27. mengambil alih hati

416 96 21
                                    

Kesunyian ini membuat Lily takut. Manik matanya bergerak melirik jevan yang menunduk dalam setelah mendengar semuanya.

Ia tak bisa melihat ekspresi seperti apa yang jevan buat. Apa jevan marah? Tidak, seharusnya yang berhak marah disini adalah dirinya, seseorang yang dibohongi.

"Jevan..."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Hah?"

"Kau sudah tau segalanya lalu apa yang akan kau lakukan? Ingin aku pergi?" Jevan mencengkram Surai hitamnya dengan cemas. "Kau pasti membenciku... ma-maafkan aku. Aku tak bermaksud melakukan ini. Bukan niatku untuk mengambil alih tubuhnya. Aku hanya terbangun tanpa tau apa yang terjadi pada jaehyun. Aku benar benar tidak tau kenapa aku bisa terbangun seperti ini... Memang, ini memang keinginanku sejak dulu, memiliki tubuh yang bisa digunakan sesuka hati tapi sungguh ini bukan kemauanku. Aku, aku tak memaksa jaehyun atau apapun... Aku tidak tau kenapa jaehyun..."

"Jevan!"

Jevan tersentak, saat mengangkat wajah manik mata bulat Lily telah dipenuhi liquid bening hampir menetes.
"Aku marah karena kau membohongiku..."

Jevan mengepalkan tangan mendengar itu.

"Tapi aku tak membencimu. Aku tau ini bukan salahmu" Lily menyeka kedua matanya. "dan jangan mengatakan seolah olah jaehyun tak akan kembali Jaehyun pasti kembali cepat atau lambat aku akan terus menunggunya sampai waktu itu tiba!" Lily berkata dengan satu kali tarikan nafas.

Jevan terdiam sesaat menatap wajah merah Lily lalu menunduk dalam. Kedua sudut bibirnya melengkung ke bawah. "Maafkan aku" pahitnya kenyataan membuat hatinya sakit.

Lily mendekati jevan, berlutut dihadapan jevan yang tersentak sejenak ketika Lily mengenggam lembut tangannya. "Tidak apa apa. Kau tidak bersalah"

Jevan tertegun menatap wajah Lily yang tersenyum lembut kearahnya. Wajah itu... Bibirnya tersenyum namun tidak dengan matanya.

"Jevan, aku tau, tidak mudah mengatasi ketakutan tapi kau telah berusaha keras, terimakasih. Terimakasih sudah berubah dan menerima kehadiranku" Lily menjeda ucapannya, menatap setiap inci wajah tampan suaminya yang sangat ia rindukan. "Kau juga percaya kan bahwa jaehyun akan kembali?... Maka dari itu, ayo berjuang bersama"

Berjuang?...

Saat itu jevan mengangguk tanpa memahami ucapan Lily.

Waktu terus berputar hari terus berlalu. Seolah tak terjadi apapun Lily kembali menjalani hidup seperti biasa. Melakukan semua aktifitas tanpa mengungkit masalah jaehyun.

Dengan sabar membantu mengatasi masa lalu jevan dan melakukan semua hal tentang Jevan.

Semakin hari keduanya semakin dekat.

Awalnya jevan mengira mungkin Lily telah menerima kenyataan, rela dan lelah berharap pada kembalinya jaehyun. Memang, rasanya tak pantas untuk merasa senang tapi tak bisa dipungkiri dihati kecil terdalamnya jevan merasa bahagia karena prioritas Lily saat ini adalah dirinya. Juga, Lily tampak bahagia bersamanya.

Setidaknya, itu yang jevan pikirkan pada awalnya. Sebelum jevan tak sengaja menemukan Lily menangis dikamarnya sembari memanggil nama jaehyun.

Ternyata, selama ini ia salah. Lily tidak pernah lupa ataupun menyerah pada jaehyun. Tidak, mana mungkin seseorang bisa melupakan cinta pertamanya dengan mudah. Disini, yang selalu salah memahami adalah dirinya sendiri.

Selama ini, ternyata, Lily tidak pernah membantunya. Selama ini, ternyata Lily tidak bahagia bersamanya. Dan selama ini, ternyata prioritas utama lily bukan dirinya.

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang