23. balas dendam

483 85 3
                                    

Happy reading~~
Typo!!!

.
.

Langit malam telah menyelimuti bumi. Rembulan dan bintang mulai melaksanakan tugasnya, menghiasi langit malam, memancarkan keindahan masing masing.

Zack yang berdiri didepan pintu senantiasa menunggu tuan muda jaehyun terbangun. Lebih tepatnya, menunggu pergantian tuan muda jevan. Namun, ia harus menahan amarah ketika pintu kamar tuan muda jaehyun terus diketuk tanpa henti oleh seseorang diluar sana.

Ia meraih gagang pintu, hendak membuka pintu dan memperingati orang itu namun terhenti ketika tuan muda jevan terbangun. "apa yang kau lakukan?"

Zack membungkuk sejenak. "Maafkan saya tuan muda, saya akan segera mengurusnya"

"Tak perlu" jevan beringsut duduk, mengacak pelan rambutnya yang rapi hingga tak berbentuk lalu melangkah kearah sofa yang terletak ditengah ruangan. "Dimana?"

"Kita berada dipenginapan keluarga jeong"

"Sampai kapan?... Aku ingin cepat pulang"

"tuan muda jaehyun akan menyelesaikan pertemuannya besok"

Jevan hanya manggut manggut mengerti. Ia diam untuk beberapa saat dan berkata "Zack, aku ingin teh"

Zack terdiam. Teh sudah tersedia diatas meja. Tapi kenapa....

Mengerti atas terdiamnya Zack, jevan kembali berkata. "Aku ingin teh buatan Lily... Tapi, karena Lily tidak ada disini, buatanmu lebih baik dari pada yang lain"

"Saya mengerti, saya akan segera kembali" tepat saat membuka pintu, seseorang yang zack yakini terus mengetuk pintu tadi, masih berdiri didepan pintu. "Apa kau perlu sesuatu, tuan Han?" Tanyanya pada tuan Han lalu melirik seorang gadis yang bersembunyi dibelakang pria tua itu.

"Aku ingin bertemu tuan muda jaehyun"

"Maaf, tuan muda sedang istirahat"

Tuan Han berdecih pelan, manik matanya bergerak cepat melirik kedalam kamar. Didalam ruang luas dengan sedikit pencahayaan itu tuan Han bisa melihat tuan muda jaehyun sedang menatapnya tajam. Sejenak tuan Han tertegun. Ia seperti melihat orang lain.

Ketegangan, keangkuhan, kekejaman, kesuraman dan kekuasaan menjadi hal yang bisa ia rasakan saat ini hanya dengan melihat tatapan itu. Berhasil membuatnya merinding.

Entah mengapa, saat ini nalurinya mengatakan jangan sampai kakinya melangkah lebih jauh jika tidak sesuatu yang mungkin belum pernah terjadi padanya akan menghancurkan segalanya.

"Ayah..." Hanna menarik pelan lengan tuan Han yang sontak menatap putrinya. "Dimana dia?" Rengeknya sesekali mencari kesempatan melirik Zack yang masih berdiri, menghalangi pintu. Tak bisa dipungkiri meskipun berstatus pelayan, Zack cukup enak untuk dilihat. Kegagahan dan karisma yang dimiliki Zack mampu membuat gadis diluar sana menjerit. Hanna mengakui itu. Tapi, tatapan acuh itu sedikit membuat Hanna kesal. Seolah olah kecantikan wajahnya tak begitu menarik dimata laki laki dengan wajah tanpa ekspresi itu. "Kau pelayannya kan? Biarkan aku bertemu dengan tuan muda jaehyun"

Sementara Zack mulai mengerti maksud kedatangan tuan Han dan putrinya. "Tidak" dingin dan acuh. "Saat ini tuan muda tidak bisa diganggu. Jika memang ada keperluan penting silahkan atur waktunya besok"

Hanna tercengang. Ini benar benar menjatuhkan harga dirinya. "Apa kau tau siapa aku?" Hanna terus mencoba berbicara pelan kendati amarah didalam dirinya terus meluap keluar. Zack sama sekali tak merespon ucapannya.

Beralih menatap tuan Han, Zack berkata. "Ini sudah malam. Tuan Han pasti butuh istirahat. Silahkan pergi dan beristirahatlah dengan nyaman"

Hanna merasa malu dan hina. Ini kali pertama seseorang begitu acuh tak acuh terhadapnya. Jika saat ini ia tak bisa bertemu dengan jaehyun maka jangan sebut dirinya Hanna, gadis tercantik yang sulit ditaklukkan.

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang