Kontra

21 2 0
                                    

"Kontraku tidak boleh diganggu oleh takut."

-Dunia Renjana

🌱

Tungkai kakinya melenggang bebas dijalanan, Juan bimbang.

Ingin melarikan diri, malah ke toko musik. Dan semuanya semakin jelas. Kenapa ia tidak bisa mendapatkan sesuatu senilai paling tidak lebih dari Renjana. Karena dia sendiri bukan darah daging keluarga itu.

Orang yang selama ini ia panggil Ayah, bukanlah Ayah kandungnya.

Justru orang yang selama ini ia curigai sebagai penjahat saat dirumah sakit, adalah Ayah kandungnya.

Orang yang meninggalkannya sejak bayi. Meninggalkannya sendiri. Meninggalkannya untuk dicaci. Meninggalkan pilu yang paling tidak bisa diterima.

Dia sama sekali tak pernah menemuinya, tapi dia adalah orang yang paling banyak menanam derita.

Hebat, luar biasa bukan main.

Apalagi sekarang?

Shutaro dan dirinya nyaris mati kemarin, beberapa orang mendatanginya dan menghajar mereka habis-habisan. Membuat waktu untuk mencari bukti bahwa Haikal tidak bersalah semakin sempit.

"Sialan! Jaemin!!" Juan berteriak parau.

"Apa yang kau lakukan?!" Shutaro memekik sambil menahan kaki dari orang yang mengeroyok mereka bertiga "Lariii!!!"

Juan mendesis, seluruh tubuhnya sakit. Tapi ada yang jauh lebih sakit. Entah apa, dan dimana.

Kesadarannya masih tersisa, ia memutuskan untuk pulang. Namun kenyataan yang coba ia sangkal sepanjang perjalanan kerumah dari toko musik, malah mendapat konfirmasi dari Ibunya langsung.

"Apa pedulimu, Hyungsik?"

"Aku telah mati-matian mendapatkan semua ini.."

"Kau masih saja menemui anakk-"

"Dia juga anakku, asal kau tahu! Juan juga anakku."

"Iya, Juan memang anakmu."

Dadanya sakit, orang yang selama ini ia anggap jahat ternyata Ayah adalah kandungnya sendiri. Hyungsik, adalah Ayahnya.

Sekarang, apalagi?

Seseorang mencegat jalannya. Berdiri dengan tongkat ditangan kiri sembari meniup asap kelangit malam.

Kidal.

Sama sepertinya.

"Mau apa lagi?"

"Jangan seperti ini, ayo pulang!"

"Tidak!" Tolak Juan. Tangan kirinya berpegang pada pembatas jalan, sedangkan tangan kanannya meremat pakaian bagian perut.

"Jangan keras kepala, jangan buat aku ma--"

"Kau tahu?" Sela Juan. "Diluar masih sangat berbahaya. Lalu, kenapa kau repot-repot mencariku, Jaemin?"

🌱

Nara tengah memperhatikan jalanan diluar pekarangan rumahnya. Sudah sejak satu jam yang lalu, dan sepertinya tidak ada keinginan untuk angkat kaki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Renjana-Renjun (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang