Chapter-11

4.4K 365 2
                                    

Author POV

"Hoamm..."
Yuki menguap dengan sangat lebar. Rasa kantuknya masih terasa. Tapi, apa boleh buat, hari ini dia harus pergi ke sekolah. Jam weker di sebelahnya tidak mau berhenti berbunyi.

Dengan malasnya, Yuki berdiri dari tempat tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi.

(Beberapa menit kemudian...)

Yuki menatap pantulan dirinya di cermin. Tak lupa dia mengenakan bando putih khasnya dan juga cincin itu.

"Pangeran itu, menyukai warna bernuansa putih biru. Sama sepertiku" gumam Yuki sambil terus memandangi cincin itu.

Karena kejadian tadi malam, sifatnya sudah mulai berbeda. Yah, bisa di katakan dia mulai bersemangat.

Yuki keluar dari kamarnya sambil tersenyum senang. Tidak biasanya dia bersikap seperti itu.

Di ruang depan, dia berpapasan dengan Kazuki dan Riku yang saat itu juga akan pergi ke sekolah.

"Ohayou, Yuki" sapa Riku. Yuki menoleh lalu tersenyum. "Ohayou, Riku" balasnya. Kazuki menatap Yuki dengan tatapan heran.

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Kazuki. "Tidak ada" jawab Yuki penuh misteri. "Tadi malam, dia berdansa dengan seorang pangeran" jelas Riku tiba-tiba.

"Riku, kau tidak perlu mengatakan hal itu kepadanya" protes Yuki. "Oh, pangeran ya? Apa dia juga orang yang memberikan cincin itu padamu?" tanya Kazuki lagi.

Yuki mengangguk. "Yap. Bagus kan?" tanyanya memastikan. Tapi Kazuki hanya menahan tawa. Yuki memandang Kazuki dengan heran.

"Apa yang lucu?" Tanya Yuki bingung.
"Pfffttt..."
"Apa yang lucu?!" Bentak Yuki kesal. Kazuki terdiam.
"Betsuni" jawabnya singkat.
"Ikimashou, minna" ajak Riku yang sedari tadi hanya diam.
Mereka bertiga pun pergi ke sekolah bersama.

●●●●●
(Di sekolah)

Yuki, Kazuki, dan Riku berjalan menyusuri koridor bersama. Semua mata tertuju pada mereka. Bagaimana tidak, mereka sangat menarik perhatian semua orang.

Sang ketua OSIS dan murid baru yang baru saja masuk pergi ke sekolah bersama seorang gadis yang sulit untuk di dekati. Semua orang pasti bertanya-tanya tentang apa yang terjadi diantara mereka.

Tapi, anehnya, mereka bertiga tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitar mereka.

Dari kejauhan Fukube melihat Riku sambil tersenyum sendiri. "Rupanya dia serius" gumamnya lalu masuk ke dalam kelas.

Mereka bertiga melangkah masuk ke dalam ruang kelas. Fukube segera datang mendekati Riku.

"Ohayou, Riku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Sebentar saja" ajak Fukube menggenggam tangan Riku. Yuki melihat mereka dengan tatapan bingung.

"Anata dare?" Tanya Yuki kepada Fukube. "Ah, ore? Mmm, panggil saja Fukube. Aku teman dekatnya Riku. Hajimashita" jawab Fukube memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Tapi, saat Yuki hendak membalas uluran tangan itu, dia sudah di dahului oleh Kazuki. "Oh, hajimemashita" ujar Kazuki. Yuki memandang Kazuki dengan heran. Tapi tatapannya hanya di balas dengan tatapan datar Kazuki.

Fukube yang melihat kejadian itu sedikit terkejut namun tersenyum kembali. "Aku ingin berbicara dengan Riku sebentar. Apa kalian keberatan?" Tanya Fukube dan di balas dengab gelengan kepala Yuki.

Melihat jawaban itu, Fukube segera menarik Riku menjauh dari Yuki dan Kazuki.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Riku. "Kau harus berjanji untuk menjawabnya dengan jujur" sahut Fukube. Riku hanya mengangguk.

Snow GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang