Kazuki Pov
Sinar matahari mulai menerobos memasuki jendela kamarku. Aku yang masih setengah bangun mengambil posisi duduk di atas tempat tidurku.
Jam weker di sebelahku masih terus berbunyi. Saat ini jam menunjukkan pukul 06.00. Masih terlalu pagi untuk bangun. Tapi, berdasarkan perintah Itsuko-sama.
Pukul 06.00 tepat, dia akan mengadakan pertemuan di ruangannya. Dengan berat hati, aku segera mempersiapkan diri.
Setelah semuanya siap, aku berjalan menuju ruangan Itsuko-sama. Masih banyak anggota M.E.O yang belum bangun. Karena ini masih terlalu pagi.
Clek!
Aku memutar gagang pintu ruangan Itsuko-sama, masuk, lalu menutupnya kembali.
Di dalam ruangan itu, nampaklah Riku beserta Itsuko-sama sedang duduk menungguku.
"Ohayou Kazuki..." sapa Riku. Aku hanya membalas sapaannya dengan anggukan kepala. Heran, aku saja masih mengantuk, kenapa dia terlihat begitu bersemangat?
Aku mengambil posisi duduk bersebelahan dengan Itsuko-sama.
"Itsuko-sama, apa yang ingin anda bicarakan?" tanyaku dengan sopan. Itsuko-sama meneguk tehnya dengan perlahan.
"Sebelum itu, aku ingin meminta bantuan darimu. Apakah boleh?" tanya Itsuko-sama. Aku mengangguk. "Tolong bangunkan Yuki. Aku sudah lupa kalau dia juga bagian dari misi ini." pinta Itsuko-sama.
'Dasar! Kenapa Itsuko-sama sampai lupa memberitahukan hal ini kepada Yuki. Dia kan susah bangun! Dan juga, tadi Itsuko-sama mengatakan sesuatu tentang misi. Misi apa?' aku bertanya-tanya dalam hati.
"Kazuki. Apakah kau bisa?" pertanyaan Itsuko-sama mengagetkanku.
"Apakah dia memang harus ikut?" tanyaku dengan nada malas. Dan dijawab dengan anggukan mantap Itsuko-sama.
Dengan pasrah, aku keluar dari ruangan Itsuko-sama dan pergi menuju ruangannya Yuki.
Tok!Tok!
Aku mengetuk pintu kamar Yuki. Tapi, tidak ada respon dari dalam. Dia pasti masih tidur.Aku memutar gagang pintu kamarnya, dan pintu itu tidak terkunci. 'Dasar! Ceroboh sekali' gumamku dalam hati.
Aku melihat Yuki yang masih tidur dengan pulasnya. Dia pasti kelelahan. Seingatku, kemarin, dia menghilang ketika jam istirahat selesai. Menurut Riku, dia pergi ke suatu tempat tapi entah kemana. Yuki juga pulang saat makan malam berlangsung tidak seperti biasanya.
Disamping tempat tidurnya, terdapat regalia yang kusam seperti habis memotong ribuan benda. Anehnya, sekarang regalianya sudah ada dua.
Pedang dan panah.Kuro yang tidur di sampingnya juga kelihatan lelah. Tangan kanannya terbalut perban. Sebenarnya, apa yang dia lakukan kemarin.
'Tunggu dulu, aku seharusnya membangunkannya. Bukan malah mengamatinya' aku memperingatkan diriku sendiri.
"Yuki, bangunlah Itsuko-sama memanggilmu. Ada hal penting yang harus dibicarakan" ujarku sambil membesarkan suaraku.
Yuki tidak bergeming. "Aku tahu kau lelah. Tapi, kau harus bangun" ucapku lagi. Lagi-lagi dia tidak merespon.
Aku mendekatinya. Dan...
"KURUHEDDO BANGUN!!!" teriakku dengan keras. Kali ini, Yuki membalasku.
"MEGANE, URUSAIII!!!" teriaknya sambil menutup kepalanya dengan bantal. "Aku masih ngantuk" lanjutnya lagi.
'Dasar! Jadi selama ini, dia sudah bangun?' gerutuku dalan hati. Aku mengalihkan pandanganku kearah meja belajarnya. Cincin.
Aku terpaku pada cincin yang terletak di atas mejanya. Cincin yang dia pakai saat di sekolah. Aku mengambil cincin itu dan mengamatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Girl
FantasyJika semua di dunia ini beku apa yang akan kau lakukan? Jika hati dan sifatmu seperti salju, begitu rapuh dan dingin, dapatkah kau menerimanya?