Chapter-2

23.3K 1K 27
                                    

RIKU POV

Aku merenung selama perjalanan ke sekolah. Gadis berambut biru itu masih terngiang di kepalaku. Aku terus bertanya pada diriku sendiri. Siapa gadis itu? Aku tak pernah melihatnya datang ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku segera masuk ke dalam kelas. "Ohayou Riku! (selamat pagi, Riku)" sapa seseorang. "Ohayou, Fukube-san" balasku. Kazuma Fukube itulah nama lengkapnya. Dia merupakan, yah, kau bisa menganggapnya sebagai teman dekatku.

"Fukube-san, ore wa anata ni nanika o kikitaidesu (Fukube-san, aku ingin menanyakan sesuatu padamu)" ujarku tiba-tiba. "Oh, nani? (oh, apa?)" tanyanya.

"Saigo no, ore wa aoi kami no onato ni aimashita. Anata mita koto ga arimasu ka? (Tadi, aku bertemu dengan perempuan berambut biru. Apa kau pernah melihatnya?)" tanyaku.

"Hmm.. ao? onato? Gomen, yo ni mieru koto wa arimasen (Hmm... biru? Perempuan? maaf, sepertinya tidak pernah)" jawab Fukube. "Oh, sokka...(Oh, begitu ya..)" balasku tertunduk.

"Memangnya, ada apa?" tanya Fukube lagi. "Aku hanya penasaran saja. Gadis itu mengaku bahwa dia adalah murid di Suimei Academy tapi aku bahkan tidak pernah melihatnya" jelasku.

Sensei masuk ke dalam kelas diikuti oleh seseorang di belakangnya. Aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku hanya sibuk memandang keluar jendela.

"Ohayou gozaimasu. Watashi wa Chinatsu Yuki desu. Yoroshiku" kata murid baru itu memperkenalkan diri. Aku terkejut mendengar nama itu. "Ah, kau!" ujarku sambil menunjuk tepat kearah gadis itu.

Dia memandangku dengan heran. "Anata dare? (kamu siapa?)" tanyanya dengan ekspresi heran. Aku terkejut, gadis ini tidak mengingatku? "Omae wa oboete imasen? (kau tidak ingat?)" tanyaku terkejut. Dia menggelengkan kepalanya.

"Ore Kichida Riku desu. Kita bertemu di stasiu kereta" jelasku. "Watashi wa anata o shirimasen (aku tidak mengenalmu)" jawabnya datar. "Sensei, koko de watashi no seki? (sensei, dimana tempat dudukku?)" tanya Yuki. "Ah, asoko (ah, disana)" balas sensei menunjuk tempat duduknya.

Dia berjalan kearah tempat duduknya dengan tenang dan datar. Aku semakin heran dengannya. Dia bahkan tidak mengingat dan mengenalku, padahal, kita baru saja bertemu.

AUTHOR POV

Selama pelajaran, Riku terus memikirkan keanehan Yuki.

Akhirnya, istirahat pun tiba, Riku segera menuju meja Yuki untuk bertanya kembali. Tapi, saat dia pergi kesana, Yuki sudah beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar kelas

"Tunggu, Yuki! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu" ujar Riku memanggilnya. Dia menoleh. "Nani? (Apa?)" tanyanya datar. "Omae ga hontōni nani o wasurete shimaimashita ka?Matawa omae dake no furi o shite imasu? (Apa kau benar-benar lupa? Atau kau hanya berpura-pura?)".

Dia menatap Riku dengan tatapan tajam. "Tonikaku, sore wa anatade wa arimasen (pokoknya, itu bukanlah urusanmu)" jawabnya dingin. Lalu melangkah pergi tapi, dia menghentikan langkahnya lagi.

"Betsu no, watashi o nayama teishi (dan satu lagi berhenti menggangguku)" katanya lalu pergi meninggalkan Riku.

"Hen'na (aneh)" gumam Riku.

YUKI POV

Aku berjalan dengan langkah kesal. Entah mengapa, laki-laki itu terus menggangguku. Aku jadi tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Dia adalah orang teraneh yang pernah kutemui. Entah apa yang ada di pikirannya.

Tiba-tiba, ponselku berdering...

Kring.. kring...

"Ah..Wasuretemashita! (aku lupa!) " gumamku. Aku harus pergi ke suatu tempat.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju pintu gerbang. Kurasa, sekarang saat yang tepat. Aku harus pergi kesana. Aku pergi memasuki hutan yang berada di atas bukit.

Aku berhenti tepat di depan sebuah pondok yang berada di tengah-tengah hutan. Aku masuk ke dalam pondok itu dan mengambil beberapa senjata tajam. Pondok ini merupakan tempat tinggalku untuk sementara. Aku biasa berpindah-pindah tempat.

Kali ini, aku harus kembali mengasah kemampuanku. Aku mengambil pistol lalu berlatih menembak sasaran yang sudah aku persiapkan sendiri. Seperti yang kuduga, tepat sasaran.

"Ternyata, aku masih jago seperti dulu" gumamku sambil tersenyum kecil.

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu sedang berada di belakangku. Seketika, aku mendengar suara tepukan tangan. Aku menoleh, sesosok laki-laki berdiri menatapku. Aku mengenalnya, aku ingin melarikan diri. Tapi, dia menahan tanganku.

"Anata wa hanarete jikkō suru koto wa dekimasen, Chinatsu Yuki... (kau tidak bisa lari, Chinatsu Yuki.."

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang