25. keanehan

553 110 14
                                    

Happy reading~~
Typo!!!

.
.

Sinar matahari perlahan memudar. Lily menunggu pergantian jevan. Menatap lekat wajah tampan suaminya yang menutup mata. Entah mengapa tiba tiba perasaannya menjadi sedih seolah sesuatu telah hilang dan tak kembali. Apa ini hanya perasaan takut karena apa yang terjadi pada jaehyun sebelumnya?.

Jaehyun selamat dan saat ini ada dihadapannya tapi kenapa ia sama sekali tak merasakan itu...

Kenapa ia merasa jauh dengan jaehyun...

"Apa yang kau pikirkan?"

"Eh?" Manik mata bulat itu menyenduh, menatap lekat jevan. "Jevan..."

"Apa?"

"Hiks"

"Hey! Kenapa tiba tiba menangis?!"

Lily tak menjawab. Ia menunduk dalam, menangis dan terus menangis tanpa sebab.

Melihat itu jevan berdecih.
"Cih, kalau kau memang tak ingin bertemu denganku lebih baik keluar sana dan berhenti menangis dihadapan ku"

"Jevan hiks... Aku... Sangat mencintai jaehyun hiks"

Jevan terenyuh. Kedua tangannya sontak terkepal. Ia palingkan wajahnya yang merah. Mengigit kuat bibir bawah guna menahan rasa sesak didada. "Aku tau" gumamnya miris. Ia kembali melihat Lily. Tubuh lemah itu gemetar akibat menangis. Dan itu berhasil semakin menyakiti hatinya.

Lily menangis karena orang lain. Fakta itu, entah kenapa tak begitu ia sukai. "Kalau begitu katakan langsung pada suamimu" ucapnya sembari meletakkan tangan secara perlahan diatas pucuk kepala Lily lalu mengusapnya pelan. "Jangan menangis dihadapan ku"

Malam itu Lily tak berhenti menangis dan jevan terus berusaha bersabar menenangkan Lily. Meskipun harus menahan cemburu dan iri.

.
.

Waktu terus berlalu. Sejak mengalami kecelakaan jaehyun lebih sering tertidur membuat Lily cemas dan sedih. Ia takut, benar benar takut, hingga tak membiarkan jaehyun sendiri sedetikpun.

Lily akan senantiasa menunggu disisi jaehyun. Sesekali meletakkan telinga diatas dada sang suami guna memeriksa detak jantung. Ketika terasa normal ia akan menghela nafas lega.

Kecemasannya berubah menjadi paranoid yang berlebih. Ia hampir kehilangan jaehyun dan perasaan takut akan kehilangan itu terus menghantuinya.

Setelah ibu tiada, tidak ada siapapun yang berarti lagi baginya. Tapi, semua itu berubah saat ia bertemu jaehyun. Yang saat ini menjadi satu satunya alasan untuk tetap hidup didunia ini.

Cukup ibu yang meninggalkannya. Jaehyun harus tetap berada disisinya.

"Ngh~"

Lily tersentak. Menatap cemas jaehyun. Kedua mata itu mulai terbuka secara perlahan menampilkan manik mata tajam yang selalu ia rindukan.

"Hm?" Jaehyun mengerjab. Ia usap kedua matanya. "Kau menungguku bangun?"

Lily mengangguk. "Apa kau merasa sakit?"

Jaehyun tersenyum kecil mendengar itu. "Aku tidak apa apa. Jangan cemas, tenang"

Lily menggigit bibir bawahnya.
"Bagaimana bisa aku tenang. Sejak keluar dari rumah sakit kau lebih sering tidur... Itu membuatku takut. Bagaimana jika kau merasa sakit dan aku tidak tau itu"

Ah, gadis dihadapannya itu memang selalu bisa membuat hatinya berdebar. Jaehyun beringsut duduk, mengacak rambutnya yang tak berbentuk lalu membalas tatapan intens lily. "apa?"

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang