"Hai," sapa seorang laki-laki lalu duduk di samping Noura.
Suara yang sangat familiar untuk Noura.
"Kenapa?" tanya Noura jutek.
"Jutek banget sih sama gue. Calon pacar sendiri masa dijutekin," jawab laki-laki itu. Dia adalah Tristan.
Noura memutar kedua bola matanya. "Gue lagi males."
"Males kenapa? cerita dong," kata Tristan sambil mendekati mukanya ke Noura.
Noura mendorong muka Tristan. "Apaan sih? gue males gara-gara ada lo."
Tristan memasang muka sedih. "Yah, kok gitu sih, Nou? padahal gue selalu seneng kalau ada lo."
"Itu kan lo, bukan gue. Pergi sana," usir Noura.
"Ini kan bukan sekolah punya lo, jadi bebas dong gue mau dimana aja," ledek Tristan.
Noura hanya melihat Tristan sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke Ava.
"Temennya pacar lo tuh, Va. Ganggu banget," kata Noura kepada Ava.
Ava mengerutkan dahinya. "Pacar?"
Noura mengangguk. "Iya, dia kan temennya Evan."
Ava memutar kedua bola matanya. "Terus aja ledekin gue sama Evan."
Noura hanya terkekeh pelan.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja ada yang menarik tangan Noura dengan kencang.
"Siapa tuh?" Ava berbicara dengan dirinya sendiri. Masih terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya.
"Valen! tangan gue sakit! kebiasaan deh narik-narik tangan. Ada apa sih?" tanya Noura sambil menghentikan jalannya.
Valen membalikkan badannya menghadap Noura. "Tadi gue ketemu orang tata usaha, terus dia minta tolong ke gue, sekalian panggilin anak kelas 11 dan gue nggak kenal anak kelas 11 selain lo. Gue udah nyariin daritadi, nggak ketemu-ketemu makanya sekarang gue buru-buru. Udah ayo cepet."
Noura menghela nafasnya lalu ikut berlari dengan tangannya yang masih digenggam oleh Valen. "Santai kali, bang."
Tidak sampai dua menit, mereka sudah sampai di ruang tata usaha.
"Anna, Vani sini," panggil seorang yang berada di tata usaha.
Valen terkejut. "Ivan, Bu. Bukan Vani."
"Oh iya, saya lupa. Anna kelas 11 kan?" tanya Bu Dede yang merupakan bagian dari tata usaha.
Noura mengangguk. "Iya, Bu. Ada apa ya?"
"Anna, ini ada surat untuk anak-anak kelas 11 tolong diletakkan dikelas masing-masing. Kalau kamu Vani, ini surat sekaligus brosur untuk universitas. Letakkan dikelas masing-masing juga ya," jelas Bu Dede yang lagi-lagi memanggil Valen dengan sebutan yang salah.
Valen hanya menghela nafasnya lalu mengambil amplop yang berisi kertas-kertas yang pada akhirnya hanya akan menjadi sampah.
"Buat kelas 10 nggak ada, Bu?" tanya Noura sebelum meninggalkan ruangan.
"Nggak ada lah. Mereka kan baru masuk," jawab Bu Dede dengan nada yang cukup menyebalkan menurut Noura.
Santai aja kali jawabnya. Dasar Dede. Batin Noura.
Valen dan Noura berjalan keluar ruangan.
"Vani," ucap Noura tiba-tiba.
Valen langsung melihat Noura dan mengerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valen and Noura
Fiksi RemajaPerjodohan antara laki-laki dingin dan jutek dengan perempuan super toa dan bawel yang di lakukan secara diam-diam oleh orangtuanya.