7. Reunion

8.1K 406 5
                                    

Valen terbangun dari tidurnya. Rasa lelahnya sudah hilang saat ini.

Tiba-tiba teringat olehnya tentang rencana pertemuan Gavin dengan Agra. Dia segera turun dari kamarnya dan menghampiri Gavin.

"Nanti jadi?" tanya Valen.

"Jadi, kamu ganti baju sekarang. Bentar lagi kita berangkat," kata Gavin yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv bersama Hanna.

Valen mengangguk lalu bergegas ke kamarnya dan mengganti bajunya. Dia mengambil kaos berwarna biru dongker dan leather jacket berwarna hitam, serta celana jeans.

Di lain sisi, Noura sedang menyisir rambutnya. Dia berniat untuk menggerai rambutnya. Noura memakai sleeveless shirt berwarna pink, bomber jacket berwarna putih dengan motif pink floral dan juga high-waisted shorts.

Noura turun dari kamarnya. "Yuk, Pa."

"Yuk. Papa kabarin Om Gavin dulu ya," kata Agra lalu menelfon teman kantornya itu.

"Gue udah berangkat," kata Agra sambil mengambil sepatunya. Tipikal orang yang tidak suka menunggu, berbohong soal keberadaan.

"Oke, gue juga berangkat," jawab Gavin dari sebrang sana.

Agra dan kedua anaknya masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Gavin, Hanna, dan Valen. Jarak dari rumah Valen dan Noura memang tidak terlalu jauh dengan tempat yang di janjikan.

Tempat itu bukanlah tempat-tempat dinner romantis lainnya, melainkan hanya sebuah mall dengan restoran-restoran dan juga tempat berbelanja. Agra dan Gavin akan bertemu dengan teman-teman SMA-nya. Sedangkan Hanna hanya ikut-ikut saja karena banyak juga teman mereka yang membawa pasangan masing-masing.

Setelah sampai di restoran yang sudah di janjikan, Noura, Valen, dan Naomi salim dengan beberapa teman Agra dan Gavin yang sudah sampai duluan. Ada yang sudah terlihat sangat tua, ada yang awet muda, ada yang bersama pasangannya, ada yang datang sendiri, ada yang sok muda, dan ada juga yang biasa-biasa saja.

"Kalian kalau mau jalan-jalan, jalan-jalan aja. Nanti kalau laper makan disini," kata Agra kepada Noura, Valen, dan Naomi.

"Ya udah, aku sama Valen sama Naomi jalan-jalan ya," kata Noura lalu ingin berjalan pergi.

"Nggak ah! aku mau disini aja. males kalau Kak Noura sama Kak Valen pasti aku di kacangin. Kalian berdua aja sana," kata Naomi sambil cemberut.

Noura melirik Naomi sinis. "Ya udah, kalau nggak mau ikut. Yuk, Valen."

Noura menarik tangan Valen untuk keluar dari restoran, sedangkan Naomi hanya duduk di suatu meja yang cukup untuk empat orang.

"Lucu ya," kata Noura tiba-tiba.

Valen mengerutkan dahinya. "Apanya yang lucu?"

"Ya, coba deh lo bayangin. Nanti pas lo udah tua kayak mereka, udah punya istri, udah punya anak terus dateng ke acara reunian temen-temen SMA lo dan ngajak pasangan sekaligus anak lo. Nggak ngebayangin gimana kocaknya," kata Noura sambil terus berjalan dan melihat-lihat toko yang bisa mereka datangi.

"Nggak usah di bayangin," jawab Valen tidak merespon apapun.

Noura mendecak pelan. "Lo mah nggak ngerespon. Gue tau lo orangnya dingin, tapi jangan sampe beku juga kali."

"Dikira gue es batu apa? beku. Tapi emang lucu sih. Nanti lo tua kan kocak," ledek Valen.

Noura mengangkat alisnya lalu meninju lengan Valen. "Gue tua, lo lebih tua, Valen."

Valen menahan tangan Noura. "Sebenernya lo mau jadi dokter apa petinju sih? lagian, cewe tuh lebih tua berapa taun gitu dari cowo. Eh, tapi lo sih kayaknya nggak deh."

Valen and NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang