Seorang lelaki menapaki kakinya dengan bingung di sebuah taman dengan berbagai macam bunga. Tunggu, mengapa ia bisa sampai sini? Dan.. Dimana ini? Ia bahkan tidak pernah menapaki kakinya disini.
"Ruto?"
Lelaki itu, Haruto, segera menoleh, mendapati satu sosok yang selalu di rindukan oleh istrinya itu tengah berdiri dan tersenyum ke arahnya.
Haruto bergerak menghampiri sosok itu. "Pa? Papa Jae ada disini?"
Iya, itu Jaehyuk. Sosok yang selalu dirindukan oleh Jeongwoo, juga sosok yang tidak akan pernah Haruto lupakan kebaikannya.
Jaehyuk terkekeh ringan. Ia menepuk pundak Haruto beberapa kali. "Ini memang tempat Papa. Kamu kenapa bisa ada disini, Ruto?"
"Ngga tau, Pa. Tiba-tiba aja Ruto ada disini."
Jaehyuk tersenyum. Ia sudah tau kejadian dibalik alasan mengapa Haruto bisa ada disini.
Haruto menatap ke arah Jaehyuk. "Pa.."
"Iya, nak?"
Haruto berlutut di hadapan Jaehyuk, yang tentu saja membuat ayah mertuanya itu bingung.
"Maafin Ruto, Pa. Maaf untuk kebrengsekan Ruto. Maaf karena ngehancurin masa depan Jeje. Maaf ngga bisa tepatin janji Ruto ke Papa untuk selalu jagain Jeje. Maaf-"
Jaehyuk tersenyum, membantu Haruto untuk bangkit. Ia memegang kedua pundak Haruto.
"Papa justru berterima kasih sama kamu, Ruto. Papa berterima kasih karena kamu mau bertanggung jawab atas kesalahan kamu. Makasih juga karena selalu jagain Jeje, selalu sabar hadapin sikap dia, selalu ada di samping Jeje. Papa ngga butuh maafmu, nak. Papa ngga akan pernah benci sama Ruto, dan lagi semua kesalahan itu sudah berlalu. Kamu dan Jeje pantas untuk bahagia."
Ia menatap haru pada Jaehyuk.
"Pa, boleh peluk?"
Jaehyuk tertawa. Tapi tak ayal, ia membuka tangannya dan membiarkan menantunya itu masuk dalam pelukannya.
"Haruto, dulu kamu selalu Papa jagain waktu Papamu tugas. Papa temenin kamu main bareng Jeje. Eh sekarang malah kamu yang jagain Jeje, ya? Maaf ya, Ruto, itu harusnya jadi tugas Papa untuk jagain serigala kecil Papa itu. Tapi nyatanya Tuhan tidak mengizinkan. Dan Papa minta tolong sama kamu, tolong jaga Jeongwoo. Dan kembalilah pada Jeongwoo secepatnya. Dia pasti rindu banget sama kamu, Ru."
Haruto hanya mengangguk. Tak dapat dipungkiri, ia juga merindukan istri manisnya itu.
Setelah beberapa saat kemudian, Jaehyuk menarik Haruto untuk duduk di kursi taman.
"Bagaimana kabar Jeje sekarang, Ru?" tanya Jaehyuk tiba-tiba.
"Dia baik, Pa. Walau di awal pernikahan, hubungan kami tidak begitu baik, tapi sekarang Jeongwoo sudah berubah. Ngga ada lagi Jeongwoo yang cuek dan dingin, yang ada cuma Jeje istri Ruto yang bertingkah gemes di depan Ruto."
Jaehyuk mengangguk mendengar jawaban Haruto. Walau sebenarnya, tanpa dijelaskan pun ia sudah tau jawabannya.
"Jeje makin lucu ya sekarang, Ru?"
Haruto tersenyum, dan mengangguk. "Iya, Pa. Pipinya jadi makin gembul semenjak hamil. Kelakuannya juga jadi makin gemesin."
Jaehyuk terkekeh, dia jadi membayangkan bagaimana jadinya jika ia masih hidup sekarang. Pasti akan selalu menjahili si kesayangannya itu.
"Ru, Papa boleh titip pesan?"
Haruto mengangguk tanpa ragu.
"Tolong jaga Jeongwoo ya, Ru. Papa ngga akan bisa lagi menjaga kesayangan Papa yang satu itu. Bahagia selalu dengan anak Papa ya. Tapi jika suatu saat nanti Ruto sudah mulai bosan, atau bahkan sudah tidak mencintai Jeongwoo lagi, jangan pernah bicarakan itu pada Jeongwoo. Tapi bicaralah pada mertua kamu, Mamanya Jeongwoo, Asahi. Bilang pada dia, jika kamu sudah tidak mencintai anaknya. Dan jika saat itu benar terjadi, kembalikan Jeongwoo pada Asahi ya, nak."
Haruto menggeleng. "Ngga, Pa. Ngga pernah, dan ngga akan pernah ada kejadian dimana Haruto bosan mencintai anak Papa. Janji Haruto di hadapan Tuhan adalah menikahi Jeongwoo dengan cinta, dan tidak akan pernah menduakan atau bahkan meninggalkan Jeongwoo, Pa."
Jaehyuk menatap takjub pada jawaban Haruto. Dirinya memang tidak salah meyakini jika Haruto pantas bersanding dengan putranya.
"Papa percaya sama kamu, Ru."
Keduanya lanjut berbincang, hingga sebuah cahaya putih bersinar di hadapan mereka.
"Ruto, pulanglah. Tempatmu bukan disini. Pulanglah, temui istri dan anakmu, juga orangtuamu. Papa akan selalu menunggu kalian disini."
Haruto bingung. Ia belum sempat menjawab perkataan Jaehyuk. Namun ia merasa tubuhnya seperti ditarik ke dalam cahaya tersebut.
Haruto hanya bisa pasrah. Ia tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Apakah ia akan kembali ke dunia dan bertemu dengan Jeongwoo lagi.
Atau justru pergi ke tempat yang sama dengan Jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Roman pour AdolescentsCerita lanjutan dari Our Captain dan Our Captain 2. Trilogy of Captain Series.