4. kebencian

833 167 9
                                    

Happy reading~
Typo!!!

...
......
.........

Kini kedua insan saling mencintai itu saling berpelukan disofa yang berada dibalkon kamar sembari menatap indahnya langit biru bersih tanpa awan.

"sayang..."

Jaehyun berdehem menanggapi panggilan istrinya.

"apa kalian biasanya berkomunikasi?"

Jaehyun paham siapa yang istrinya maksud. "hem, tapi baru akhir akhir ini saja. Aku meminta persetujuannya untuk menikahimu"

"bagaimana caranya kalian berkomunikasi?"

"aku menulis pesan diponsel"

"apa dia membalasnya?"

"tidak, sampai saat ini jevan tak pernah merespon pesanku tapi aku yakin dia membaca pesanku"

Lily menggigit bibir. Mendongak menatap rahang tajam suaminya.
"apa yang harus aku lakukan saat menghadapi jevan?"

"tidak ada"

"hah?" lily menegakkan tubuh, menatap serius jaehyun yang kini terkekeh. Wajah kaget istrinya sangat lucu. "iiih, aku serius"

"aku juga serius, sayang. Jevan tak akan memberikan rasa toleran sedikitpun apalagi pada wanita"

Awalnya ia ingin mencari solusi sebelum menyerah tapi mendengar hal tersebut lily malah kembali putus asa.
"lalu, tak ada yang harus aku lakukan?"

"tidak tidak, jangan menyerah dulu. Jevan mungkin menyimpan sedikit rasa belas kasihnya saat berhadapan dengan orang yang lebih lemah darinya... Aduh, maksudku gimana ya menjelaskannya supaya kau paham..."

"aku paham, jevan membenci wanita karena ibumu lebih dominan darinya jadi jika kita menunjukkan ketidak berdayaan jevan tak akan merasa terancam"

Jaehyun sontak tersenyum sembari menunjukkan kedua jempolnya.
"istriku memang pintar. Sini berikan aku pelukan lagi" ia menarik pelan lily hingga kembali pada posisi awal. "tapi itu kemungkinan 1 dari 100 tingkat keberhasilannya"

"yak! Aku serius, sayang"

"haha, tak apa. Ayo kita sama sama berjuang. Selama kau berjuang agar jevan menerimamu maka aku akan melakukan therapy dan setelah itu... Setelah semuanya berakhir ayo hidup bahagia bersama anak anak kita seumur hidup"

Hati lily terenyuh, pipinya memanas, semakin mengeratkan pelukan.
"...a-aku akan menanti hari indah tersebut" lirihnya.

"ya itupun jika cerita berkahir indah"

"eh?" lily menatap serius jaehyun" jangan berbicara seperti itu... aku akan berjuang" tangannya terkepal penuh semangat mengundang kekehan keras jaehyun.

"tapi kau boleh menyerah... Jika kau tak bisa bertahan lagi dan jevan melakukan hal yang bisa saja mengancam hidupmu maka...." ucapan jaehyun tercekat, menggigit bibir menahan liquid bening yang akan keluar. "maka bunuh aku..." pisau lipat jaehyun berikan pada lily yang membelalak tak percaya.

.
.

Engh~ hah!...

Lily terlalu larut dalam pikirannya hingga tanpa sadar tertidur dibalkon bersama suaminya. Nafasnya tercekat melihat langit biru telah berubah orange, sedikit lagi matahari terbenam.

Segera ia berlari masuk meninggalkan jaehyun sendiri. Kepanikan yang melanda membuatnya bingung, seharusnya ia pergi keluar dari kamar itu bukannya mencari tempat sembunyi, tapi saat ingin membuka pintu, suara deheman yang begitu dalam dari arah balkon berhasil membuatnya merinding, kakinya tiba tiba tak bisa bergerak. Itu jevan.

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang