ke kelasnya.

"Kau kembali bersama Haikal?" Tanya Jaemin memutar tubuhnya kebelakang.

Juan benar-benar bahagia sepertinya, terlihat dari wajahnya yang nampak terukir senyum sejak pagi.

"Um.. kau memang tahu aku, Jaemin."

Jaemin mendecak. "Anggap saja aku adikmu dimasa lalu sampai aku tahu apapun tentangmu."

"Baiklah, adik."

"Aku bilang anggap, jangan serius memanggilku adik."

"Adik?" Panggil Juan malah sengaja membuat Jaemin kesal.

"Diam!"

"Adik Jaemin~"

"Yak! Hentikan!"

"Adik! Adik! Adik!"

"Yak! Jua--"

"JUAAAAN!!"

BRAK

Terlihat dari tempatnya duduk, seorang siswa yang meneriaki namanya tengah berdiri diambang pintu.

"Nara?"

Gadis itu berjalan dengan gusar, rusuh, bisa  dibilang frustasi.

"Ada apa?"

"Oh? Omong-omong, soal kemarin.. aku berhutang terima kasih padamu. Karena telah menjebakku bersama Haikal. Sampai kami kembali bersama."

"Syukurlah, tapi ada hal yang lebih penting!"

Juan mengerutkan dahinya. "Apa?"

Dan entah kenapa ia juga merasakan ada hal yang aneh sejak Nara datang.

"Juan, Renjana!"

"Ah! Benar. Anak itu tidak ada bersama Nara."

"Kemana? Maksudku-- kenapa?"

"Seseorang mencegah kami saat turun dari bus, dia mengatakan pada Renjana jika dia tahu apapun tentang kau. Jadi--"

"Jadi si bodoh itu percaya dan mengikutinya."

Juan berdiri, hendak pergi. Namun tangannya dicekal oleh seseorang.

Jaemin? Bukan! Itu, Shutaro.

"Lepaskan tangan kotormu!"

"Aku ikut!"

"Tidak! Kita tidak saling mengenal, jadi jangan ikut campur." Lantas menghempas tangan itu dan pergi mencari Renjana bersama Nara dan Jaemin.

"Kau yakin Renjana dibawa kesini?" Tanya Juan mencari ke sekeliling.

Hamparan rumput dan angin laut yang bertiup kencang menerpa helaian rambut mereka. Sudah sekitar 20 menit mereka mencari tapi tetap tak ada Renjana disana.

"Aku yakin! Laki-laki tua mendatangi kami dan mengatakan sesuatu yang mengganjal dipikiranku."

Jaemin yang mendengar pun ikut menoleh.

"Dia mengatakan sesuatu tentangku?" Tanya Juan diangguki Nara. "Apa?"

"Katanya dia tahu alasan kenapa kau membenci Renjana."

Juan terdiam, mungkin termenung atau mungkin memikirkan siapa sebenarnya laki-laki itu.

Datang tiba-tiba membawa Renjana dan mengatakan hal seolah dia tahu tentang masa lalunya.

Dunia Renjana-Renjun (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang