"Rumahnya yang mana?" tanya Valen sambil melihat rumah-rumah.
Noura menunjuk sebuah rumah. "Itu tuh, pager warna item."
Valen langsung memberhentikan mobilnya di depan rumah yang di tunjuk Noura.
"Ini kayak mobil bokap gue," gumam Valen.
"Kenapa?" tanya Noura yang tidak mendengar jelas perkataan Valen.
Valen melihat Noura. "Yakin ini rumah lo?"
Noura menaikkan satu alisnya. "Yakin, masa gue lupa sama rumah sendiri. Kenapa emang?"
"Ini kayak mobil bokap gue," kata Valen sambil mengalihkan pandangannya ke mobil Gavin.
"Emang mobil bokap lo kali. Seinget gue juga mobil bokap lo ini. Coba tanya aja," kata Noura.
"Nggak usah deh," kata Valen.
"Ya udah, makasih ya. Hati-hati, jangan ngebut-ngebut di jalan," kata Noura lalu tertawa dan hendak membuka pintu mobilnya.
"Tunggu," kata Valen lalu keluar dari mobilnya dan membukakkan pintu Noura.
"Baik sekali anda membukakkan saya pintu," kata Noura dengan bahasa sok baku.
Valen memutar kedua bola matanya. "Emang baik dari lahir."
"Eh ada Kak Valen? masuk, Kak ada Om Gavin di dalem," kata Naomi di depan pintu rumah.
"Oh, jadi ini beneran mobilnya Papa. Nama gue Ivan bukan Valen," kata Valen lalu mengunci mobilnya dan ikut masuk ke rumah Noura.
"Ivan? kebetulan kamu disini," kata Gavin ketika melihat Valen masuk.
Valen menyengir lalu salim dengan Gavin dan Agra. "Kenapa, Pa?"
"Mobil Papa mogok di jalan, jadi nanti Papa pulang sama kamu ya," kata Gavin.
Pundak Valen langsung melemas. Kirain mau di suruh jagain Noura karena mereka mau pergi taunya.....eh kok gue kayak ngarep berduaan sama Noura. Batin Valen lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa? kamu nggak mau pulang bareng Papa?" tanya Gavin bingung melihat kelakuan anaknya.
"Hah? mau kok, Pa. Tadi rada pusing gitu," kata Valen lalu tersenyum garing.
"Kamu pusing? tiduran di kamar Noura aja," kata Agra.
Mampus. Salah kasih alesan. Batin Valen.
Valen menggeleng. "Nggak usah, Om."
"Gapapa, Valen. Nggak usah malu-malu gitu," kata Noura lalu menarik Valen untuk ke atas.
Agra dan Gavin malah seperti tersenyum penuh kemenangan. Mungkin karena Valen dan Noura menjadi semakin dekat.
Noura menarik Valen sampai masuk ke kamarnya lalu menyuruh Valen untuk tiduran di kasurnya.
"Gue tau lo boong," kata Noura lalu melempar tas sekolahnya asal.
Valen mengerutkan dahinya. "Boong kenapa?"
Noura menaikkan satu alisnya. "Nggak usah sok nggak tau. Lo nggak bisa boong sama gue."
"Kenapa?" tanya Valen datar.
Noura menghembuskan nafas kencang. "Nggak penting kenapa. Pokoknya, tadi lo nggak pusing dan ngebayangin sesuatu makanya lo ngegeleng-geleng kepala."
Valen langsung melotot saking kagetnya. "Kok lo bisa tau?"
"Nanya mulu, nggak aus?" kata Noura sinis.
"Lagian lo bikin gue penasaran terus," jawab Valen tak kalah sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valen and Noura
Teen FictionPerjodohan antara laki-laki dingin dan jutek dengan perempuan super toa dan bawel yang di lakukan secara diam-diam oleh orangtuanya.