13. bukan khayalan

505 117 14
                                    

Happy reading~~
Typo!!!

.
.

Zack menempelkan telinga dipintu kamar utama dengan cemas. Awalnya ia mendengar suara pecahan kaca dari dalam sebelum suara itu hilang beberapa saat lalu kembali terdengar dan menghilang lagi dan akhirnya suara amukan itu tak kembali terdengar.

Ia ingin menerobos masuk tapi takut menambah amarah tuan muda jevan. Jadi, yang bisa ia lakukan hanya berjaga jaga didepan pintu sembari menunggu kedatangan dokter Niels.

"Apa yang terjadi?" Dokter Niels datang bersama pelayan lain.

"Aku tidak tau. Aku memanggilmu karena takut terjadi sesuatu pada tuan muda jevan. Didalam... Dia mengamuk"

"Buka saja pintunya"

Zack mengangguk, membuka pintu dengan kunci cadangan. Lalu memasuki kamar yang sudah hancur. Sofa, meja, kain, pecahan kaca, semuanya berantakan. Bahkan Zack kesulitan membuka pintu saat terdapat lemari kecil didepan pintu.

Brak!

Benda mahal berbentuk persegi itu hampir saja membocori kepala dokter Niels jika Zack tidak bergerak cepat menghadang dengan tubuh besarnya. Ponsel milik tuan muda jaehyun hancur menghantam lantai.

"Siapa yang menyuruh Kalian masuk?"

"Maafkan saya...."

"Keluar..." Perintahnya dengan suara parau.

"Tuan muda..." Dokter Niels mencoba menghadapi tuan muda jevan dengan hati hati. Tatapannya lurus melihat luka yang telah sembuh kembali terluka ditempat yang sama. Tapi, saat kakinya melangkah tuan muda jevan berteriak keras, terdengar tak ingin dibantah.

Zack segera menarik dokter niels keluar ketika tuan muda jevan hendak kembali melempar lampu tidur.

.
.

Kini, keduanya berada diruang tengah. Terdiam dengan pikiran masing masing. Mencoba mencari cara menghadapi tuan muda jevan tanpa melukai siapapun.

Dokter Niels melirik Zack disisinya cukup lama lalu mengulurkan tangan sembari berucap. "Berikan ponselmu"

Zack tak langsung menurut, menatap telapak tangan yang terulur lalu menatap datar dokter niels. Zack cukup pintar dan peka untuk memahami situasi. Ia tau tindakan apa selanjutnya yang akan dilakukan dokter Niels terhadap ponselnya.

Melihat tatapan waspada itu menimbulkan dengusan jengah dari dokter Niels. Ia menarik kembali tangannya. "Lupakan, sebenarnya aku hanya ingin menghubungi istriku. Sepertinya aku akan pulang sedikit lebih lama. Itu saja, jadi berhenti menatapku seperti itu"

Dokter Niels tak begitu ahli dalam berbohong. Saat berbohong dokter Niels pasti menggaruk tengkuknya kikuk dan itu yang Zack lihat sekarang.

"Kau tak begitu ahli untuk menipuku"

Dokter Niels kembali mendengus.
"Terserah, mau percaya atau tidak. Aku juga tidak memaksa"

"Aku akan membuatkanmu teh"

Saat itu dokter Niels tak begitu memahami apa isi pikiran Zack yang tak terduga meletakkan ponsel diatas meja, tepat dihadapannya lalu melangkah kearah dapur tanpa menyinggung apapun. Seolah berpura pura bodoh demi suatu alasan tertentu.

Tentu melihat peluang yang diberikan secara cuma cuma padanya, tak akan ia lewatkan begitu saja. Segera meraih ponsel mencari nomor satu satunya orang yang bisa menghadapi tuan muda jevan.

Butuh waktu beberapa detik untuk ponsel tersambung setelah itu suara parau menyapa Indra pendengarannya.

"Halo..."

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang