• H A P P Y R E A D I N G •
Suasana rumahnya sangat sepi, seperti tidak ada penghuni sama sekali. Davin pergi ke dapur untuk makan, dari siang tadi dirinya belum makan karena ketiduran. Ia sudah terbiasa ditinggalkan sendiri di rumahnya. Davin langsung memasak mie, karena di meja makannya tidak ada makanan sama sekali. Hari ini pembantunya pulang karena anaknya sakit.
Setelah mie nya matang, Davin langsung menyantap mie nya dengan nikmat. Suasana yang sangat tenang, Davin menyukainya.
"Kapan Mamah masakin gua makanan lagi yah?" tanyanya. Davin sudah lama tidak merasakan masakan Ibunya.
"DAVIN, ANAK SIALAN INI. APA-APAAN INI PERINGKAT KAMU?" teriak seseorang.
Seorang laki-laki paruh baya menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Dia adalah Alex Mahendra, Ayah kandungnya Davin. Terlihat jelas raut wajah Alex sangat marah. Sedangkan Davin terlihat kaget, kapan Ayahnya pulang?
"Kamu di sekolah ngapain aja? Masa peringkat kamu di bawah" teriak Alex yang menatap Davin sambil melempar lapor milik Davin.
"Saya belajar, soal peringkat saya juga gak tau kenapa bisa peringkat bawah. Tapi saya sudah berusaha" balas Davin yang memegang sendok kuat-kuat.
"Liat dong Kakak kamu aja pinter bisa ini itu. Kamu tuh cuman di suruh dapet nilai 100 aja gak bisa, bisanya cuman nyusahin!" bentak Alex. Davin hanya terdiam, ini sudah terbiasa baginya.
"PUNYA MATA GAK SIH? GUA INI LAGI MAKAN, KALAU MAU MARAH-MARAH TUNGGU GUA SELESAI DULU BARU AYAH BEBAS MARAH. NGILANGIN NAFSU MAKAN AJA!" Andai saja Davin punya keberanian berteriak seperti itu di depan wajah Ayahnya tapi rasanya Davin tidak bisa melakukan itu.
"Saya juga udah belajar mati-matian, tapi kenapa Ayah terus bandingin saya sama Kakak? Apa Ayah gak bisa menghargai kerja keras saya?" tanya Davin yang sudah muak.
"Kerja keras apa kamu? Belajar non-stop? Tapi liat nilai kamu gak ada yang sempurna!" teriak Alex yang menunjuk nilai di lapor Davin.
"Ayah gak tau secapek apa saya berusaha buat dapet nilai sempurna, Ayah tau nya nuntut doang tanpa mikir gimana perasaan anaknya" tegas Davin. Ia sudah mulai muak dengan semuanya.
"Kamu capek apa?! Dikira cuman kamu yang capek? Saya juga capek nyari uang buat kamu, ngurusin Ibu kamu yang gak bangun-bangun itu, ngabisin uang saya!" balas Alex yang ikutan muak. Sedangkan Davin hanya terdiam dan menunduk. Ia sudah capek, apa dirinya boleh menangis?
"Nilai kamu tingkatkan lagi, jangan bikin malu keluarga" ujar Alex yang berlalu pergi keluar untuk menghirup udara segar.
Praaagg
"ANJING, ENTENG AMAT NGOMONGNYA DI KIRA GUA GAK SAKIT HATI APA?!" teriak Davin yang melempar gelas di dekatnya. Davin mengacak-acak kasar rambutnya.
"Kasian di marahin lagi sama Ayah, makanya pinter kayak gua. Pasti Mamah juga nyesel lahirin lo!" ujar Kakak nya yang baru saja memasuki rumah.
"Bacot bangsat, gua juga gak minta di lahirin!" kesal Davin yang menatap tajam Kakaknya.
"Beresin, nanti lo kena pecahannya" ujar Kakak nya yang berlalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Sedangkan Davin hanya terdiam sambil menatap Kakak nya yang mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novum Corpus [Transmigration] ✅
Acak"𝕿𝖊𝖗𝖑𝖎𝖍𝖆𝖙 𝖇𝖆𝖎𝖐 𝖘𝖊𝖈𝖆𝖗𝖆 𝖋𝖎𝖘𝖎𝖐, 𝖙𝖆𝖕𝖎 𝖍𝖆𝖓𝖈𝖚𝖗 𝖘𝖊𝖈𝖆𝖗𝖆 𝖒𝖊𝖓𝖙𝖆𝖑" *** Bagaimana jadinya, jika seorang gadis berpindah raga cuman gara-gara di kagetin temannya? ARTHIRA FREYA ALFAREEZ, gadis yang sering di panggil...