Happy reading~
Typo!!!.
.Ruangan itu cukup dingin namun rasa panas semakin menyengat seiring waktu. Sentuhan demi sentuhan canggung terasa menggelitik disekujur tubuh.
Hah~
Jevan mengerang pelan. Saat ini tubuh dan pikirannya bergelut. Satu satunya yang waras adalah dirinya, sebelum kehilangan akal dan menjadi gila ia harus berhenti tapi tubuhnya berkata lain.
Hanya ini kesempatannya yang mungkin tak akan terulang. Keinginan terpendamnya seolah memaksa keluar. Ia menginginkan gadis itu. Cintanya, jiwanya, hidupnya.
"Jangan menyesal"
Untuk yang kesekian kalinya jevan bergumam. Ia mendongak saat merasakan tarikan pelan dirambutnya hingga tatapan keduanya bertemu. Jevan tertegun, sesuatu seperti sengatan listrik yang mengalir ditubuhnya semakin membuatnya memanas. Hanya dengan tatapan sayu, gadis itu benar benar berhasil membuatnya gila.
"...jaehyun"
Deg!
Bagai mendapat tamparan keras tepat diwajah, jevan kembali pada kenyataan. Ia diam untuk beberapa saat menatap pupil mata Lily yang melebar. Gadis itu sedang berada didunianya sendiri.
Jevan tertawa kecil, terdengar begitu memilukan. Padahal ia sudah tau lily mabuk dan membayangkan jaehyun, tapi tetap saja rasanya sakit mendengar itu.
Lagi, Lily menarik wajahnya, mempersempit jarak dan mempertemukan hidung satu sama lain. "Jae..."
"Jevan" sentak jevan memotong ucapan Lily. "Panggil aku jevan" tekannya dengan wajah merah.
Lily diam untuk beberapa saat, memiringkan kepala, menatap bingung jevan dengan bibir manyun. Lalu.. "kau... Jevan?"
Jevan mengumpat dalam hati. seluruh tubuhnya bergetar. Lily hanya menyebut apa yang ia suruh tapi disaat seperti ini kenapa terdengar erotic.
"Ya, sebut namaku"
Tapi hal tak terduga, dalam keadaan tidak sadar Lily malah mendorongnya. "Tidak" ucapnya sembari bersidekap kesal. "Aku tidak suka jevan"
Deg!
"Apa...!?"
"Akhir akhir ini... Jevan terus menjadi baik dan lebih baik padaku bahkan aku tidak pernah melihatnya marah lagi. Bersikap manis dan sabar walaupun dia tau perkataan ku dapat menyakiti hatinya... Jadi... Oleh karena itu..." Lily menunjuk dada. "Disini... Hatiku jadi berdebar dan aku tidak suka itu... Karena... biasanya aku merasakan itu hanya pada jaehyun... Tidak seharusnya aku merasa berdebar saat melihat jevan... Ugh~ aku tidak suka jevan!"
Saat ini jevan membeku tidak tau harus mengatakan apa setelah mendengar isi hati Lily. Bahkan Lily sadar bahwa semua perkataannya dapat menyakiti hati. Ada rasa kesenangan tersendiri namun mungkin saja sebenarnya Lily merasa berdebar karena jaehyun. Ia tak ingin berharap lebih pada sesuatu yang belum pasti.
"Wajahku wajah jaehyun tentu saja kau merasakan itu...""Mungkin itu benar ngh~ "Lily menjatuhkan kepalanya pada bahu jevan, hampir kehilangan kesadaran. "...Aku terus menyangkal seperti itu... Bertahan dan terus meyakinkan perasaanku sendiri... Bahwa aku hanya mencintai jaehyun... Aku tidak mungkin mengkhianti jaehyun... Maka dari itu aku harus berusaha keras membawa jaehyun kembali dengan cara apapun ugh~ ngh... Apapun akan ku laku...kan..."
"...?"
"Lily...?" Jevan menyelipkan kedua tangan dibawah ketiak Lily, mengangkat tubuh lemas Lily yang saat ini tertidur pulas. Terlihat sangat menggemaskan hingga jevan tak tahan untuk tak memeluk Lily lebih erat. "Sshh~" jevan menutup mata. Kedua sudut bibirnya terangkat secara perlahan, membentuk senyum sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serupa Tapi Tak Sama
Fanfictiondia orang yang sama namun juga berbeda. dia mencintaiku namun juga membenciku. dia memiliki hati yang lembut namun juga berhati dingin. Dia yang membebaskanku dari neraka namun juga menjadi neraka bagiku. Apa yang harus aku lakukan? . . . ....no pla...