"Kurasa kau mengetahuinya Kekuichi Azuno"
Kazuki Pov
Aku tercengang. Riku mengetahui identitas asliku. Yuki pasti memberitahukan hal itu padanya.
"Jadi itu keputusanmu Yuki" batinku dalam hati. "Kalau begitu segera persiapkan barangmu kita akan pergi menemuinya" seruku lagi.
"Memangnya kita mau pergi ke mana?"
"Tentu saja ke tempat keturunan hamon terakhir tinggal"
"Apa perjalanannya jauh?"
"Tidak. Tapi kita harus membawa senjata untuk berjaga-jaga. Dia sangat licik"
Setelah mendengar penjelasanku, Riku segera berlari menuju kamarnya.
Aku pun melakukan hal yang sama. Membawa semua barang yang di perlukan. Tak lupa ku masukkan buku kuno dan secarik kertas yang di berikan Riku padaku.
Setelah semuanya siap, aku dan Riku segera pergi keluar dari markas.
"Kazuki, sebenarnya, dimana tempat tinggal hamon itu?"
"Dunia monster"
"Apa?! Kau tidak bilang kalau kita akan kesana"
"Setidaknya aku bilang perjalanannya tidak jauh"
"Tunggu. Bukankah hamon itu keturunan terkutuk? Kenapa dia bisa tinggal disana?"
"Siapa yang mengatakan hal itu padamu?"
"Bukankah kau sendiri yang bilang?"
"Gomen. Itu hanya kebohongan agar masa laluku tidak terungkap. Itu saja"
Aku menghentikan langkahku. Kami sampai pada dinding pembatas dua dunia.
"Riku, kau membawa pakaiannya?"
"Tentu saja"
"Baguslah. Kalau begitu segera kenakan. Kita akan segera melewati perbatasan"
Riku menurut. Dia segera mengenakan pakaian yang diberikan oleh Haru. Lalu kami berdua segera melompat melewati batas.
"Sekarang kita kemana?" Tanya Riku.
"Diam. Dan ikuti saja kemana aku melangkah"
Gresek!
Suara gesekan dedaunan menghilangkan keheningan. Kini, kami sedang berada di tengah hutan. Hanya ditemani pepohonan rimbun.
Akhirnya, kami sampai di depan sebuah pondok yang terbuat dari kayu.
"Ayo!" Ajakku pada Riku. Lelaki itu hanya mengangguk mengikuti langkahku.
Ciit!
Pintu kayu berbunyi ketika aku membukanya. Hawa di dalamnga begitu pengap dan juga gelap. Kunyalakan senter untuk menerangiku. Wajar saja, hari sudah menjelang malam.
"Halo... apa ada orang?" Ujarku. Perkataanku itu menggema di pondok kecil itu.
Tiba-tiba lampu menyala. Hanya satu lampu yang menyala. Lampu di bagian lantai atas.
Mengherankan, memang jika pondok seperti itu ternyata bertingkat dua. Tapi, itu tidak mengherankan jika dibuat berdasarkan sihir.
Terdengar lantunan piano di mainkan dengan indahnya.
Saita no no hana yo
Aa.. douka oshiete okure..
Hito wa naze kidzutsu keatte..
Dekinai no deshou...Aku memberikan isyarat pada Riku bahwa kita harus naik ke atas. Ke tempat asal nyanyian itu berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Girl
FantasyJika semua di dunia ini beku apa yang akan kau lakukan? Jika hati dan sifatmu seperti salju, begitu rapuh dan dingin, dapatkah kau menerimanya?