"Ka...Zu...Ki!!"
Seseorang memanggil namaku. Berkat panggilannya itu aku dapat terbangun.
"Uhuk! Uhuk!!"
"Kazuki kau selamat!" seru Reika. Gadis itu spontan memelukku. Riku bersama yang lain sedang mengerumuniku.
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
Tapi, ketika aku menanyakan hal itu, mereka menundukkan kepala. Seakan-akan enggan menceritakan apa yang terjadi.
"Ada apa?" tanyaku lagi.
"Ifreet menghilang..." ucap Riku.
"Bukankah itu bagus?"
Dia menggelengkan kepalanya.
"Dia menghilang, begitu pula Yuki"
(Malam itu)
Panah menembus jantung Iblis itu. Membuatnya terhempas ke tanah di susul Kazuki yang sudah tidak sadarkan diri lagi.
Riku dan Reika segera berlari Kazuki. Mereka menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tapi, pemuda itu tidak kunjung bangun dari pingsannya.
"Ba-bagaimana ini?" tanya Reika.
"Aku tidak tahu. Kekuatanku sudah terkuras habis. Aku tidak bisa menyembuhkannya" sesal Riku.
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Menunggu bantuan, kurasa..."
"Hhh.. Di saat seperti ini kita menjadi orang yang tidak berguna!"
Beberapa menit kemudian, tubuh Iblis itu bercahaya. Begitu terang. Cahayanya menyelimuti seisi kerajaan.
Perlahan-lahan, dinding-dinding yang rusak menjadi seperti baru lagi.
Cahaya itu menyelimuti tubuh Kazuki. Menghilangkan goresan-goresan yang memenuhi tubuhnya.
Hal yang sama terjadi pada mereka yang terluka. Setelah itu, cahayanya merambat keatas langit. Perlahan, tubuh iblis itu menghilang menjadi serpihan debu.
Reika dan Riku hanya dapat diam mematung melihat kejadian itu.
Kazuki Pov
Aku terkejut ketika mendengar perkataan mereka.
"Lalu dimana Yuki?" Tanyaku.
Mereka memandangku dengan tatapan bingung.
"Siapa itu?" Tanya Akira.
"Kalian tidak ingat?" Tanyaku. Mereka menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Riku. Kau pasti mengingatnya, kan?"
"Kurasa tidak"
"Tidak mungkin! Ryuka, Ryuuji kalian pernah menculiknya. Kalian ingat?"
"Tidak"
"Ta-tapi..."
"Sudahlah, mungkin kau kelelahan. Istirahatlah dulu. Kau sudah pingsan sejak kemarin. Ada kemungkinan ingatanmu terganggu" ujar Reika.
Gadis itu segera merebahkan diriku lagi. Tapi, aku menolaknya. Aku meloncat bangun dan berlari keluar dari ruangan itu.
Aku tahu bahwa aku berada di dalam markas. Tapi itu bukan ruanganku.
Aku berlari menuju ruangan Yuki. Jika mereka tidak mengingatnya, aku akan membuktikannya.
Cklek!
Aku membuka pintu kamarnya. Apa yang kuharapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Ruangan itu kosong. Tidak ada meja belajar. Tidak ada ranjang miliknya. Bahkan saat kubuka lemarinya, tidak ada satu pun pakaian biru miliknya.
Apakah dia benar-benar hilang?
Tidak! Tidak mungkin. Itu hanya mimpi. Mimpi saat aku pingsan itu saja.
Aku kembali pergi menuju ruangan Itsuko-sama. Pria itu duduk di meja kerjanya dengan secangkir kopi di atas mejanya.
Kembali kutanyakan tentang Yuki tapi dia tidak mengingatnya.
Ada apa dengan semua orang? Mengapa mereka bisa melupakan Yuki?
Saat aku kembali, ayo penuhi janji itu Azu-chan
Ah, aku ingat! Janji! Taman itu. Yuki pasti pergi kesana.
Secepat kilat aku berlari menembus pepohonan hutan. Tak peduli dengan goresan ranting tajam di pohon. Entah sudah berapa kali aku terjatuh. Aku tidak peduli.
Lari!
Hanya hal itu yang memenuhi benakku saat ini.
Sedikit lagi aku akan sampai di taman itu. Aku sudah melihat taman itu. Aku berhenti sejenak. Sesuatu menarik perhatianku.
Seorang gadis dengan rambut putih yang terurai dan kini tertiup oleh angin disekitarnya. Dress selutut dengan perpaduan warna biru-putih. Aku tersenyum.
Yuki.Kupercepat langkahku sampai ke taman itu. Alangkah terlejutnya aku ketika tidak mendapati seorang pun disana.
Padahal aku jelas melihat seseorang berdiri disana. Dimana dia sekarang? Apa itu hanyalah khayalanku? Tapi, tapi...
Aku terduduk di bangku taman. Bangku tempatku biasa bercanda dengannya. Itu sudah lama sekali. Aku menatap cincin yang tersematkan di jariku.
Aku membuat lingkaran sihir, dan melihat rekaman demi rekaman yang terekam di dalam cincin itu. Hingga aku berhenti di sebuah rekaman yang bahkan aku tidak pernah melihatnya.
Gadis itu, sedang merekam dirinya sendiri. Di dalam ruangannya dia sedang duduk di sofa panjang itu.
"Hai..." ucapnya sambil melambaikan tangannya.
"Dari dulu aku sudah mengetahui fakta bahwa cincin ini merekam segala apa yang kulakukan. Hingga saat ini, aku menemukan cara untuk merekam diriku sendiri"
Dia menghela nafasnya sejenak.
"Kazuki, aku tahu kau memiliki cincin yang sama. Aku berharap kau dapat melihatnya. Jika kau melihat rekaman ini, mungkin semuanya sudah berakhir. Bukankah itu bagus? Aku akan berusaha semampuku agar Ifreet tidak menghancurkan dunia. Semoga aku berhasil"
"Aku berterima kasih padamu karena kau sudah menyanggupi untuk membunuhku jika Ifreet menguasai tubuhku. Jika aku menghilang, semua orang akan melupakanku. Jadi, aku mohon agar kau tidak melupakanku. Karena, jika suatu saat aku kembali, kita bisa menepati janji itu. Azu-chan..."
Setelah itu semuanya buram. Kulihat tanggal perekaman di bawahnya.
13 Agustus 20:00
Ini adalah saat sebelum aku pergi ke dunia monster. Yuki sudah mengetahui apa yang akan terjadi. Dan dia terlihat begitu tenang.
Sekarang tak seorang pun mengingatnya. Aku juga mungkin akan melupakannya seiring berjalannya waktu.
"Kau kembali berbohong padaku. Wadah Iblis yanh hancur, tidak akan bisa kembali. Kau mengerti maksudku, kan?"
"Chinatsu Yuki..."
Ku genggam erat cincin yang kini kehilangan pasangannya. Angin di sekitar menderu kencang berusaha meniupkan segala kegelisahanku. Tapi percuma kegelisahan ini tidak akan hilang.
Karena dia, gadis itu,...
Tidak mungkin kembali lagi...
•~•~•~•~•
Jreng! Jreng!
Dengan ini, author nyatakan cerita ini selesai. Maaf kalau kurang memuaskan. Sebenarnya author akan membuat buku kedua. Tapi, author ragu. Jadi, kalau ada yang setuju, vomentnya di tunggu ya...
°●° Yama-Shii °●°
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Girl
FantasyJika semua di dunia ini beku apa yang akan kau lakukan? Jika hati dan sifatmu seperti salju, begitu rapuh dan dingin, dapatkah kau menerimanya?