Breaking news!
TM-Airline A703 dinyatakan hilang kontak. Setelah take off dari Incheon International Airport, 2 jam kemudian pesawat ini dinyatakan hilang kontak. Hingga kini, tim sar masih terus mencari keberadaan TM-Airline A703..
Prang!
Gelas dalam genggaman Jeongwoo terjatuh begitu saja. Berita yang ia lihat kini, hanya fiktif belaka, kan? Tidak nyata?
Asahi yang berada di dapur pun berlari menghampiri Jeongwoo. Membawa sang anak duduk di sofa, mengusap punggungnya. Tatapan Jeongwoo kosong kala melihat berita tentang pesawat yang dikendarai oleh suaminya. Apakah ini jawaban dari perasaannya sejak tadi?
"Jeje?"
Jeongwoo menundukan kepalanya, berusaha menghalau air matanya, berusaha berpikir positif jika Haruto pasti akan kembali dalam dekapannya lagi.
"Ma.. Itu bukan pesawat Haru, kan?"
Asahi tidak menjawab, namun membawa Jeongwoo ke dalam pelukannya. Ia sudah pernah merasakan hal seperti ini, namun, mengapa anaknya juga harus merasakan hal yang sama?
"Je, kita berdoa untuk Haruto dan seluruh orang yang ada di pesawat itu, ya. Mama yakin, Haruto pasti akan kembali ke Jeje lagi. Kita doakan ya, nak.."
-𝕸𝖞 𝕮𝖆𝖕𝖙𝖆𝖎𝖓-
Tak jauh berbeda dari kediaman Asahi, di kediaman Kim pun Junkyu dan Mashiho sama cemasnya. Mashiho masih terus merapalkan berbagai doa guna keselamatan sang putra, sedangkan Junkyu mencoba menghubungi beberapa bantuan dari temannya yang sekiranya berada dekat dengan posisi terakhir pesawat Haruto sebelum hilang kontak.
"Haru, Mama yakin Haru pasti kembali. Banyak yang menunggumu pulang disini, nak.." ucap Mashiho. Tangannya mengusap figura foto sang putra.
Junkyu duduk di samping Mashiho, menggenggam jemari sang istri, mengusapnya pelan.
"Aku yakin Haruto pasti kembali ke kita. Kalau sampai besok belum ditemuin, aku izin untuk ikut dalam pencarian ya, Chio."
Mashiho hanya mengangguk. Lantas menyandarkan kepalanya di pundak sang dominan. Membiarkan air matanya menetes disana. Sungguh, tidak pernah sekalipun ia bayangkan putranya menjadi salah satu korban dalam kecelakaan pesawat. Entah bagaimana kabar anaknya sekarang, entah ada dimana ia berada, entah akan pulang dengan utuh atau hanya raganya saja, entah bagaimana rupanya setelah ini. Semua pertanyaan itu berputar di pikiran Mashiho. Tidak bisa ia bayangkan bagaimana sedihnya Jeongwoo nanti. Pastinya akan sangat sedih. Terlebih lagi ayah dari menantunya itu sudah pergi lebih dulu, dikarenakan kecelakaan pesawat juga.
"Kak, aku khawatir sama Jeongwoo." ucapnya. Memang benar, dia lebih khawatir dengan kondisi menantunya saat ini.
"Iya nanti kita ke rumah Asahi ya, Chio."
Mashiho hanya mengangguk, keduanya kembali terdiam sebelum sebuah panggilan masuk ke telepon Mashiho. Dengan cepat ia menjawab telepon itu.
"Iya, Sahi?"
"Chio.. Jeongwoo masuk rumah sakit. Kandungannya bermasalah, dan harus dioperasi sekarang juga.."
Deg.
Mashiho bergeming. Apa lagi sekarang? Putranya dikabarkan hilang kontak, dan kini menantunya dilarikan ke rumah sakit?
Melihat sang istri yang terdiam, Junkyu segera merangkul Mashiho. Menatap penuh tanya pada sang istri.
"Jeongwoo melahirkan. Kita kesana sekarang ya, kak."
-𝕸𝖞 𝕮𝖆𝖕𝖙𝖆𝖎𝖓-
Entah sudah berapa lama Asahi menunggu sang putra. Tadi sebelum dibawa ke rumah sakit, Jeongwoo mengalami pendarahan hebat. Entah karena terkejut dan terlalu kepikiran ketika mengetahui berita tadi, atau memang karena kandungannya yang lemah."Asahi!"
Asahi menoleh, mendapati Junkyu dan Mashiho disana. Mashiho memeluk Asahi, keduanya menangis dalam pelukan itu.
"Anak gue, Chi.."
Mashiho mengangguk. "Kita doa sama-sama ya, Sa. Buat Jeongwoo, juga Haruto."
Junkyu hanya bisa diam melihat interaksi keduanya. Dalam benaknya juga mengkhawatirkan kondisi Jeongwoo, juga memikirkan bagaimana keadaan Haruto di luar sana.
Hampir tiga jam lamanya mereka menunggu, dokter pun keluar dari ruangannya.
"Gimana keadaan anak saya, dok?" tanya Asahi dengan tidak sabaran.
"Kondisi pasien sudah membaik. Bayinya pun sehat. Tapi untuk menjenguk, saya sarankan satu persatu ya, demi kenyamanan pasien. Saya rasa, hanya itu saja, saya permisi."
Selepas kepergian dokter, tak hentinya Asahi berucap syukur.
"Cucu gue lahir, Sa!" pekik Mashiho bahagia.
Asahi memutar bola matanya malas. Cucunya kata dia, padahal itu cucu Asahi juga, ya kan?
"Cucu gue juga, Kim Mashiho."
Mashiho hanya tertawa, lantas kembali memeluk sahabatnya itu. "Selamat ya, Sa. Akhirnya kita jadi grandma."
"Iya, Chio. Tinggal kita tunggu kabar dari Haruto. Tapi gue yakin, menantu tampan gue itu pasti balik, Chi."
Mashiho mengangguk. Betul, mereka hanya tinggal menunggu kabar dari Haruto.
Ya, setidaknya pesawatnya ditemukan. Entah Haruto pulang dengan nyawa atau tidak, asal ada raganya, mereka akan tetap menerima semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Ficção AdolescenteCerita lanjutan dari Our Captain dan Our Captain 2. Trilogy of Captain Series.