12. merasa sepi

506 116 9
                                    

Happy reading~
Typo!!!

.
.

Biasanya, kesendirian ditempat gelap dan sunyi akan membawa ketenangan dalam hati, namun tidak untuk kali ini.

Setiap malam, sinar rembulan menjadi satu satunya cahaya yang menyinari kamar dan itu sudah cukup untuk menemani kesendiriannya, namun tidak cukup untuk malam ini.

Ia pikir, rembulan dengan bintang tak terhitung jumlahnya yang menghiasi langit malam adalah pemandangan yang paling indah, namun nyatanya tak seindah itu.

Ketika ia berbalik, menatap kedalam kamar sunyi, biasanya, hatinya akan merasa lebih baik namun kali ini kamar luas itu terasa semakin luas dan kosong. Untuk pertama kalinya itu terasa menyebalkan.

Kamar itu begitu hampa begitupula dengan hatinya saat ini. Ia merasa telah kehilangan sesuatu, tapi apa...

Jevan meringkuk diatas kasur, meremat rambutnya melampiaskan kekesalan yang belum diketahui apa penyebabnya. Berpikir dan terus berpikir setelah itu mengumpat saat tak menemukan jawaban.

Dua malam telah ia lalui tanpa gadis itu. Selama itu juga ia merasa aneh. Tak mungkin penyebab dilema dalam dirinya itu adalah ketidak hadirannya gadis itu. Itu tidak mungkin.

Gadis pembohong dan penipu dengan menggunakan kata kata lembut sepertinya memang tak seharusnya berada disini. Tapi, kenapa ia merasa kecewa dan sedih...

Tok tok tok

Zack mengetuk pintu.
"Tuan muda, apa anda membutuhkan sesuatu?" Setiap malam tuan muda jevan akan keluar meminta sesuatu namun Zack masih belum melihat tuan muda jevan selama dua malam. Tuan mudanya mengurung diri. Ia jadi cemas.

"Masuklah"

Tapi, seharusnya Zack tetap diam selagi tuan muda jevan tak berbuat sesuatu.

Ketika membuka pintu tiba tiba tuan muda jevan menarik Zack masuk kedalam lalu menghempaskan tubuh besarnya kedinding. Bisa saja zack membalikkan keadaan namun sebagai pelayan ia hanya bisa menerima perlakuan tuan muda jevan, dan mendengarkan apa kemauannya. "Tuan muda membutuhkan sesuatu?" Zack masih bisa bersikap tenang.

"Aku tau kalian berdua lah yang menyembunyikannya..."

Zack tidak bodoh, ia paham tanpa harus diperjelas. Namun, Zack sama sekali tak berniat untuk menjawab.

"Zack, dimana dia?!"

"Maafkan saya tuan muda... Tapi, untuk apa anda mencari nona Lily? Bukankah, ini yang anda inginkan... Nona Lily sudah tidak ada disini seharusnya tuan muda bisa lebih tenang"

Jevan langsung melepaskan Zack. Itu benar pikirnya. Tapi, kenapa rasanya sangat berbeda.
"Kau benar..."

Zack mengerutkan kening. Menatap lekat tuan muda jevan yang melangkah mundur lalu meringkuk diatas sofa. "Tuan muda..."

"Tapi, kenapa aku merasa sangat marah dan kecewa? Aku merasa ini bukan diriku yang sebenarnya... Disini..." Jevan menunjuk dadanya pada zack. "Rasanya sangat sesak dan sakit. Apa aku akan mati, Zack?"

Zack terdiam. Perkiraannya selama ini semakin jelas, bahwa kehadiran singkat nona Lily berhasil membuka hati tuan muda jevan?.

"Dia berbohong... dia bilang akan menerima semuanya tapi kenapa dia pergi dan belum juga kembali?..." Ucapan jevan semakin tidak jelas saat ia meringkuk, menyembunyikan wajah diantara lututnya. "Aku pikir, dia berbeda, tapi ternyata... Tidak, apa yang aku pikirkan? Ini seperti bukan diriku... Hah~ hah~ z-zack..."

"Tuan muda!" Zack segera menahan tuan muda jevan yang hampir ambruk diatas meja.

.
.

"Bagaimana, apa tuan muda baik baik saja?"

Serupa Tapi Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang