Jevan jevan dan jevan...
Akhir akhir ini Jaehyun terus mendengar nama itu keluar dari bibir Lily. Selalu menyelipkannya disetiap kalimat kalimat yang diucapkan, menimbulkan rasa cemburu bercampur amarah tertahan.
Alih alih mendapatkan kemajuan untuk kehidupan keluarga kecilnya, rencananya dalam menaklukkan jevan malah membuat perubahan besar untuk Lily yang saat ini lebih mengutamakan jevan. Keduanya semakin hari semakin dekat, sementara ia merasa semakin jauh. Ia takut suatu hari nanti langkah yang seharusnya sejajar menjadi langkah tertinggal dibelakang.
Rencananya benar benar menghasilkan kesuksesan tapi bukan untuk hubungannya melainkan hubungan jevan serta Lily.
Juga, ia tak menyangka jevan akan berubah drastis. Berbeda dengan gadis yang pernah ia bawa dulu, jevan sama sekali tak memberikan kesempatan untuk sekedar menyapa satu sama lain. Sementara bersama Lily, jevan bisa menyingkirkan ego kerasnya.
Tapi, disisi lain, ia masih beruntung, untuk saat ini jevan tak memberontak dan mengambil alih seluruh tubuhnya. Tak seperti tempo lalu yang terus berusaha keras mengambil alih tubuhnya. Jika jevan benar benar mau, maka akan dengan mudah tubuhnya diambil alih. Namun jevan tak melakukan itu. Ia masih belum tau apa alasan sebenarnya.
"Jaehyun..."
"Eh? Ya?"
Lily tersenyum kecil.
"Apa yang kau pikirkan? Akhir akhir ini kau sering melamun"Eh?... Apa kentara?... Ia tak tau itu terlihat sangat jelas. "Tidak, hanya masalah pekerjaan"
"Kenapa? Sepertinya masalah serius"
"Tidak, sebenarnya tak terlalu penting. Kau tak perlu cemas"
"Benarkah?" Lily mendekat, duduk disisi jaehyun setelah meletakkan teh diatas meja. "Kalau begitu aku ingin tau. Bisakah kau menceritakan masalahmu padaku?"
Jaehyun tak langsung menjawab. Ia raih cangkir teh, meniupnya sejenak lalu meminumnya dengan gugup.
Melihat itu Lily tersenyum. Benar, keduanya berbeda pikirnya. Ada kebiasaan yang berbeda antara jaehyun dan jevan ketika menikmati teh. Memang, keduanya sama sama menyukai teh namun dengan cara yang berbeda. Jika jaehyun akan meraih cangkir teh dengan tangan kanan maka jevan akan meriah dengan tangan kiri. Jaehyun akan meniup pelan teh sebelum minum namun jevan tidak. Ada kerutan didahi jaehyun ketika menikmati teh namun jevan tidak, tetap mempertahankan wajah datar.
"Ayah ingin aku menggantikannya melakukan pertemuan diluar kota..." jaehyun menatap Lily yang mengangkat kedua alisnya, seolah mengatakan 'lalu?' "butuh dua hari untuk menyelesaikan semuanya" ia kembali menatap Lily, wajah cantik itu kini terlihat sangat cemas.
Jaehyun pikir, Lily cemas akan dirinya yang akan pergi jauh tapi ternyata ucapan Lily setelahnya berhasil membuat hatinya kecewa, cemburu dan kesal.
"Jevan?... Bagaimana dengan jevan?"
Sontak, jaehyun berpaling. Kembali meraih teh dan diteguknya dengan sekali tegukkan. Panasnya teh tak bisa mengalahkan panasnya api cemburu yang saat ini membara didalam hatinya. Sakit, benar benar sakit. Perasaan kecewa mendalam begitu menggerogoti dada. "Tenang saja, aku akan membawa Zack untuk menjaga jevan"
Helaan nafas lega yang Lily keluarkan semakin membuat jaehyun sakit. Ia menunduk dalam menyembunyikan manik matanya yang mulai memanas. "Bagaimana denganku?" Tanpa sadar jaehyun bergumam. "Kau hanya khawatir dengannya?"
" ... "
Entah mendengar atau tidak tapi Lily menatap dirinya serius. "Aku akan secepatnya kembali" segera ia alihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serupa Tapi Tak Sama
Fanfictiondia orang yang sama namun juga berbeda. dia mencintaiku namun juga membenciku. dia memiliki hati yang lembut namun juga berhati dingin. Dia yang membebaskanku dari neraka namun juga menjadi neraka bagiku. Apa yang harus aku lakukan? . . . ....no pla...