Tahun baru tentunya menjadi kebahagiaan bagi setiap orang. Terlebih lagi merayakan tahun baru bersama keluarga, pastinya membuat siapapun bahagia, bukan?
Seperti sekarang, kediaman Yoon sudah sangat ramai. Tentu saja dengan datangnya sahabat-sahabat Jaehyuk dan Asahi, juga anak mereka.
Saat ini mereka sedang berada di halaman belakang rumah Jaehyuk. Beberapa sibuk menyiapkan bahan dan alat panggangan, sedangkan beberapanya lagi hanya sibuk mengamati.
Seperti Rakwon, Junghwan, dan Niki. Ketiganya justru asik memangku sebuah snack big size seraya melihat betapa sibuknya keenam pasangan disana.
"Eh cil, bagi dong chikinya. Makan sendirian aja, lo." Junghwan beralih mencomot chiki milik Rakwon. Rakwon sih hanya diam, ia tidak berniat ribut hari ini.
"Hwan, lo ngga ada resolusi giu buat tahun depan?" tanya Niki tiba-tiba.
"Uncle Hwan mana ada resolusi, paling resolusinya cuma dapat jodoh terus nikah." cibir Rakwon yang kemudian dihadiahi satu sentilan manis di dahinya dari Junghwan.
Niki terkekeh melihatnya. Ia pikir, hari ini Rakwon benar-benar akur dengan Junghwan. Tapi ternyata tidak. Pasangan paman-keponakan itu tidak bisa akur sedetikpun ternyata.
"Tapi gue setuju sih, Hwan. Lo kapan mau nikah? Gue aja udah tunangan, tinggal tunggu hari H. Lah lo, doi aja belom ada."
Niki dan Rakwon tertawa melihat wajah Junghwan yang terlihat kesal sekarang. Bahkan lelaki bermarga Park itu menghela napasnya.
"Gue juga ngga tau, kapan gue nikah. Tadinya gue mau nikahin Jeongwoo, eh keduluan sama Haruto."
Rakwon menepuk pundak Junghwan beberapa kali. "Untung ngga jadi nikah sama Mama Je ya, uncle."
"Lah, emang kenapa?"
"Iya soalnya aku ngga mau punya ayah yang ngenesin semacam uncle Hwan ini."
Niki dan Junghwan tergelak mendengar sahutan dari Rakwon. Namun alih-alih marah, Junghwan justru ikut tertawa bersama Niki dan Rakwon.
"Emang ngenes banget nasib gue."
Ketiganya kembali asik memakan camilan. Hingga Jaehyuk, Junkyu, dan Haruto merebahkan diri mereka di atas karpet berbulu tepat dihadapan ketiga orang itu.
"Hah.. Lumayan capek ternyata." ucap Junkyu. Salahkan saja usianya yang tidak lagi muda, menjadikan dirinya lebih mudah lelah dibanding dulu.
"Encok pinggang gue, Kyu." sahut Jaehyuk, dibalas anggukan oleh Junkyu.
"Grandpa payah," celetuk Rakwon. Membuat Haruto terkekeh, sedangkan Jaehyuk dan Junkyu menatap cucu mereka malas.
"Lho kamu sendiri, bukannya bantuin malah asik duduk disini. Kasihan tuh Mama mu sibuk nyiapin bahan masakan."
Rakwon mengangguk. "Memang benar. Tapi Mama pasti marah kalau aku ikut bantuin. Kata Mama, bisa hancur semua nanti pekerjaannya."
Just for your information, Jeongwoo memang tidak pernah membiarkan Rakwon membantunya. Bukannya ia tidak ingin dibantu, tapi ia hanya trauma saat dulu Rakwon membantunya, dan akhirnya malah hancur. Sejak saat itulah Jeongwoo tidak pernah membiarkan putranya untuk memberikan bantuan padanya.
"Omong-omong, kamu jarang banget main ke rumah Grandpa lho, dek." Jaehyuk kembali berucap sesudah merubah posisinya menjadi duduk.
Rakwon turun dari sofa, lantas duduk di samping Jaehyuk. "Salahin Papa tuh. Papa sibuk banget. Kalau flight ngga inget pulang. Sekalinya pulang tuh cuma sehari, besoknya pergi lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Teen FictionCerita lanjutan dari Our Captain dan Our Captain 2. Trilogy of Captain Series.