"Kau tidak bisa lari, Chinatsu Yuki.."
AUTHOR POV
"Mizushima Kazuki"
Yuki memandang Kazuki dengan pandangan datar. "Nandeshou? (apa yang kau inginkan?)" tanya Yuki datar.
"Itsumo no yō ni tsumetai(dingin seperti biasanya)" balas Kazuki itu datar. "Kau sudah tahu apa yang aku inginkan" tiba-tiba, pandangan matanya menjadi tajam.
"Gomen, shikasi, Watashi wa sore o kyohi shimasu (maaf, tapi, aku menolaknya)" jawab Yuki lalu melepaskan gengaman Kazuki.
"Aku sudah menduga kalau kau akan memberikan jawaban seperti itu" ucap Kazuki. Yuki memandangnya penuh keheranan. "Tapi, aku tidak bisa menerima jawaban seperti itu lagi. Karena, kau memang harus kembali" lanjutnya.
"Dōiu imidesu ka? (Apa maksudmu?)" tanya Yuki. "Tsumari, ore wa omae ni modotte kyōsei sa remasu (dengan kata lain, aku akan memaksamu kembali)" jawab Kazuki. "Huh!Dō yatte? (Huh, caranya?) tanya Yuki dengan nada sombong.
Tiba-tiba, Kazuki mengangkat Yuki dengan kedua tangannya dan memasukkannya kedalam sebuah tabung. "Anata wa nani o shite iru nodesu ka?! Watashi o emasu! (Apa yang kau lakukan! Keluarkan aku!)" pekik Yuki.
Kazuki hanya memandang Yuki dengan raut wajah senang. "Itterashai! (selamat jalan!)" ujarnya lalu menekan tombol start dan perlahan-lahan tabung itu menghilang. "Iaa!!!" teriak Yuki lalu menghilang bersama dengan tabung itu.
"Hhh... Yuki, Okairi (Yuki, selamat datang)" gumam Kazuki pelan.
KAZUKI POV
Aku merogoh saku celana untuk mengambil ponselku lalu menelpon seseorang. "Kare wa kare no hōhō ni arimashita (Dia sedang dalam perjalanan)".
"Hh... dasar!Mendōna dake! (menyusahkan saja!)" gumamku kesal. Tapi, aku tetap tidak mengerti mengapa mereka begitu menginginkan gadis itu? Bukankah sudah jelas bahwa Yuki tidak ingin bergabung kembali?
Memang sih, kita sedang kekurangan anggota, tapi, kenapa harus dia?
Yang paling membingungkan adalah... Mengapa Yuki berhenti? Padahal, dia masih memiliki bakatnya. Semua orang itu aneh.
Tapi, untuk sekarang, aku harus kembali ke markas.
RIKU POV
Aku mondar-mandir di sekitar sekolah. Aku sedang mencari sosok Yuki. Tapi, sejauh ini, aku tidak bisa menemukannya. Tasnya juga sudah tidak ada sejak istirahat tadi.
Apa dia benar-benar berusaha untuk menjauhiku? Tapi kenapa?
"Riku!" seseorang memanggil namaku. Aku berjalan menghampirinya. "Nani yo, Fukube?" tanyaku dengan nada malas. "Kau sedang mencari siapa?" tanyanya. Aku melihat sekitar masih berusaha mencari Yuki.
"Rikuuu... Kau sedang mencari siapa?" ucap Fukube mengulangi pertanyaannya. "Ah, Yuki" jawabku polos.
"Pffftttt... Hahahahaha....". Fukube tertawa dengan begitu kerasnya. Aku sedikit heran dengannya. "Nani ga son'nani okashīdesu ka? (apa yang lucu?)" tanyaku.
Fukube berhenti tertawa lalu berbisik di telingaku. "Anata ga yuki ga suki? (kau menyukai Yuki?)" tanyanya yang membuat mukaku merah seketika.
"Mo, mo, mochiron chigaimasu! Ore wa kokishin ga tsuyoidesu! Kokishin osei! (Te, te, tentu saja tidak! Aku hanya penasaran! Penasaran!)" jawabku dengan wajah yang masih merah karena malu.
"Sore wa, hontodesu ka? (benarkah?)" tanyanya memastikan. "Mo mo mochiron!" jawabku tegas. "A, naruhodo ( begitu ya!)" ucapnya lagi.
Kring!! Kring!!
Bel pulang berbunyi...
"Ja, mata ne.. (sampai jumpa..)" ujar Fukube berlari meninggalkanku sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaian tangan itu.
Aku berjalan menuju ke kelas untuk mengambil tasku yang masih berada di sana. Hanya tasku yang berada di sana. Aku berjalan dengan langkah gontai menuju tempat dudukku. Capek.
Aku masih memikirkan Yuki, gadis itu sangatlah aneh. Aku menolehkan wajahku ke tempat duduk Yuki. Sesaat aku teringat perkataan Fukube.
"Anata ga yuki ga suki?"
Wajahku kembali memerah saat memikirkannya. Tentu saja tidak. Setelah selesai merapikan barang-barangku, aku berjalan keluar dari kelas.
AUTHOR POV
Yuki mendapati dirinya di dalam sebuah ruangan. Seseorang berdiri di ambang pintu ruangan tersebut.
"Anata o matteimasu (aku menunggumu)"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Girl
FantasyJika semua di dunia ini beku apa yang akan kau lakukan? Jika hati dan sifatmu seperti salju, begitu rapuh dan dingin, dapatkah kau menerimanya?