25. The Truth

6.3K 355 11
                                    

"Umm...." Mureno terdiam. Tidak bisa berkata apa-apa.

"Dia cerita ke lo, Kak?" tanya Noura penasaran.

Mureno menggelengkan kepalanya. "Nggak. Tapi ya logika aja sih. Lo nggak mungkin secemburu ini kalau orang itu bukan cewe, yakan?"

Bener juga. Batin Noura.

"Gue nggak cemburu," elak Noura.

Mureno mendecak. "Bohong mulu. Apa susahnya jujur? udah ya, gue mau masuk kelas."

Noura hanya terdiam. Memikirkan pembicaraannya dengan Mureno.

"Berarti dia emang nutupin cewe itu dari lo. Dia nggak mau lo tau cewe itu siapanya."

Ada sedikit rasa sakit di hati Noura. Apakah ia terlalu menganggap Valen lebih? Apakah Valen baik dengannya hanya karena orangtua mereka kenal baik satu sama lain?

Noura membuang jauh-jauh pikirannya tentang Valen dan kembali masuk ke dalam kelas. Kelasnya sangat sunyi, hanya ada suara dari video. Beberapa orang menonton dan sisanya tertidur.

"Abis darimana lo? tadi gue cari ke kamar mandi nggak ada. Gue takut lo bunuh diri," tanya Ava tepat ketika Noura duduk di tempat duduknya.

"Lebay banget sih lo, Va. Ya kali deh gue bunuh diri. Gue abis dari lapangan belakang terus tau nggak gue ketemu siapa?" Noura bercerita.

"Siapa?" tanya Ava seperti terkejut.

"Kak Mureno!!" seru Noura dengan suara yang sedikit di tahan karena banyak yang tertidur.

Ava mengerutkan dahinya. "Terus kenapa?"

"Ih, Mureno kan temennya Valen. Terus dia bilang kalau berarti Valen emang nutupin cewe itu dari gue, Valen nggak mau gue tau cewe itu siapanya. Kenapa sih, disaat gue udah percaya sama orang itu, dia malah nggak percaya sama gue? malah nutup-nutupin?" ucap Noura sambil menahan tangisannya.

"Nggak gitu. Mungkin dia bukan mau nutup-nutupin tapi dia pikir kalau malam itu belum saatnya dia cerita ke lo tentang si cewe itu. Semua ada waktunya. Nggak semuanya harus diceritain saat itu juga. Gue tau lo kecewa, gue tau lo sedih, gue tau lo nggak suka kalau ada orang yang nutup-nutupin sesuatu dari lo tapi lo harus terima karena nggak semua orang bisa terbuka kayak lo," jelas Ava mencoba menenangkan Noura.

Noura menggigit bibir bawahnya, menahan agar tidak menangis. "Ya, itu lo tau kan kalau gue nggak suka kalau orang nutup-nutupin sesuatu dari gue. Apalagi gue udah terbuka banget sama dia."

"Jangan nangis. Mendingan nanti pas istirahat, lo temuin dia dan lo ajak ngobrol. Biar semuanya jelas juga," usul Ava sambil menepuk-nepuk pundak Noura.

***

Jam istirahat pun tiba. Ava dan Noura berjalan ke kantin untuk membeli makanan kecil.

Noura melihat Valen berkumpul dan sedang tertawa bersama teman-temannya. Ia langsung mengalihkan matanya agar Valen tidak menyadari kehadirannya disana.

Setelah membeli dan memakan makanannya, Noura dan Ava pun kembali ke kelas. Masih ada 5 menit sampai bel masuk. Kelas Noura sudah lumayan banyak orang.

Valen and NouraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang