15. cintaku masih tak berubah

559 120 9
                                    

Happy reading~~
Typo!!!

.
.

Beberapa kalimat sudah ia siapkan untuk diungkapkan pada jaehyun. Bahkan ia hanya tidur sebentar untuk mempersiapkan semuanya setelah bersabar mengurus bayi besar jahat si jevan. Beruntunglah malam ini jevan tak melakukan hal buruk padanya. Jadi, ia memiliki alasan kuat untuk tetap tinggal disini. Ia akan mengatakan semuanya pada jaehyun bahwa jevan sedikit berubah menjadi lebih baik dan lebih jinak. Hehe...

Tinggal menunggu jaehyun terbangun dengan harapan tak ada lagi alasan untuk mendorongnya menjauh.

Lily tersenyum hangat. Menatap lekat wajah tampan suaminya yang tampak sangat tenang. Mereka sama tapi kenapa saat melihat jaehyun itu terlihat sangat berbeda. Seperti ada manis manisnya.

Tangannya bergerak, menyentuh lembut pipi tirus jaehyun. Tatapannya tiba tiba menyendu saat terlintas bayangan ketakutan yang dialami jevan semalam. Bukankah sebelum adanya jevan, anak kecil yang tersiksa itu adalah jaehyun?...

Ia tak bisa membayangkan sekejam apa wanita itu. Hanya karena sakit hati dan menyimpan dendam, anak yang tak bersalah dan tak tau apa apa harus menanggung penderitaan, menjadi pelampiasan atas kesalahannya sendiri.

"Jika itu aku... Mungkin aku akan gila lalu mati secara perlahan"

Setelah ibu meninggal dan ayah menikah lagi dengan wanita yang memiliki dua anak yang lebih tua darinya, setiap hari ia harus menghadapi ibu tiri dan saudara tiri yang gila. Saat itu ia baru saja memasuki sekolah menengah atas dan ia harus bertahan menghadapi ibu tiri dan menerima fakta bahwa ayah kandungnya tak lagi peduli padanya.

Hampir, ia hampir tak bisa bertahan bahkan berniat mengakhiri hidupnya sendiri lalu menyusul ibu.

Tapi, ia harus berterimakasih pada ibu tirinya, telah mempertemukannya dengan jaehyun. Karena rencana perjodohan yang dulu ia anggap konyol malah bisa membawanya keluar dari rumah bagai neraka itu.

Ia pikir hidupnya sangat menderita tapi setelah melihat jevan ternyata penderitaan hidupnya tak ada apa apanya.

Ia memang membenci ibu tirinya tapi sama sekali tak berniat untuk membunuhnya. Sementara jevan, anak dibawah umur bahkan bisa mengakhiri hidup ibunya. Bukankah, penderitaannya sudah diambang batas, sampai memiliki keberanian untuk membunuh ibunya sendiri

Ya, bisa kalian lihat dari cara jevan menyiksa Lily.

Tapi setidaknya, jevan tak berniat bunuh diri untuk mencari kebebasan melainkan menyingkirkan penyebab penderitaan itu sendiri.

"Hah~" Lily menghela nafas lelah. Melirik jam dinding yang kacanya sedikit retak lalu kembali menatap jaehyun. "Ini sudah hampir pukul 6 pagi. Kenapa kau belum juga bangun..."

Mungkin karena biasanya jaehyun sering bangun lebih dulu darinya, ia baru menyadari, ternyata waktu pergantian keduanya memiliki Jeda satu jam. "Apa kalian saling bertemu?" Ia terkekeh kecil merasa lucu membayangkan jika jevan dan jaehyun adalah dua orang yang berbeda. "Apa jevan juga pernah membayangkannya?... Hidup da... Eh?" Ia tiba tiba terdiam ketika menyadari sesuatu. Sepertinya dari tadi ia terus menyantumkan nama jevan.

"Engh~"

Gerakan kecil jaehyun berhasil membuat Lily terkejut, duduk dengan tegap diepi kasur dengan tatapan lurus kedepan sesekali melirik jaehyun yang mulai membuka mata.
Laki laki itu tampak terkejut menatap tak percaya kehadirannya. "...sayang?" Panggilnya dengan suara parau.

Lily mengangguk pelan. Memutar tubuh menghadap jaehyun sepenuhnya lalu menyahut singkat. "Iya" ia menggigit bibir bawahnya. Tiba tiba pikirannya kosong. Semua kata kata yang ia siapkan hilang seketika saat jaehyun hanya menatapnya bingung. Seolah keberadaannya memang tak diinginkan. "...aku..." Suaranya tercekat, benar benar sulit untuk keluar. Perasaan kecewa memenuhi hatinya. Sakit, ini bahkan lebih sakit dari pada penderitaan yang diberikan jevan. "Maaf" ia segera berdiri. "Aku akan pergi sekarang"

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang