13. The Talk

6.3K 373 19
                                    

Lapangan yang cukup luas namun sepi. Disini lah Valen membawa Noura. Lapangan di belakang sekolah yang memang selalu sepi ketika jam pulang sekolah.

Noura memperhatikan sekelilingnya sambil mengerutkan dahinya. Bingung dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Kenapa?" tanya Valen melihat raut muka Noura.

Noura menatap Valen. "Mau ngomong apa sih? sampe harus sesepi ini?"

"Nggak usah geer. Emang kebetulan aja sepi," jawab Valen datar.

Noura mengangkat satu alisnya. "Siapa yang geer sih?"

"Lo. Gue mau ngomong. Jangan kebanyakan nanya, nanti jadi lama. Lo nggak mau lama-lama kan? yaudah, diem. Tugas lo cuma nyimak omongan gue dan jawab dengan jujur semua pertanyaan dari gue," jelas Valen panjang lebar.

Noura memutar bola matanya. "Lebay banget jadi orang."

Valen menatap Noura dengan malas.

"Ok sorry, gue ngomong. Sekarang giliran lo ngomong cepetan. Gue tau lo emang mau lama-lama sama gue kan makanya--" omongan Noura tiba-tiba saja dipotong oleh Valen.

"Tristan siapa lo?" tanya Valen langsung to the point.

Noura sangat bingung dengan pertanyaan Valen sampai ia tidak bisa berkata apapun.

Valen tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari mata Noura. Noura pun tersadar dari kebingungannya itu.

"Tristan? dia temen gue. Emang kenapa sih?" jawab Noura lalu bertanya balik.

"Noura, di awal gue udah bilang tugas lo cuma nyimak dan jawab pertanyaan gue. Nggak ada tanya balik," ucap Valen yang menurut Noura sangat menyebalkan.

Noura menghembuskan nafasnya untuk berusaha bersabar menghadapi Valen di mood nya yang sedang tidak baik ini.

"Terus?" tanya Valen lagi tanpa Noura ketahui maksud dari kata tersebut.

Noura mengerutkan dahinya. "Terus apa? kayak tukang parkir aja sih terus-terus."

"Jangan bercanda terus dong, Noura. Ngomong serius sekali-sekali," kata Valen dengan nada pasrah karena Noura terlalu sering bercanda menurutnya.

"Terlalu serius nanti malah jadi berantem loh," ucap Noura lalu tertawa.

Valen akhirnya tersenyum. "Nggak kok."

Noura ikut tersenyum dengan mata yang masih terus menatap Valen. "Jadi........ lo cuma mau nanya itu?"

Valen menggeleng. "Nggak. Masih ada yang mau gue tanyain. Hm, tadi kok tangan lo di pegang Tristan?"

Noura merubah senyumnya menjadi senyum jahil. "Lo cemburu ya?"

"Cemburu? ngapain?" kata Valen mengelak.

Noura tertawa dengan puasnya. "Alah bilang aja kali. Tapi tenang aja, gue nggak ada apa-apa kok sama dia. Malah gue sebel banget sama dia. Dia emang suka gitu, Valen. Suka tiba-tiba nahan tangan gue kalau mau pergi. Padahal kan gue mau ngejauh gitu."

"Gue nggak minta lo jelasin semuanya," ucap Valen dingin.

Noura cemberut. "Jangan baper, gue cuma bercanda," ucap Valen lalu mengacak rambut Noura.

"Jadi, lo cuma mau nanya ini? udah? terus ngapain di bawa kesini sih?" tanya Noura heran.

Valen mengangkat satu alisnya. "Siapa bilang? gue emang udah selesai nanyain lo dan itu nggak penting. Yang penting, sekarang lo pulang sama gue."

Noura menarik tangannya yang sudah digenggam oleh Valen. "Gue mau ngelanjutin tugas gue di aula. Jadi, gue masih nanti pulangnya."

"Gue udah izinin ke Frida kalau gue mau ngajak lo pergi pulang sekolah," jawab Valen santai.

Valen and NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang