Bonus Chapter

2.7K 305 12
                                        

Puk.

Puk.

"Pa.. Pa.. Pa.. xixixi.."

Bayi berusia 9 bulan itu masih terus berusaha membangunkan sang ayah yang sepertinya masih senang menjelajahi alam mimpi.

Perlahan ia naik ke atas perut sang ayah, menelungkupkan tubuhnya diatas tubuh tegap ayahnya, dan memberikan beberapa kecupan di pipi tersebut. Sontak lelaki bermarga Kim itu terusik. Ia mengerjapkan matanya, dan menemukan putranya tengah mengecupi pipinya.

Haruto tersenyum, lantas memeluk tubuh mungil Rakwon, dan memberinya kecupan. "Good morning, kesayangan Papa."

Rakwon tersenyum senang, ia menepuk-nepuk pelan wajah sang ayah.

"Aduh, nak, sakit lho muka Papa." ujarnya. Aslinya sih tidak terlalu sakit, namun Haruto hanya khawatir nanti putranya jadi terbiasa menepuk wajah begitu.

Haruto bangun, tentu saja dengan Rakwon dalam gendongannya. Ia melangkah menuju dapur, mencari istrinya. Dan ya, sesuai dugaannya, Jeongwoo masih berkutat dengan peralatan memasaknya.

Lelaki dominan itu segera meletakan Rakwon diatas kursi bayinya, dan segera menghampiri sang istri.

Grep.

Jeongwoo sedikit berjengit kala sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Namun tak ayal, ia justru tersenyum. Iya Jeongwoo sudah tau siapa pelakunya. Pastinya Kim Haruto, kan?

Cup.

"Morning, sayang," ucap Haruto seusai mencuri sebuah kecupan di pipi Jeongwoo.

Jeongwoo tersenyum, tangannya mengusap tangan kekar Haruto yang melingkari perutnya. "Morning juga, sayangnya Jeje. Kamu mau mandi atau sarapan dulu?"

Haruto menyandarkan dagunya pada pundak yang lebih muda. "Mandi dulu, sayang. Anyway, hari ini kita jadi ke makam Papa Jae? Pulangnya langsung ke rumah Mama Asa, kan?"

Jeongwoo melepas pelukan Haruto. Tangannya bergerak merapikan untaian rambut sang suami. "Iya, Haru. Acaranya kan hari ini. Lagian mumpung kamu juga libur, jadi ikut ya."

"Yaudah, aku mandi dulu kalau gitu. Biar sampai sana bisa langsung bantu-bantu."

Cup.

Satu kecupan kembali ia curi dari bibir ranum Jeongwoo, dan berlari menuju kamarnya. Namun-

"HUWAAAA.."

"KIM HARUTO, KENAPA PIPI ANAKNYA DIGIGIT?!"

-𝕸𝖞 𝕮𝖆𝖕𝖙𝖆𝖎𝖓-

Ketiganya mulai memasuki area pemakaman. Dengan Jeongwoo yang membawa sebuket bunga untuk sang ayah, dan Haruto bersama Rakwon dalam gendongannya. Langkahnya terhenti di depan sebuah figura foto disana.

"Hai, Pa, maaf ya Jeje baru datang lagi kesini," ucap Jeongwoo sebelum menaruh buket bunga itu.

Jeongwoo mengecup figura di hadapannya, mengelus lembut bingkai kaca tersebut. "Hari ini Jeje ngga sendirian kok. Ada Haru, sama Rakwon, cucu Papa. Papa pasti senang kan bisa ketemu Rakwonie sekarang?"

Rakwon, bayi itu mencoba menggapai figura di depannya, membuat sang ayah mulai menyeimbangi gerakan si bayi.

"Bwaa bwaa.. Pa.. Pa.. Eung.."

Haruto terkekeh, ia mendekatkan Rakwon pada bingkai Jaehyuk. Tanpa disangka, bayi tersebut menciumi bingkai sang kakek. Jelas membuat Jeongwoo tersenyum senang melihatnya.

Jeongwoo mendongak, menatap ke arah sang suami. "Dia seneng banget ketemu kakeknya, Ru."

Haruto yang mengerti perasaan Jeongwoo pun segera menarik pinggang sang istri mendekat padanya. Mengusapnya lembut, dan menyelipkan satu kecupan di pucuk kepala Jeongwoo.

My CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang