19. Suka dan Sayang

5.4K 333 2
                                    

Noura membuka matanya. Keadaan di sekitarnya hanya di terangi oleh sebuah tv yang menyala tanpa suara. Terdapat seorang laki-laki yang sedang mendengarkan lagu tepat duduk di sebelahnya.

Noura menarik earphone yang terdapat di telinga laki-laki tersebut. "Valen? tadi baju gue, gue taro sini dimana?"

Valen mengerutkan dahinya. "Hah? baju apa?"

"Baju yang tadi lo bawain dari rumah. Baju gue yang ketinggalan itu," jelas Noura sambil mencari-cari baju tersebut.

"Lo ngigo ya? gue kesini nggak bawa baju lo. Gue aja masuk sendiri kesini. Daritadi gue dateng tuh lo udah tidur disini sambil megang roti terus karena gue laper, gue makan aja rotinya. Baju lo yang ketinggalan itu gue cuci di rumah," jelas Valen.

"Jadi, tadi gue mimpi?" tanya Noura kebingungan.

Valen mengangguk. "Iya."

Noura hanya terdiam sambil memandangi tv yang menyala. Ia merasa lega karena ternyata hal buruk yang terjadi dengan Valen hanya lah sebuah mimpi.

Tetapi di satu sisi, Noura merasa takut. Ia takut kalau itu adalah sebuah pertanda bahwa Valen tidak baik-baik saja. Ia takut kalau itu adalah pertanda bahwa Valen akan pergi dalam jangka waktu yang cepat.

Noura segera menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang telah memenuhi otaknya. Pikiran yang hanya membuatnya mengkhawatirkan sesuatu yang seharusnya tidak di khawatirkan.

"Noura," panggil Valen sambil melihat Noura dalam.

"Kenapa?" tanya Noura dengan pandangan yang masih lurus melihat tv.

"Liat gue," pinta Valen dan Noura pun mengikuti perintahnya.

Noura mengangkat kedua alisnya. "Kenapa, Valen?"

"Gue pingin bilang sesuatu ke lo," kata Valen sambil terus menatap Noura dalam.

Noura mengangguk. "Bilang aja."

"Cuma ada 2 kata yang aku tau di dunia ini; suka dan sayang. Tapi, buat kamu ....." kata Valen lalu menghela nafas, membuat kalimatnya menggantung beberapa saat. "buat kamu, aku pilih sayang."

Noura langsung menunduk malu mendengar perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Valen. Sebuah kalimat yang benar-benar tidak pernah di sangka oleh Noura akan di ucapkan oleh seorang Valen. Pipinya memerah.

Valen mengangkat dagu Noura dengan tangannya. Membuat Noura kembali melihat tatapan mata Valen.

Kok gue jadi kayak gini sih? bikin malu diri sendiri aja. Batin Noura.

"Kok tiba-tiba ngomong gitu sih?" tanya Noura sambil berusaha mengkontrol detak jantung dan ekspresinya.

Valen menggeleng. "Nggak. Gue cuma mau latihan buat bilang itu ke cewe yang gue suka. Menurut lo gimana? bagus nggak?"

Noura kembali terkejut dengan apa yang di katakan Valen. Kali ini benar-benar tidak di sangka oleh Noura.

Noura menelan ludahnya. "Ya, kalau cewenya suka sama lo pasti dia ngefly, seneng banget gitu. Tapi, kalau dia nggak suka, yang ada dia jiji sama lo dan bisa jadi menjauh. Tapi nggak tau juga sih, kan setiap orang punya pemikiran sendiri."

Valen mengangguk, mengalihkan wajahnya ke tv lalu kembali melihat Noura. "Kalau lo gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Noura tidak mau kegeeran.

"Ya, kalau gue ngomong kaya gitu ke lo. Kalau ya kalau," jelas Valen.

Noura mengangkat bahunya. "Ya, nggak tau deh."

"Kok nggak tau sih?" tanya Valen.

"Ya, nggak tau. Kan lo nggak ngelakuin itu ke gue," jawab Noura sambil melirik Valen.

Valen menghela nafas panjang. Mungkin ia lelah dengan apa yang dijawab Noura. Tidak membuahkan hasil yang memuaskan kalau berbicara dengan Noura.

Valenpun terus menanyakan kepada Noura apa reaksinya jika ada seseorang yang berbicara kepadanya seperti itu. Namun, tetap saja Noura mengotot bahwa dia tidak tau apa yang akan dilakukan atau apa yang akan dirasakannya.

"Oke, gue cape nanyain lo kaya gitu tapi nggak ada hasilnya. Sekarang gue mau nanya, dari dua kata itu, lo pilih apa buat gue?" tanya Valen mengganti pertanyaannya. Pertanyaan yang justru menjebak Noura. Pertanyaan yang membuat Noura tidak tau harus menjawab apa.

Noura pura-pura berfikir. "Ngg--"

Valen memotong omongan Noura yang belum sampai satu kata diucapkan. "Gue nggak mau denger jawaban lo 'nggak tau'. Gue mau lo pilih salah satu dari kata itu buat gue."

Noura kembali berfikir sambil memikirkan alasannya.

Kalau gue pilih suka, itu udah pasti suka kayak suka sama cowo. Tapi kalau sayang, ya gue nggak sayang sama dia. Masa sayang sebagai adik dan kakak? kan nggak mungkin. Basi banget. Malah ketauan banget kalau gue suka sama dia. Eh, gue kan nggak suka sama dia. Batin Noura.

"Noura jawab......." paksa Valen sambil menggoyang-goyangkan tubuh Noura.

Noura mengusir tangan Valen dari bahunya. "Ih, kaya anak kecil aja. Yaudah, gue pilih suka."

Valen tersenyum jahil. "Ohh, jadi lo suka ya sama gue?"

"Ya nggak gitu. Gue milih suka karena gue suka dengan cara lo berteman, cara lo ngomong sama orang. Bukan gue suka sama lo," jelas Noura.

"Ya, kalau lo suka sama cara gue ngomong, cara gue berteman, secara nggak langsung berarti lo suka dong sama gue?" tanya Valen menjahili Noura.

"Apaan sih? ya, nggak gitu lah. Yaudah, gue pilih sayang buat lo," jawab Noura mengganti jawaban awalnya.

"Sayang? kenapa?" tanya Valen meminta penjelasan Noura terlebih dahulu.

"Ya, karena gue sayang lo kayak gue sayang sama kakak gue sendiri dan gue emang sayang sama temen-temen deket gue," jelas Noura yang merasa yakin Valen tidak akan meledeknya apapun.

Valen mengangguk-ngangguk sambil tersenyum jahil. "Oh gitu. Tapi setau gue sih nggak ada pertemanan antara cewe dan cowo karena pasti di antara mereka ada yang jatuh cinta. Dan kalau lo udah sayang sama gue, kayanya perasaan yang di maksud lo itu cinta deh, bukan sayang sebagai teman atau sahabat."

Noura melotot mendengar perkataan Valen. "Lo tuh ngeselin banget sih. Apapun yang gue jawab selalu di gituin. Jadi maunya gue jawab apa?"

Valen menggeleng. "Nggak. Gue cuma ngetest lo aja kok. Mustinya kalau lo emang nggak suka dan nggak sayang sama gue dalam konteks cinta-cintaan, ya lo jawabnya bakal biasa aja. Tapi ini kayaknya gue ledekin kayak gitu aja lo langsung nge-gas. Jadi ketauan deh kalau lo nyimpen perasaan ke gue."

Noura menghela nafas panjang. Ia lelah dengan semua permainan Valen. "Terserah lo aja."

Valen tertawa puas melihat tingkah laku Noura. "Santai aja kali. Gue juga sayang kok sama lo."

**********

Hai! maaf banget nih kemarin nggak sengaja ke post terus jadi pada bingung gitu hahaha.

Makasih ya yang udah comment dan selalu votes hehe. Doain aja semoga selama libur ini, otak gue lancar. Aamiin.

Oh iya, gue ada 2 cerita yang akan gue post setelah cerita ini selesai. Tapi gue bingung banget mau post yang mana dulu. ((ok, gue curhat. nggak penting. bye))

Valen and NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang