"Jangan mati."
-Nara
🌱
Deburan ombak membangunkannya, hanya dirinya.
Ia bangun, mencoba mengingat apa yang telah terjadi sampai akhirnya ia ingat semua.
Kenyataan satu lagi yang paling menyakitkan adalah, kenapa hanya dirinya yang ada disana? Mana dia? Tidak mungkin jika hanya dia yang selamat.
"Nara?"
"Naraaa!!!"
"NARAAA!!!"
"Uhuk! Uhuk! Pangeran..."
"Naraa! Kau baik-baik saja?"
Setelah lama mencari dipesisir, Renjun akhirnya menemukan Nara.
"Aku baik-baik saja."
Baik-baik saja itu bersyukur mereka masih hidup, meski tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kaki Nara bahkan mati rasa hingga tak mampu untuk digerakkan.
Nara menyapa wajah yang tak sebersih kemarin. "Kau bisa bantu aku."
"Tentu!"
"Tinggalkan saj--"
"Aku takkan melakukannya." Potongnya dengan cepat.
"Aku hanya akan menyusahkanmu jika terus ada disampingmu."
"Kau pikir untuk apa aku sampai begini jika tidak untuk berada disisimu selamanya, huh?" Ujar Renjun membawa Nara dipunggungnya.
Nara hanya mampu tersenyum. Itu sederhana, namun hangat.
"Aku suka.." lirihnya.
"Apa?"
"Aku suka kata-kata itu." Ulangnya.
"Disisiku, selamanya." Terdengar tawa yang tak sekencang kemarin. Tragis, namun tawa Nara tetap sebuah kebahagiaan bagi Renjun.
"Kau lapar?"
"Um.."
"Mari cari makan!"
"Kau punya uang?"
"Tidak. Mungkin aku akan merampok."
"Yak.."
"Sudahlah.. jangan mengomeliku, kau sedang lemah saja masih sempat-sempatnya mengomel."
"Jangan mencuri."
"Baik, Ratuku. Mungkin aku akan mencari pekerjaan ditempat baru kita. Jika kita menemukan desa lebih cepat. Jika tidak, kita hanya akan makan dari apa yang disediakan oleh alam."
"Kau tahu mana yang bisa dimakan dan tidak?" Tanya Nara.
Dan dengan polosnya Renjun menjawab. "Tentu tidak. Tapi aku punya tabib hebat, aku akan mencarikan tanaman obat untukmu juga."
"Kau bisa membedakan mana tanaman obat dan bukan?"
"Tidak. Tapi kau bisa."
"Astaga, bagaimana bisa kau membantuku?"
"Aku akan menjadi kakimu mulai saat ini."
🌱
"RENJANAA.. AYOO!"
"Tunggu, Nara. Kau benar-benar cepat." Ujar Renjana sesampainya dijembatan penyebrangan.
Nafasnya sungguh bukan sesuatu yang bisa disebut nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Renjana-Renjun (HIATUS)
Ficção Adolescente[WP ANGST ] Sanggup baca, silahkan "Dalam hidup aku sudah menjalani hal-hal paling menakjubkan, dan ini kehidupan keduaku." -Renjana Highest Rank achievement : #2 Renjana (25/04/2024) @RENJUN @JISUNG @HAECHAN @JENO @NARA