Chapter-13

3.9K 318 0
                                    

Yuki Pov

"Kenapa dia?!" tanyaku terkejut.
"Karena hanya dia yang bersedia mengantar kita" jawab Kazuki dengan nada datar.
"Memangnya kenapa?" tanya Riku. " Mm.. Bukan apa-apa" jawabku.

Aku hanya bisa pasrah ketika melihat seseorang yang tidak kuinginkan berdiri di hadapanku dan tersenyum sinis.

Haru. Akasaka Haru.

"Ayo semuanya segera masuk ke dalam mobil. Kita akan segera berangkat" perintah Kazuki layaknya seorang pemimpin.

"Cih! Sok jadi pemimpin!" cibirku pelan.

TAK!!!

"Ittai! Siapa yang melakukan itu?". Aku berteriak kesakitan. Seseorang menjitak kepalaku dengan kasar.

"Aku bisa mendengarnya! Jadi kusarankan kau untuk diam!" ujar Kazuki sambil menatapku dingin lalu masuk ke dalam mobil. Aku segera membungkam mulutku.

"Hahahaha... Rasain tuh!" ledek Haru yang sekarang sedang berdiri di sebelahku. "Kau! Kenapa kau terus mengikutiku?!" tanyaku dengan kesal.

"Bukankah sudah aku jelaskan, aku akan membawa tuan putri kembali" jawab Haru. "Cih! Berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Aku membencinya!" protesku.

"Dingin seperti biasanya. Bahkan kau juga dingin kepadaku. Padahal aku kan...". Aku segera menutup mulut Haru dengan tanganku.

"Jangan mengatakan hal itu. Seseorang bisa saja mendengarnya" bisikku. Haru mengangguk pertanda mengerti.

Aku segera melepaskan tanganku dari mulutnya. Sesegera mungkin aku melap tanganku dengan sapu tanganku.

"Mulutmu bau!" kritikku sambil mencium tanganku. "Usoo... Aku sudah sikat gigi tadi pagi" bantah Haru.

"Terserah. Tapi yang jelas, mulutmu itu bau!" cibirku lagi. "Hei kalian, sampai kapan kalian mau berdiri disitu?" tegur Kazuki.

Aku menghela nafas lalu segera masuk ke dalam mobil.

(Dalam perjalanan)

"Panas! Apa mobil ini tidak punya AC?" gerutuku. "Punya" jawab Kazuki singkat. "Tapi, kita tidak bisa menggunakannya" lanjut Haru. "Kenapa lagi?" tanyaku tidak sabaran. "Itsuko-sama melarangnya" sahut Riku.

"Keterlaluan! Kenapa sih semuanya harus di larang! Tidak adil!" gerutuku lagi lalu memandang keluar jendela. Sejauh ini, yang nampak hanya padang rumput yang luas.

'Memangnya, sejauh mana kita akan pergi? Apa tempatnya begitu jauh sehingga harus pergi ke pelosok dunia? Lagian, bukankah kita juga memiliki darah monster? Kenapa kita harus memburu monster yang lain?'

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. "Megane, aku ingin menanyakan sesuatu" ucapku. Kali ini Kazuki tidak menggubris panggilanku terhadapnya. Dia hanya bertanya singkat.

"Nani?"
"Kenapa kita harus memburu sesama monster? Bukankah kita juga memiliki darah monster?".

Semua mata kini memandang kearahku (kecuali Haru yang membawa mobil). "Apa?" tanyaku heran.

"Kita memang memiliki darah monster. Tapi, kita merupakan keturunan dari ketiga pemuda itu tapi, perlu kau ketahui, mereka merupakan pengkhianat di dunia monster. Itu sebabnya mereka lari ke dunia manusia, menikah, dan memiliki keturunan. Para monster membenci mereka" ujar Kazuki menjelaskan secara rinci.

"Itu kan pelajaran sejarah sudah pernah di pelajari saat SMP. Kenapa kau tidak mengetahuinya?" tanya Riku heran.

Aku benar-benar malu. Riku saja mengetahuinya sedangkan aku bau mengetahuinya sekarang. Padahal, aku juga sudah pernah bergabung di organisasi seperti ini sebelumnya.

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang