Hai! baca ceritaku yang satu lagi juga ya judulnya Troublemakers:) yang itu udah selesai tapi itu cerita pertamaku jadi maaf kalau alay atau gimana hehee. (padahal yang ini juga alay wkwk)
Cerita ini mau happy atau sad ending?
Selamat membaca! makasih untuk vommentsnya:) maaf post malem-malem hehee.
**********
Noura duduk di samping Valen. Memperhatikan setengah wajah Valen yang tidak tertutupi oleh bantal.
Cepet sembuh ya, Valen. Ucap Noura dalam hati.
Noura menidurkan dirinya disamping Valen lalu memejamkan matanya.
Tiba-tiba ada yang memegang tangannya dan membuatnya tersadar.
Noura membuka matanya. "Valen?"
"Jangan pernah menjauh dari gue ya. Jangan pernah ninggalin gue," ucap Valen dengan tangannya masih terus menggenggam tangan Noura.
Noura mengangguk. "Iya, nggak akan. Lo gapapakan, Valen?"
"Gapapa kok cuma nggak enak badan aja," jawab Valen lalu tersenyum.
"Jangan pernah nyembunyiin apapun ya dari gue. Kalau ada sesuatu bilang aja, jangan di sembunyiin. Lo makan ya, belum makan siang kan?" kata Noura.
"Perasaan gue ke lo jangan di sembunyiin juga dong?" ledek Valen.
Noura tak kuasa menahan senyumnya. "Apaan sih. Gue ambilin makan dulu ya."
Valen hanya tersenyum pahit. Maafin gue, Noura.
"Tada! bubur ayam special ala chef Noura," ucap Noura dengan semangat saat memasuki kamarnya.
Valen mengangkat satu alisnya tidak percaya.
Noura terkekeh. "Iya, iya. Ini tadi Bang Aga yang beli."
Valen tertawa. "Sok banget sih. Lo nggak makan?"
"Tadi udah," kata Noura sambil menyerahkan mangkuk berisi bubur kepada Valen.
"Suapin kali. Orang lagi sakit," kata Valen.
Noura memutar kedua bola matanya. "Manja banget sih, Valen. Makan sendiri lah."
"Nanti nyesel kalau gue udah nggak ada, nggak ada yang bisa disuapin lagi," ucap Valen.
Noura melotot. "Nggak boleh ngomong gitu ah, Valen."
"Ya, maksud gue kan kalau gue udah kuliah takutnya jarang kesini gitu karena sibuk. Lo mah pikirannya udah negatif aja," jelas Valen.
"Ih, coba kalau gue ngomong gitu pasti juga lo mikirnya kayak meninggal gitu kan," kata Noura lalu memukul lengan Valen pelan.
"Nggak lah, pikiran gue tuh selalu positif. Udah deh mending suapin gue," jawab Valen yang sudah kelaparan.
Noura pun mengalah lalu menuruti perintah Valen.
"Kok lo kayaknya keringetan banget sih?" tanya Noura tiba-tiba.
"Mungkin karena lagi nggak enak badan aja. Eh nggak deh, kayaknya karena lagi nervous," jawab Valen.
Noura mengangkat satu alisnya. "Nervous? kenapa?"
"Karena disuapin lo," ledek Valen dengan raut muka serius.
Noura memutar bola matanya. "Orang lagi serius."
"Tumben serius," kata Valen lalu tertawa kemudian batuk.
"Eh, sorry jadi keselek. Itu minum di sebelah lo," kata Noura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valen and Noura
Teen FictionPerjodohan antara laki-laki dingin dan jutek dengan perempuan super toa dan bawel yang di lakukan secara diam-diam oleh orangtuanya.