Jeongwoo sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Menghadap ke kanan, atau pun kiri, mencoba untuk tidur namun sayangnya nihil.
Tadi pagi Haruto mengantarnya ke rumah Asahi, dan sekarang, dia benar-benar bosan. Alhasil, Jeongwoo memilih untuk keluar kamar, dan menemukan Asahi disana.
Si manis mendudukan bokongnya di samping Asahi. Menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu, membuat Asahi mengusap pipi anaknya.
"Kenapa, Je? Bosan ya di rumah Mama?" tanyanya.
Jeongwoo mengerucutkan bibirnya dan menggeleng. "Ngga, Mama.. Jeje ngga bosan di rumah Mama. Jeje tuh kesel, Haru ngga balas chat Jeje dari tadi."
Jawaban dari Jeongwoo membuat Asahi menghela napas. Menantunya itu bahkan baru berangkat sekitar 1 jam lalu.
"Kamu kangen sama Haru?"
Lagi-lagi Jeongwoo menggeleng. "Jeje tuh pengen denger suara Haru, Ma. Tapi Harunya ngga angkat telepon Jeje. Jangan-jangan, Haru sibuk sama yang lain ya, Ma?"
Asahi tertawa mendengar gerutuan sang putra. "Mana ada Haruto sibuk sama yang lain? Lagian kan kali ini penerbangan Haruto lumayan jauh, Je. Mungkin aja masih di jalan."
Jeongwoo memeluk sang ibu dari samping. Mendusalkan wajahnya di pundak Asahi. "Jeje kangen Haru. Pokoknya kalau Haru balik, mau Jeje cubit perutnya, tapi habis itu Jeje kiss kiss pipinya."
Asahi hanya menganggukan kepala. Ia tidak mengerti kenapa anak manisnya begitu merindukan Haruto. Padahal kan baru 1 jam si tampan meninggalkan rumahnya.
"Huaaa Mama Asaa.. Jeje kangen Haru.. hiks.. Mau peluk Haru.."
Nah kan, kalau udah begini, bingung deh Asahi jadinya. Kalau dulu, Jeongwoo nangis kan bisa dikasih susu, lah kalo sekarang? Mintanya bukan susu lagi, tapi Haruto. Bingung sudah Asahi jadinya.
Asahi menepuk pelan tangan Jeongwoo. "Jeje denger Mama, ya. Haru itu kerja, buat Jeje sama buat calon baby kalian. Haru juga ngga akan lama kan perginya? Cuma dua hari, habis itu dia ambil libur beberapa hari buat kamu. Kalau kamunya rewel begini, kasihan Haruto lho. Dia pasti mikirin kamu juga disana, Je."
Mendengar penuturan Asahi, membuat Jeongwoo mengangguk. Benar juga apa kata Mamanya. Kalau dia uring-uringan disini, kasihan Haruto. Bisa-bisa dia ngga fokus waktu kerja, kan?
"Udah, sekarang Jeje bobo aja gih. Atau mau minum jus? Mama bikinin."
Jeongwoo menatap penuh binar ke arah Asahi. "Mau jus, Ma!"
Sudah Asahi duga, Jeongwoo tetaplah bayi kecilnya sampai kapanpun, yang ditawari tidur atau jus, pasti akan memilih jus.
Asahi terkekeh ringan, lalu mengecup pipi gembul sang anak. "Siap, bayinya Mama Asa.."
-𝕸𝖞 𝕮𝖆𝖕𝖙𝖆𝖎𝖓-
Haruto tiba di hotel setelah melakukan penerbangan selama kurang lebih 12 jam. Sangat melelahkan. Penerbangan kali ini ditemani oleh Junghwan. Seperti biasa, sahabatnya itu sedang sibuk membucin. Ah, Haruto jadi kangen Jeongwoo.
Ia mengambil ponselnya, dan mendial nomor favoritnya, lantas memulai panggilan video dengan seseorang disana.
Tak butuh waktu lama, panggilan video itu terhubung.
"Haruuuuu.."
Haruto terkekeh mendapati sang istri disana. Mendengar suara dan melihat wajah merah istrinya. Sepertinya Jeongwoo baru saja menangis.
"Hai Wolfie. Kenapa matanya sembab gitu? Kamu nangis?" tanyanya setelah menyamankan posisi di atas kasur.
Di seberang sana Jeongwoo mengangguk. "Jeje kangen Haru.."
"Besok malam aku pulang, sayang."
"Haruu, Jeje mau peluukk.."
Duh, kalau begini, Haruto ingin meluk Jeongwoo juga jadinya. Mana muka istrinya gemes banget, ngga nahan pengen makan pipi gembulnya itu.
"Iya, besok kita cuddle ya, sayang. Sayangnya aku udah makan?"
Jeongwoo mengangguk. "Udah. Mama Asa masak banyak tadi. Semuanya kesukaan Jeje, jadi Jeje mam banyak deh, hehe. Nda Papa kan, Haruu?" tanyanya seraya membuat aegyo.
Disini ngga ada kamera atau cctv apa, ya? Haruto mau melambaikan tangan aja rasanya. Ngga kuat banget liat muka gemesinnya Jeongwoo.
"Gapapa, Wolfie. Bagus dong kalau kamu makan banyak. Vitamin sama susunya ngga lupa diminum, kan?"
"Nggaaa. Jeje minum susu dua kali, terus vitaminnya juga udah Jeje minum tadi."
"Pinternya Wolfieku. Mau hadiah apa nanti?" tanya Haruto sungguh-sungguh.
Jeongwoo menggeleng dengan bibir mengerucut. "Jeje mau peluk aja ya, Haruu.."
"Boleh. Yaudah, sekarang bobo ya. Mau dimatiin ngga video call nya?"
"Noooo.. Tungguin Jeje sampai bobo ya, Haru. Nyanyiin juga hehe. Jeje ngantuk. Good night, Haru. Love you." si manis lantas meletakan ponselnya menghadap ke arahnya, sedangkan tangannya sibuk memeluk guling, dan bersiap mengarungi mimpi.
Semua itu tak luput dari pandangan Haruto. Setelah Jeongwoo terlelap, ia memutuskan panggilan itu.
"Anjir, jadi kangen kan sama si bayi," ujarnya. Ia menoleh ke arah Junghwan.
"Junghwan, gue gigit ya pipi lo? Kangen banget sama Jeongwoo soalnya."
"GUE DOMINAN, KIM GILA HARUTO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Captain
Teen FictionCerita lanjutan dari Our Captain dan Our Captain 2. Trilogy of Captain Series.