Chapter-5

9.1K 464 18
                                    

Itu gambarnya Kichida Riku, Ketua OSIS SMA Suimei. Like and comment yah...

YUKI POV

'Hhh.. Kenapa aku sampai memberitahukannya ya?'. Aku bergumam dalam hati. Entah kenapa, tadi aku memberitahukan Riku tentang kutukan itu. Seharusnya itu tidak bisa diberitahukan pada orang lain.

Kutukan.

Pikiranku melayang, memikirkan apa yang terjadi bertahun-tahun lamanya. Saat dimana semua kejadian mengerikan terjadi.

Saat itu, terdapat portal yang dapat menghubungkan dunia manusia dengan dunia para monster. Kedua dunia itu, hidup berdampingan. Tapi, 4 orang dari dunia monster menyebabkan kekacauan dan perang. Untuk mengakhirinya, dibuatlah suatu perjanjian abadi. Bahwa kedua dunia ini tidak akan pernah bersosialisasi lagi untuk menghindari terjadinya perang. Perjanjian itu disetujui dan ditutuplah portal penghubung kedua dunia itu.

Tapi ternyata 3 orang dewa dari dunia monster menikah dengan perempuan di dunia manusia. Mereka terus merahasiakannya. Bahkan setelah mereka memiliki anak.

Tapi, seseorang membeberkannya dan akhirnya ketiga dewa dan istrinya diasingkan. Bahkan diincar untuk dibunuh.

Selama beberapa menit, aku terus memikirkan cerita itu. "Menghayal itu tidak baik". Sebuah suara membuyarkan lamunanku. Aku melihat ke sekelilingku tapi, tidak ada siapa-siapa disana. Tiba-tiba, sebuah kaleng jatuh menimpa kepalaku. "Aku disini tahu!". Aku menoleh keatas dan disana, diatas pohon Kazuki duduk dengan tenangnya sambil makan dan minum disitu. "Kau! Sedang apa kau disini?"

Kazuki melompat turun dari pohon. "Aku akan sekolah disini" jawabnya singkat. "Apa?! Kenapa?" tanyaku heran. Dia mengangkat bahunya dengan ekspresi seakan-akan mengatakan 'aku tidak tahu'. "Apa ini perintah?" tanyaku datar. Dia mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu aku menerimanya" balasku lalu pergi menuju kelas. "Ternyata benar ya..." gumam Kazuki yang terdengar olehku. "Apanya?" tanyaku berhenti sejenak. "Kau begitu dingin" lanjutnya lagi. Aku menoleh sambil tersenyum miris. "Memangnya kau tidak?". Kazuki terkejut mendengar pertanyaan itu. Aku hanya terus berjalan menuju kelas tanpa menoleh lagi padanya.

Kriingg...

Bel pulang berbunyi...

Aku segera keluar dari kelas. Aku harus segera pulang kalau tidak Kazuki akan menangkap dan menyuruhku pergi ke markas. Aku menuruti perkataan mereka karena terpaksa. Sebenarnya, aku tidak mau.

Aku berlari-lari kecil menuju pondok. Sejauh ini, Kazuki tidak ada. Aku tersenyum pertanda lega. Tapi, saat aku tiba di pondok, sosok yang tidak ingin kutemui berada disitu. Seketika senyumku menghilang. "Huh! Kau pikir, kau bisa lari dariku?" tanyanya. Aku hanya membuang muka.

"Sekarang, ayo pergi! Itsuko-sama sudah menunggumu" ujarnya lagi. "Huh! Baiklah!" kataku mengiyakan.

DI MARKAS...

"Baiklah, hari ini, kau harus perlu memilih senjata yang cocok untukmu" jelas Itsuko-sama. "Tentu saja pedang" jawabku santai sambil mengambil sebilah pedang yang telah tersedia. "Hoaammm..." aku menguap. "Kenapa aku masih perlu berlatih? Aku disini untuk membantumu itu berarti aku lebih kuat. Jadi, aku tidak perlu berlatih" lanjutku lagi sambil melempar pedang itu ke lantai.

"Apa kau yakin?" tanya Itsuko-sama. Aku mengangguk dengan angkuhnya. "Apa kau belum menyadari bahwa kau sudah tidak memiliki regalia lagi".

Aku menatapnya dengan tatapan nanar. "Apa maksudmu?". Itsuko-sama berjalan melewatiku lalu mengambil sebuah kotak kayu yang sudah tua. Dia membukanya dan memperlihatkannya padaku. Aku terkejut.

"Masaka..." aku tak mampu berkata-kata lagi. "Ini pedang milikmu. Tapi, pedang ini sudah kehilangan kekuatannya. Itu salahmu. Kau berhenti menggunakannya. Sekarang, ini tidak lebih dari pada sampah!" jelasnya dengan raut wajah yang membuatku kesal.

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang