"Sebenernya gue nggak gapapa, Noura. Gue sakit," ucap Valen.
"Hah? lo sakit apa?" tanya Noura panik.
Valen menundukkan kepalanya. "Gue... gue juga sebenernya nggak ngerti tentang ini semua tapi rasanya tuh sakit banget, Noura."
Noura semakin panik mendengar penjelasan Valen. "Emang lo sakit apa sih, Valen? kenapa lo nggak pernah bilang dari dulu?"
Valen menggelengkan kepalanya. "Dan gue bisa mati karena sakit ini."
"Sakit apa sih? masa nggak tau? jangan nutup-nutupin gitu dong dari gue," ucap Noura dengan air mata yang sudah hampir jatuh.
Valen menatap Noura. "Sakit hati karena gue kangen banget sama lo."
Noura langsung melotot. "Sialan ya lo! sumpah, gue udah panik-panik malah di bercandain."
Valen tertawa. "Kasian, sampe mau nangis gitu."
"Bodo amat," ucap Noura lalu memukul paha Valen.
Valen hanya meringis kesakitan dan mengusap-usap pahanya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Noura masih berada di rumah Valen.
Valen beranjak dari kasurnya menuju meja yang berada di dekat pintu. Diambilnya kantung plastik berisi baju dan sepasang sepatu.
"Nih," ucapnya sambil menyerahkan kantung itu kepada Noura.
Noura mengerutkan dahinya. "Apaan nih? buat siapa?"
"Buat Bang Aga. Ya, buat lo lah," kata Valen.
"Dalam rangka apa ngasih ini?" tanya Noura.
"Ganti baju. Kita dinner di luar," jelas Valen.
"Ta--" omongan Noura segera dipotong oleh Valen.
"Ganti baju di kamar mandi. Gue juga udah minta izin ke bokap lo dan udah di izinin. Jangan keluar sebelum gue bilang," jelas Valen lagi.
Noura hanya mengangguk lalu berjalan ke kamar mandi yang berada di dalam kamar Valen.
Kantung tersebut berisi dress selutut tanpa lengan dan flat shoes yang sama-sama berwarna hitam.
Ia segera memakai dress tersebut. Rambutnya dibiarkan di kuncir, namun dirinya tetap terlihat cantik.
"Udah belum?" tanya Valen dari luar kamar mandi.
"Udah," jawab Noura.
"Yaudah keluar," ucap Valen.
Noura memperhatikan Valen yang memakai kemeja berwarna putih dengan lengan yang digulung sampai siku dan celana jeans hitam.
Ganteng. Ucap Noura dalam hati.
Valen tertawa melihat Noura. "Sepatunya kenapa nggak di pake?"
Noura mengangkat satu alisnya. "Di luar aja. Ini baju gue taro di mana?"
"Kasur gue aja. Yuk," ucap Valen lalu menggandeng tangan Noura setelah meletakkan bajunya.
Valen dan Noura berpamitan dengan kedua orangtua Valen.
Mereka berangkat pukul 5.56pm dan sampai di sebuah restaurant 6.10pm. Valen sudah memesan tempat untuk mereka berdua setelah dirinya pulang dari rumah sakit.
Restaurant tersebut tidak terlalu ramai namun tidak sepi. Terdapat anak-anak muda yang sedang makan malam atau sekedar duduk-duduk bersama pasangan ataupun temannya. Ada juga beberapa keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valen and Noura
Teen FictionPerjodohan antara laki-laki dingin dan jutek dengan perempuan super toa dan bawel yang di lakukan secara diam-diam oleh orangtuanya.