Picture : Mizushima Kazuki (Dunia Lain)
Kazuki Pov
Mentari pagi bersinar dengan terang di luar. Cahayanya menerobos memasuki celah jendela kamarku. Aku membuka mataku dengan perlahan. Menerawang keadaan di sekitar sembari mengucek mata yang masih terasa berat untuk di buka. Riku sedang terlelap di sebelahku.
"Riku! Bangun!" ujarku sambil menggoyangkan badannya. Riku mengerjapkan matanya perlahan. "Dimana Haru?" tanyanya dengan nada malas. Aku mengangkat kedua bahu pertanda bahwa aku tidak melihatnya.
Semenjak aku bangun, aku tidak melihat Haru berada di sekitar. Aku juga masih bingun ini dimana. Seingatku Haru membawa kami menuju tempat untuk menginap setelah itu aku tidak bisa mengingat apa-apa lagi.
"Ayo kita cari Haru" ajakku. Riku mengangguk kemudian mengikutiku berjalan keluar dari ruangan.
Nampaklah Haru sedang berdiri memandang pemandangan. Dia berdiri di balkon yang kini diterpa cahya mentari. Aku semakin bingung. Kenapa kami bisa berakhir disini? Bukankah ini pintu keluar kenapa malah menuju balkon?
"Haru?" panggilku. Haru menoleh ke belakang. "Ah, Kazuki, Riku? Kalian sudah bangun?" tanyanya dengan nada santai.
"Haru, sebenarnya ini dimana?" tanya Riku. "Ah, ini tempat tinggalku" jawabnya santai.
"Hee?? Honto??" teriakku dan Riku secara bersamaan. "Mochiron (tentu saja)". Aku dan Riku hanya dapat ber-oh ketika mendengar perkataan Haru. Bayangkan Haru tinggal di rumah yang sebesar ini. Seperti sebuah istana.
"Haru, kau tinggal sendirian di rumah besar seperti ini?" tanyaku. Dia tersenyum sebentar. "Siapa bilang aku tinggal disini sendirian?". Aku terkejut.
"Moshi sōnara, anata ga sunde imasu ka? (kalau begitu, kau tinggal dengan siapa?)" tanya Riku. Bertepatan dengan pertanyaan Riku, seorang gadis cilik memasuki kamar ini dan berlari kearah Haru dengan ekspresi gembira.
"Nii-chan!" panggilnya. Haru yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Gadis itu mememluk Haru dengan erat. "Nii-chan osoi! (lambat!)" gerutunya. Haru hanya tertawa kecil.
"Haru, si-siapa dia?" tanya Riku.
"Oh, imoto (adikku)" jawab Haru singkat.
"Kau punya adik?" tanyaku.
"Tentu saja".
Haru melirik kearah adiknya seperti memberitahukan sesuatu. Adiknya tersenyum. "Watashi wa Akasaka Suzuha desu. Hajimemashita!" ujar gadis itu sambil membungkukkan badannya. "Aa, hajimemashita" balasku dan Riku hampir bersamaan.
Suzuha memandangku dan Riku dengan bingung. Aku segera mengerti maksud dari tatapannya.
"Gomen. Watashi Mizushima Kazuki desu. Kare wa... (dan dia...)". Aku melirik kearah Riku. "Kichida Riku desu" lanjutnya sambil membungkukkan badannya. Gadis itu tersenyum senang. "Sokka. Kazuki nii-san to Riku nii-san, okaerinasai (selamat datang)" sambutnya dengan senyuman manis di wajahnya.
Aku memperhatikan gadis itu dengan teliti. Rambutnya berwarna hitam seperti rambut Haru hanya saja matanya berwarna hijau. Dia memakai setelan baju yang nampak seperti baju sekolah.
"Tunggu dulu. Haru ini rumahmu. Berarti kau monster???" tanyaku.
"Tentu saja. Ku kira kau tidak menyadarinya" jawabnya. Aku melihat Riku, dia hanya bisa diam mematung.
"Da-dan adikmu..."
"Dia monster".
Dalam sekejap Suzuha menyikut perut Haru dengan kerasnya sehingga Haru sempat mundur beberapa langkah. "Jangan bilang aku monster!" gerutunya sambil berkacak pinggang. "Gomen. Tapi, mereka hanya mengerti dengan kata itu. Aku malas menjelaskannya" kata Haru. Aku semakin bingung ketika mendengar apa yang mereka katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Girl
FantasyJika semua di dunia ini beku apa yang akan kau lakukan? Jika hati dan sifatmu seperti salju, begitu rapuh dan dingin, dapatkah kau menerimanya?