Chapter-6

6K 392 12
                                    

Itu Mizushima Kazuki...


RIKU POV

"Yuki??"

Aku terkejut ketika menyadari bahwa gadis yang diselimuti oleh hawa dingin ini adalah Yuki. Aku dapat merasakan bahwa Yuki pun terkejut saat melihatku di bukit.

"Yuki? Kore wa hontōni nani o shite yuki? (apa benar ini yuki?)" aku bertanya secara perlahan. Gadis itu hanya diam sambil terus mengelus kucing hitamnya. "Anata wa shizukana hitodeatte mo yoi. Shikashi, sukunakutomo, watashi no shitsumon'nikotaeru (kau mungkin orang yang pendiam. tapi, setidaknya, jawablah pertanyaanku)" ucapku berusaha membujuknya.

Yuki berhenti mengelus kucing hitam itu. Aku yakin kucing itu adalah kucing yang sama saat aku bertemu dengannya. Dia menatapku dengan dingin. Aku dapat merasakan hawa dingin di sekelilingku. Pepohonan disekitar mulai membeku. Dia berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan kearahku. Setiap kali dia menapakkan kakinya, tanah yang disentuhnya membeku.

"A-no... Yuki, anata wa watashi ga furīzu suru tsumori wanaidesu ka? (kau tidak akaN membuatku membeku, kan?)" tanyaku yang mulai merasa tidak enak. Yuki tidak menjawab dia hanya terus berjalan menghampiriku. Hanya tinggal hitungan detik lagi sebelum aku membeku. Aku menutup mataku bersiap menyerahkan diri.

Tapi, aku tidak membeku. Padahal, Yuki sudah berada tepat di depanku.

"Noroi (kutukan)"

Aku terpaku. Dia kembali mengucapkan kata itu. "Apa maksudmu?" tanyaku.

"Apakah kau pernah mendengar sebuah legenda yang bercerita tentang hubungan dunia manusia dan monster?". Tiba-tiba saja, Yuki berbicara dengan nada biasa. Aku berusaha mengingat legenda itu. Ah, aku mengingatnya. Ketiga laki-laki dari dunia monster yang menikah dengan perempuan di dunia manusia.

Aku mengangguk. Yuki kembali menatapku dengan dingin seraya menghela nafasnya lalu mengatakan sesuatu yang membuatku sangat terkejut. "Watashi wa karera no shisondeshita (aku adalah keturunan mereka)".

"Hee?! Fukanō! (tidak mungkin!)" teriakku spontan. Tapi, Yuki tidak mengubah ekspresi wajahnya. Dia serius. "Lalu, kenapa kau mengatakan tentang kutukan?" tanyaku yang masih penasaran. "Keturunan dari ketiga pasangan itu mendapatkan kutukan..." Yuki menghentikan perkataannya sejenak. "Bukan. Lebih tepatnya, aku yang mengutuk diriku sendiri" lanjutnya sambil tertunduk.

"Mengapa kau mengutuk dirimu sendiri?"

"Kau masih tidak mengerti? Kekuatan ini membuatku takut" jelas Yuki. Aku dapat melihat jelas bahwa sekarang dia sedang ketakutan.

Aku memandang sekeliling. Anehnya, kucing hitam yang dielus Yuki tadi sudah tidak ada. "Yuki, kucing hitam yang tadi mana?" tanyaku. Dia menatapku dengan tatapan terkejut. "Nazedeshou ka? (kenapa?)" tanyaku dengan heran.

"Kau bisa melihatnya?" tanya Yuki

"Apa?"

"Kucing itu. Kucing hitam, kau bisa melihatnya?"

"Tentu saja. Memangnya kenapa?"

Yuki mundur beberapa langkah menjauh dariku./ Kucing hitam itu tiba-tiba saja muncul lagi. Yuki duduk diatas batu sambil mengelus kembali kucing hitam itu.

"Aku tak percaya kau bisa melihatnya. Ini Kuro, Cat Sith milikku. Tidak sembarang orang yang dapat melihatnya. Mereka bisa melihatnya tapi, tak akan bisa mengingatnya lagi, dia akan segera dilupakan" jelas Yuki sambil terus mengelus kucing itu. "Dan juga, hanya orang yang memiliki darah dari dunia monsterlah yang dapat melihatnya dan tidak melupakannya" lanjutnya lagi. Aku terkejut.

"Jissai ni wa daredesu ka? (sebenarnya kau siapa?)"

Mendengar perkataannya, aku tersentak kaget. Aku hanya bisa diam.

Tanpa aku sadari, mata Yuki menggelap saat menatapku. Dia menelitiku dari atas sampai bawah seperti ada sesuatu yang sedang dicarinya.

Setelah melakukan hal itu, dia menghentikan semua kekuatannya. Daerah yang telah beku kini kembali seperti semula. Diakembali mengubah wujudnya seperti semula.

"Kau haru ikut denganku" ujarnya sambil menarik tanganku masuh ke dalam hutan di perbukitan.

YUKI POV

'Aku harus membawanya ke markas. Itsuko-sama harus tahu tentang hal ini' batinku dalam hati. Aku menoleh kearah Riku yang berlari tepat di belakangku. Nampaknya, dia masih belum menyadarinya. Dia terlalu polos.

Sesampainya di markas, aku segera berlari menuju ruangan Itsuk-sama. Dia sedang mengetik sesuatu diatas meja kerjanya.

"Ada apa, Yuki? Nampaknya kau sangat tergesa-gesa. Apa sedang terjadi sesuatu?" tanya Itsuko-sama kepadaku. Aku tidak mau menjelaskannya secara panjang lebar. Secara spontan, aku menarik tangannya keluar dari ruangannya dan membawanya menuju Riku yang sedang menunggu di ruang depan. "Yuki! Apa yang lakukan? Kenapa kau membawa..." perkataan Itsuko-sama terputus saat dia melihat Riku duduk dengan tenang di ruang depan.

"Yuki... Apakah dia?" Itsuko-sama memandangku dengan tatapan tak percaya.

"Aku belum bisa memastikannya. Silahkan anda buktikan sendiri" jawabku.

Itsuko-sama berjalan perlahan kearah Riku yang masih kebingungan.

"Siapa kau?" tanya Itsuko-sama

"Kichida Riku desu" jawab Riku dengan tenang

"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku tidak mengerti maksud perkataanmu"

Itsuko-sama kembali berjalan kearahku lalu membisikkan sesuatu. "Tolong panggilkan Kazuki secepatnya". Aku mengangguk lalu berlari mencari Kazuki.

Aku berlari mengelilingi markas. Tak ada satu pun ruangan yang aku lewati. Tapi, Kazuki tidak ada di sana. Sebenarnya dia bersembunyi dimana? Apakah disini ada tempat rahasia miliknya?

Karena putus asa, aku berteriak memanggilnya. "Kazuki! Kazuki! Itsuko wa, ryōhō o sagashiteimasu (Itsuko-sama mencarimu)" teriakku sekuat tenaga. Tapi, Kazuki tidak muncul juga. "Huh, kenapa sih dia selalu bersmbunyi? Dasar bodoh!" gerutuku kesal.

"Hito wa orokana nodesu ka? (siapa yang bodoh?)" sebuah suara mengagetkanku. Aku menoleh perlahan.

"Ka-ka-kazuki?" aku terkejut saat melihatnya berdiri tepat di belakangku. Dia memandangku dengan tatapan tajam.

"Dimana Itsuko-sama?" tanyanya.

"Di ruang depan"

Tanpa banyak bicara, dia segera beranjak pergi. Aku mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya. "Berhenti memanggilku dengan sebutan yang aneh. Baka!" ujarnya sambil memukul kepalaku lalu membalikkan badannya dan pergi. "Bakaja arimasen no! (kau yang bodoh!)" teriakku dengan kesal. Dia menoleh lagi. "Omae, hontoni baka je ne yo! (kau benar-benar orang yang bodoh!)" ledeknya lagi.

Aku menggeram dengan kesal.

"BAKA! KAZUKI ANATA NO BAKA!!!"

"Ha? Nani nani? Ore wa sore o kiku koto ga dekinakatta (aku tidak bisa mendengarnya)" balasnya tanpa menoleh kearahku lagi.

Dasar!

Aku mengurungkan niatku untuk berjalan mengikutinya. Aku mengambil jalur yang berbeda.

KAZUKI POV

"Ada apa Itsuko-sama?" tanyaku.

"Kita mendapatkan teman baru"

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang