Chapter-8

5K 375 0
                                    

Chinatsu Yuki,

Apakah mungkin...

YUKI POV

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamarku saat aku masih sementara tertidur. Aku hanya menghiraukan ketukan pintu itu.

Tok! Tok! Tok!

Dia masih mengetuk, dan kini ketukannya semakin keras. Aku tetap tidak mau membukanya. Aku menutup kedua telingaku dengan bantal agar dapat kembali tidur. Aku melirik kearah jam di sebelahku.

Pukul 07.00

Tok! Tok! Tok!

Ketukan di pintu kembali terdegar. Sekolah kan masih satu jam lagi, kenapa ingin membangunkanku sekarang? Dengan malasnya, aku berjalan kearah pintu lalu membukanya.

"Kyaaa!!!"

....~~~~~....

Rasanya, aku ingin segera meninggalkan semua kehidupanku ini. Setidaknya, biarkanlah aku keluar dari sekolah ini sekarang.

Kenyataan yang sekarang berada di hadapanku tak dapat aku terima.

Kazuki.

Dia berdiri di depan kelas sambil memperkenalkan dirinya dengan sopan. Atau bisa di katakan sok sopan.

Aku tak menyangka kalau dia benar-benar akan bersekolah disini. Awalnya aku berfikir kalau itu hanyalah bualan semata. Tapi sekarang, dia sedang berdiri di depan kelasku.

Beberapa siswa di kelasku memujinya dengan kagum. Yang paling ribut adalah para gadis. Aku mengakui kalau Kazuki itu cukup tampan. Tapi, apakah reaksi mereka harus seperti itu? Bukankah itu berlebihan?

"Baiklah. Mizushima-san, kau bisa duduk di sebelah sana"

Kazuki berjalan menuju bangku yang ditunjukkan. Sialnya, bangku itu berada tepat di sebelahku. Aku hanya memalingkan wajahku. Berpura-pura untuk tidak peduli. Aku masih merasa kesal padanya jika mengingat kejadian tadi pagi. Dia mengetuk pintu kamarku dan saat aku membukanya, dia memakai topeng yang menyeramkan. Karena kaget, aku berteriak dan menyebabkan Itsuko-sama keluar dari dalam ruangannya dan menjitakku dengan keras.

Sadis.

Saat itu, Kazuki hanya tertawa. Dia sengaja mengagetkanku agar aku terbangun. Huh! Alasan yang tidak bisa aku terima.

"Chinatsu-san! Chinatsu-san!".

Seseorang memanggilku. Hal itu membuyarkan semua lamunanku. Ternyata itu sensei (guru). Aku segera memperbaiki cara dudukku lalu kembali memperhatikan pelajaran.

"Pfffttt....".

Aku dapat mendengar jelas kalau Kazuki yang duduk di sebelahku sedang menahan tawanya. Sebenarnya, apa yang dia inginkan? Apa dia ingin melihatku sengsara?

Aku melirik kearahnya. Dapat terlihat jelas kalau dia sedang menahan tawa. Awalnya, aku membiarkannya seperti itu. Tapi, lama-kelamaan aku dapat mendengar suaranya yang sedang tertawa. Aku kembali menatapnya dengan heran. Apa dia sedang kerasukan?

"Chinatsu!".

Lagi-lagi, aku mendapat teguran dari sensei. Aku kembali memperhatikan pelajaran. Tapi, Kazuki semakin menjadi-jadi. Sekarang, dia melihat kearahku sambil mempertahankan tawanya tadi. Aku kembali melihatnya lagi.

"Chinatsu! Ini sudah teguran yang ketiga kalinya!".

Aku segera memperhatika pelajarang. Tapi, hal itu justru membuat tawa Kazuki lepas.

"Hahahaha...."

Dia tertawa begitu kerasnya sehingga semua orang yang ada di kelas melihat kearahnya. Dia tertawa sambil menunjuk kearahku. Hal itu membuat teman sekelasku semakin bingung. Tapi, aku menyadari satu hal.

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang